pola kecenderungan dari berbagai hasil pengujian tersebut yang disajikan dalam satu bentuk grafik.
3.3.1. Karakteristik sifat optik dan dinamika respon sensor smart packaging
berbahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB mengacu pada
Byrne 2002
Sampel ikan dengan bobot 25 gram diletakkan dalam gelas plastik berukuran tinggi 50 mm dan diameter 50 mm. Di tengah penutup gelas dilubangi dengan
diameter kurang lebih 1 cm. Sensor smart packaging selanjutnya diletakkan terbalik di atas penutup gelas. Kertas filter bewarna putih ditempelkan mengelilingi sensor
untuk memberikan warna latar putih, sehingga perubahan warna sensor jelas terlihat. Bagian atas selanjutnya ditempelkan selotip transparan untuk menahan sensor dan
kertas filter. Di sekeliling penutup gelas dilapisi selotip untuk mencegah keluar komponen volatil perubahan biokimia kebusukan ikan dari gelas sehingga dapat
tertangkap secara langsung oleh sensor. Agar penyinaran efektif, pada sekeliling gelas ditempel lakban hitam, sehingga cahaya yang kembali ke detektor
spectrophotometer hanya berasal dari refleksi cahaya sensor smart packaging. Gelas berisi ikan dan sensor ini disimpan pada suhu ruang 30°C. Rancangan
instrumen uji sensor smart packaging dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar rangkaian instrumen uji sensor smart packaging dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam Lampiran 6. Spectrophotometer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah USB 2000 Vis-NIR. Spektrofotometer USB 2000 Vis-NIR bekerja dengan metode refleksi
cahaya. Cahaya dari lampu disalurkan menuju probe fiber optik bentuk “Y” dan selanjutnya ditembakkan ke sensor. Cahaya yang datang transmisi sebagian diserap
absorb oleh sensor dan sisanya dipantulkan refleksi kembali ke probe. Cahaya diteruskan oleh probe menuju spektrofotometer USB 2000 Vis-NIR dan diolah. Data
olahan dikirim ke komputer. Software Spectra Suite Ocean Optics yang sudah di- install
dalam komputer digunakan untuk menerjemahkan data dari spektrofotometer USB 2000 Vis-NIR menjadi grafik spektrum dari sensor. Grafik spektrum yang
ditampilkan dapat berupa transmisi, absorbans, dan refleksi. Sebelum sensor diukur, dilakukan dahulu pengukuran spektrum blanko berupa kaca preparat tanpa sensor
bening. Pengukuran absorbansi dilakukan setiap 1 jam sekali. Data dari
spektrofotometer diolah menggunakan microsoft excell untuk dibuat grafik absorbans cahaya panjang gelombang sehingga dapat dilihat perubahan sifat optik sensor smart
packaging berbahan dasar chitosan-asetat, PVA, dan indikator BTB sebelum dan
sesudah diuji ke fillet ikan nila. Selanjutnya dibuat grafik puncak absorbans spektrum sensor serta waktu pengamatan untuk melihat dinamika respon sensor yang ada.
Gambar 5. Rancangan instrumen uji sensor smart packaging berbahan dasar chitosan-asetat
, PVA, dan indikator BTB Byrne 2002. Proses pembuatan
smart packaging
dengan sensor berbahan dasar chitosan-asetat,
PVA, dan indikator BTB
Byrne 2002 dan Apriyanto 2007
Komposisi larutan yang digunakan terdiri dari chitosan-asetat 1 bv sebanyak 48 ml, polivinil alkohol PVA 1 bv sebanyak 48 ml, dan pewarna
indikator pH Bromthymol Blue BTB 0,2 bv sebanyak 4 ml. Pencampuran larutan dilakukan dengan menggunakan ultrasonic processor selama 60 menit. Setelah itu
dilakukan pencetakan coated dengan menggunakan kaca preparat berukuran luas 1,5 cm
2
untuk selanjutnya dikeringkan pada suhu 50°C selama 30 menit. Diagram alir selengkapnya proses pembuatan sensor smart packaging dengan bahan dasar chitosan-
asetat , PVA, dan indikator BTB dapat dilihat pada Gambar 6.
