II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jati
Jati merupakan pohon penghasil kayu dengan mutu yang tinggi. Jati termasuk ke dalam komoditas kayu mewah dengan nilai jual yang tinggi karena sifat
keawetannya termasuk ke dalam kelas awet 2. Menurut Heyne 1987 dalam Wibowo 2005 jati juga dikenal sebagai teak Inggris, kyan Myanmar, sagwan
India, maisak Thailand, teca Brazil, java teak Jerman. Secara ilmiah, taksonomi jati digolongkan ke dalam Sumarna 2003:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : T. grandis
Jati bukan merupakan vegetasi asli Indonesia. Jati tumbuh alami di Negara India, Burma, Muangthai, dan Vietnam Wibowo 2005. Jati merupakan spesies yang
menggugurkan daun saat musim kemarau sebagai respon untuk mengurangi transpirasi akibat suhu yang tinggi.
2.1.1 Morfologi
Menurut Dephut 2008 habitus jati adalah berupa pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang dapat
mencapai 18 −20 m. Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah
dangkal dalam alur memanjang mengikuti batang. Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang
sangat pendek. Daun pada anakan po hon berukuran besar, sekitar 60−70 cm ×
80−100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun
yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol
di buku-bukunya.
Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak
di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6 −7 buah, keputih-
putihan, 8 mm. Berumah satu. Buah berbentuk bulat agak gepeng berukuran 0.5
–2.5 cm berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2−4, tetapi umumnya hanya satu kecambah yang tumbuh
dalam kegiatan penyemaian. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.
2.1.2 Tempat Tumbuh
Jati tumbuh subur pada daerah beriklim tropis yang panas serta lembab dengan curah hujan 1200−2500 mmtahun Sastrosumarto dan Suhaendi 1985
dalam Wibowo 2005. Jati akan tumbuh lebih baik pada tekstur tanah dengan fraksi lempung, lempung berpasir, atau pada lahan liat berpasir. Habitus jati
merupakan pohon dengan diameter dan tinggi yang cukup besar, oleh karena itu tanaman ini membutuhkan solum tanah yang dalam untuk pertumbuhan akarnya
dengan sifat keasaman tanah pH optimum pada 6. Toleransi jati terhadap pH tanah termasuk tinggi karena jati masih bi
sa tumbuh dengan baik pada pH 4−5. Tanaman jati membutuhkan tanah dengan porositas dan drainasi yang baik untuk
pertumbuhannya dalam hal penyerapan hara karena jati termasuk jenis yang sensitif terhadap rendahnya nilai pertukaran oksigen dalam tanah Sumarna 2003.
Jati juga dikenal dengan julukan “calciolus tree species” karena jati memerlukan unsur kalsium dengan jumlah yang relatif besar untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Hal ini telah dibuktikan dari hasil penelitian dengan menganalisis abu jati yang kemudian ditemukan unsur-unsur yang paling banyak
terkandung pada kayu jati yaitu Kalsium CaO dengan kadar 31,3, Pospor P
2
O
5
dengan kadar 29,7, dan Silika SiO
2
dengan kadar 25 Sarjono 1984 dalam Wibowo 2005. Hal ini kemudian diperkuat dengan argumen Sumarna
2003 bahwa unsur hara makro yang penting dalam mendukung pertumbuhan jati adalah:
1. Kalsium Ca yang berperan mendukung pertumbuhan meristem batang dan
merupakan elemen pembentukan dinding sel. Jati yang ditanam di lahan yang
memiliki kandungan
kalsium rendah
8,18 −9,27 menunjukkan
pertumbuhan yang kurang baik. 2.
Pospor P yang dibutuhkan jati berkisar antara 0,022−0,108 atau setara dengan 19−135 mg100g di dalam tanah. Jati akan cepat menggugurkan daun
jika kekurangan pospor sehingga proses fotosintesis akan terganggu. 3.
Kalium K dibutuhkan oleh jati pada permukaan atas berkisar antara 0,54
−1,80 45−625 ppm100g dan pada permukaan bawah antara 0,4
−1,13 113−647 ppm100g. 4.
Nitrogen N dengan kadar 0,072−0,13 pada permukaan tanah dan sekitar 0,0056−0,05 pada permukaan bawah. Rata-rata nitrogen yang dibutuhkan
oleh jati adalah sekitar 0,0039.
2.1.3 Jati Unggul Nusantara JUN