I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jati merupakan jenis kayu yang paling bernilai serta termasuk ke dalam kayu premium pada perdagangan kayu dunia Lyngdoh et al. 2010. Corak kayu serta
sifat awet kelas 1 membuat kayu jati banyak digunakan sebagai bahan mebel, bahan bangunan, serta kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Harga kayu jati
diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data selama 25 tahun diperkirakan harga kayu jati akan terus meningkat sepanjang tahun sampai
2 kali lipat per lima tahun Bio Teak 2011. Pertumbuhan jati yang cenderung lama sehingga baru dapat dipanen setelah
60 tahun, membuat pasokan kayu jati Indonesia semakin menurun seiring dengan permintaan yang terus melonjak. Seiring permintaan konsumen yang tinggi
terhadap kayu jati, maka perlu dilakukannya rekayasa teknologi dalam pemuliaan jati sehingga pohon jati dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Salah satu hasil
dari program pemuliaan jati adalah Jati Plus Perhutani JPP Perhutani 2011. Perbanyakan vegetatif dari sejumlah klon JPP kini yang disebut dengan Jati
Unggul Nusantara JUN. JUN memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jati
konvensional, menurut PT Setyamitra Bhaktipersada 2011, beberapa keunggulan JUN ialah memiliki perakaran tunjang yang majemuk, cepat tumbuh,
kokoh, kayu berkualitas, dan dapat dipanen mulai umur 5 tahun. Berdasarkan kemampuan serta keunggulan JUN, pembangunan hutan jati dengan
menggunakan bibit JUN merupakan salah satu jawaban atas semakin menurunnya pasokan jati. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, keragaan
beberapa klon JUN masih perlu diverifikasi melalui penelitian uji klon. Penelitian uji klon merupakan kegiatan lanjutan untuk mengetahui keragaan klon-klon JUN.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kinerjakeragaan 41 klon JUN berumur 15 bulan hasil pembiakan vegetatif. Adapun tujuan khususnya ialah
i menduga parameter genetik hasil uji klon berumur 15 bulan, mencakup repeatability, korelasi genetik, dan perolehan genetik, ii mengetahui pengaruh
tapak mikro microsite terhadap kinerja pertumbuhan masing-masing klon terkait jarak tanam dan dosis pupuk dasar yang diaplikasikan.
1.3 Manfaat