memiliki kandungan
kalsium rendah
8,18 −9,27 menunjukkan
pertumbuhan yang kurang baik. 2.
Pospor P yang dibutuhkan jati berkisar antara 0,022−0,108 atau setara dengan 19−135 mg100g di dalam tanah. Jati akan cepat menggugurkan daun
jika kekurangan pospor sehingga proses fotosintesis akan terganggu. 3.
Kalium K dibutuhkan oleh jati pada permukaan atas berkisar antara 0,54
−1,80 45−625 ppm100g dan pada permukaan bawah antara 0,4
−1,13 113−647 ppm100g. 4.
Nitrogen N dengan kadar 0,072−0,13 pada permukaan tanah dan sekitar 0,0056−0,05 pada permukaan bawah. Rata-rata nitrogen yang dibutuhkan
oleh jati adalah sekitar 0,0039.
2.1.3 Jati Unggul Nusantara JUN
Jati Unggul Nusantara merupakan salah satu merk dagang jati dengan sifat yang unggul serta memiliki kemampuan tumbuh yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan jati lokal yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas. Merk dagang jati unggul yang lain disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Beberapa merek dagang jati unggul yang telah beredar di pasar Irwanto 2006
No Nama Dagang
Produsen Materi Asal
1 Jati Plus Perhutani
Perum Perhutani Jawa
2 Jati Super
PT Monfori Thailand
3 Jati Emas
PT Katama Suryabudi Birma
4 Jati Unggul
PT Bumindo Jawa
5 Jati Unggul Lamongan
KBP Lamongan Thailand
6 Jati Kencana
PT Dafa Teknoagro Mandiri Jawa
Perkembangan pengetahuan dan ilmu rekayasa genetik pemuliaan pohon telah menjawab kegelisahan pasar akan semakin berkurangnya pasokan jati akibat
siklus tebang jati yang sangat lama. Hasil dari penelitian serta percobaan dalam pemuliaan pohon telah menghasilkan beberapa jenis jati unggul yang memiliki
daur pendek, yaitu dapat di panen mulai umur ±15 tahun, serta memiliki batang silindris yang lurus dengan sedikit cabang. Berbeda dengan jati yang ditanam
masyarakat pada umumnya, yang biasanya dikecambahkan dari biji, jati dengan kemampuan super ini dibiakkan dengan cara vegetatif stek pucuk ataupun kultur
jaringan.
Indukan yang akan diklon untuk menghasilkan jati unggul merupakan jati terbaik yang sebelumnya telah dilakukan seleksi terhadap beberapa jati pada suatu
tegakan yang memiliki keunggulan dalam hal sifat fisik daripada populasi jati yang ada. Salah satu hasil dari program pemuliaan Perhutani sejak tahun 1982
adalah diperolehnya klon unggulan yakni JPP Jati Plus Perhutani, setelah sebelumnya dilakukan tes di lapangan pada beberapa lokasi dengan menerapkan
sistem silvikultur intensif. JPP dikembangkan melalui stek pucuk, kultur jaringan, dan dengan menggunakan biji yang berasal dari kebun benih klonal. Jati Unggul
Nusantara JUN merupakan hasil dari pembiakan vegetatif dari JPP.
2.2 Uji Klon