Sumber cahaya Lampu
Spektrofotometer
Sensor Kertas filter
Selotip
Sampel ikan TVB-N
Gelas plastik Probe serat optik bentuk “Y” bifurkasi
Keterangan : Proses yang dimodifikasi dari Byrne 2002 dan Apriyanto 2007
Gambar 6. Diagram alir pembuatan sensor smart packaging dan analisis karakteritik sifat optik dan dinamika respon serta pengamatan tingkat kebusukan fillet
ikan nila selama waktu pengamatan 15 jam modifikasi dari Byrne 2002 dan Apriyanto 2007.
Proses preparasi sampel tingkat kebusukan fillet ikan nila
Proses preparasi sampel dilakukan untuk memaksimalkan tingkat kesensitifan sensor dalam mendeteksi proses kebusukan ikan yang nyata serta meminimalkan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keakuratan data, seperti adanya perbedaan perlakuan selama penanganan dan pengujian serta timbulnya kontaminasi
terhadap sampel yang digunakan. Sampel ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fillet ikan nila.
Larutan chitosan- asetat 48 ml
BTB 4 ml
Pencampuran Larutan
polivinil alkohol 48 ml
Homogenisasi dengan ultrasonic processor
Pulse 50 , selama 60 menit Pencetakan pada kaca preparat ukuran
1,5
cm
2
Pengeringan T : 50°C, t : 30 menit
Sensor Smart
P
ackaging
Pengujian pada fillet ikan nila selama 15 jam
Analisis sifat optik dan dinamika respon sensor smart packaging
Ikan nila hidup dengan berat rata-rata ± 500 gram per ekor didapatkan dari pasar lokal daerah Depok, Jawa Barat. Selama pengangkutan, ikan nila dimasukkan
ke dalam kantung plastik ukuran besar dan diberi oksigen. Perjalanan yang ditempuh sejauh 32 km selama ± 60 menit
untuk sampai di Laboratorium. Setelah sampai, ikan diistirahatkan dalam aquarium selama semalam ±12 jam untuk mengurangi tingkat
stress selama dalam perjalanan. Setelah 12 jam, ikan siap untuk dimatikan dan
disiangi. Selanjutnya dilakukan pembuatan fillet dan pencucian dengan air bersih. Sampel ikan yang digunakan dalam pengamatan merupakan dari daging yang
diambil pada daerah pusat center dari fillet ikan nila. Sampel diambil secara duplo, dimana masing-masing plot sebanyak 25 gram digunakan untuk pengujian sifat optik
absorbans sensor dan dinamika respon sensor. Kemudian dari fillet ikan nila yang sama diambil sampel masing-masing 25 gram untuk pengujian kebusukan ikan
selama waktu penyimpanan dengan empat kali waktu pengamatan. Sampel yang digunakan dalam pengujian kebusukan ikan untuk satu perlakuan meliputi uji TVBN
10 gram sampel, uji TBC 10 gram sampel, dan nilai pH 5 gram sampel. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Alur preparasi sampel pengujian
tingkat kebusukan fillet ikan nila selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Alur proses preparasi sampel pengujian tingkat kebusukan fillet ikan nila 3.3.2. Pengujian tingkat kebusukan
fillet ikan nila
Analisis tingkat kebusukan fillet ikan nila yang dilakukan meliputi uji TVBN, TBC dan nilai pH. Analisis dilakukan bersamaan dengan uji dinamika respon sensor
Bagian center
fillet ikan yang diambil
Sampel ikan dari bagian tengah
fillet ikan
25 g
100 g
Pengujian ke smart packaging
Analisis kemunduran mutu ikan pada jam ke-0, ke-5,
ke-10, ke-15: • TVBN
• TBC
• Nilai pH Fillet ikan nila
smart packaging . Pengamatan tingkat kebusukan fillet ikan nila dengan uji TVBN,
TBC dan nilai pH dilakukan pada jam ke-0, ke-5, ke-10, dan ke-15 dengan kondisi suhu ruang ± 30°C.
Lembar daftar pengujian kemunduran mutu fillet ikan nila dapat dilihat pada Lampiran 7.
3.3.3. Tingkat hubungan korelasi antar parameter pengujian