1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan yang luas, dengan luas laut lebih kurang 5,8 juta km
2
, panjang garis pantai 81 ribu km merupakan pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, dan potensi sumber daya ikan yang
diperkirakan sebesar 6,4 juta ton pertahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Hal ini
membuat Indonesia memang pantas disebut sebagai negara maritim atau bahari. Ini semua memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, tentunya
dalam konteks kepentingan rakyat Dahuri 2002. Disamping itu, tingkat konsumsi ikan perkapita masyarakat Indonesia terus
menunjukkan peningkatan, tahun 2008 tercatat 28 kgkapitatahun, tahun 2009 meningkat menjadi 29,08 kgkapitatahun, dan tahun 2010 kembali meningkat
30,47 kgkapitatahun. Meningkatnya konsumsi ikan dari tahun ke tahun menjadi salah satu indikator bahwa kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan ikan terus
mengalami peningkatan. Tetapi disatu sisi, kebutuhan domestik masih belum bisa terpenuhi seutuhnya. Hal ini ditandai dari kebutuhan ikan di DKI Jakarta sendiri
pada tahun 2011 adalah sebesar 249 ribu ton per tahun, dimana 121 ribu ton baru dapat dipenuhi dan sekitar 70 ribu ton per tahun dipenuhi dari impor Mudho
2011. Dari potensi fisik Indonesia yang memiliki iklim tropis menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki banyak kawasan yang dapat dikembangkan sebagai basis perikanan budidaya untuk memenuhi kebutuhan ikan yang terus meningkat.
Beberapa kawasan tersebut seperti kawasan pesisir dan kawasan perairan umum. Kawasan pesisir meliputi pantai, muara sungai estuary, padang lamun, terumbu
karang, hutan mangrove, hutan rawa pantai, perairan dekat pantai inshore. Sedangkan kawasan perairan umum meliputi kolam air tawar, saluran irigasi,
mina-padi, Daerah Aliran Sungai DAS, danau, perairan rawa, dan perairan umum lainnya.
Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa selama kurun waktu 2004-2009 terdapat peningkatan produksi perikanan dengan rata-rata
25,24 persen dan diperkirakan pada tahun 2009 mencapai 5,37 juta ton untuk perikanan tangkap dan 3,25 juta ton untuk perikanan budidaya Salim 2010. Hal
ini menunjukkan peluang pemanfaatan potensi perikanan sesungguhnya sangat besar. Salah satunya adalah pemanfaatan potensi kawasan perairan rawa yang
kurang dilirik. Padahal kawasan perairan rawa di Indonesia cukup luas, yakni mencapai 20,6 juta ha atau 10,8 dari luas daratan Indonesia. Lahan rawa
sebagian besar terdapat di empat pulau besar, yaitu Sumatera 35, Kalimantan 32, Sulawesi 3, dan Papua 30. Kawasan ini mempunyai fungsi hidrologi dan
lingkungan bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta makhluk hidup lainnya sehingga diperlukan perhatian lebih dalam pemanfaatannya Anonim
2008. Menurut Chairuddin 1977, Propinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
perairan rawa dan sungai. Selain itu, kebijakan pembangunan perikanan terutama di propinsi Kalimantan Selatan diarahkan untuk menitikberatkan pada strategi
pengelolaan dan pemanfaatan perairan rawa. Mengingat masyarakat Banjar sangat menggemari beberapa jenis ikan lokal ekonomis yang berasal dari perairan rawa,
sehingga perlu eksplorasi lebih dalam terhadap potensi perikanan pada kawasan perairan rawa khususnya di daerah propinsi Kalimantan Selatan. Salah satunya
diperlukan riset tentang kandungan gizi yang terkandung pada beberapa ikan rawa.
Kandungan gizi ikan antara lain asam lemak tak jenuh omega 3 yaitu EPA Eucosapentaenoic Acid dan DHA Docosahexaenoic Acid, serta omega-9 yaitu
oleat. Asam lemak ini telah teruji secara klinis mampu menurunkan kolesterol dalam darah, menurunkan resiko penyakit jantung koroner, mengurangi aktivitas
sel- sel kanker dan dapat meningkatkan kemampuan belajar Mu’nisa β00γ; Thoha
2004. Omega-9 berperan dalam menurunkan kolesterol jahat LDL dan meningkatkan kolesterol baik HDL dalam darah, serta berpotensi untuk
menghambat produksi senyawa eikosanoid yaitu stimulan pertumbuhan tumor Pranoto 2006.
Belum tersedianya data mengenai informasi awal nilai gizi dan kandungan asam lemak pada beberapa ikan rawa di perairan selatan Kalimantan, menjadikan
penelitian ini perlu untuk dilakukan. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
1. 2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengidentifikasi karakteristik ikan rawa yang meliputi persentase rendemen daging fillet,
2. Kandungan proksimat kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak,
3. Kandungan asam lemak, dan
4. Kandungan logam berat Pb dan Cd beberapa spesies ikan rawa di perairan
selatan Kalimantan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Identifikasi 2.1.1 Ikan sili