2 Resolusi daya pisah Daya resolusi kromatografi gas sangat tinggi yaitu dapat memisahkan
komponen yang sukar dipisahkan dengan cara lain, walaupun dengan titik didih yang hampir sama, karena kromatografi gas menggunakan fase cair yang selektif.
3 Analisis kualitatif Waktu retensi atau waktu tambat adalah waktu sejak penyuntikan sampai
maksimum puncak. Dengan menggunakan aliran yang tepat dan mengendalikan suhu, waktu tambat tersebut cukup singkat.
4 Kepekaan Kromatografi gas memiliki kepekaan tinggi. Keuntungan tambahan dari
kepekaan yang tinggi adalah sampel yang diperlukan hanya sedikit untuk menganalisis secara lengkap.
5 Kesederhanaan Kromatografi gas mudah dijalankan dan mudah dipahami. Penafsiran data
yang diperoleh biasanya cepat dan langsung serta mudah.
2.5 Logam Berat
Logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan terutama dalam sedimen sungai kemudian terikat dengan senyawa organik dan anorganik melalui absorpsi
dan pembentukan kompleks. Faktor yang menyebabkan logam berat dikelompokkan kedalam bahan pencemar adalah karena logam berat tidak dapat
terurai melalui biodegradasi seperti pecemaran organik Harahap 1991. Unsur-unsur logam berat dapat masuk ke dalam tubuh organisme dengan
tiga cara, yaitu melalui rantai makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit. Pengeluaran logam berat dari tubuh dan insang serta melalui isi perut dan
urin Bryan 1976. Logam berat bersifat toksik karena tidak bisa dihancurkan non-degradable oleh organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-
logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik
Widowati et al. 2008.
2.5.1 Timbal Pb
Timbal Pb adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi
dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral. Logam Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam
pembentukkan hemoglobin Hb di dalam tubuh manusia dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein,
sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut Widowati et al. 2008.
Keracunan yang disebabkan oleh logam Pb dapat mengakibatkan efek yang kronis dan akut. Keracunan akut dapat mengakibatkan terbakarnya mulut,
terjadinya perangsangan dalam gastrointestinal dan disertai diare. Keracunan yang kronis dapat menyebabkan anemia, sakit di sekitar perut serta dapat pula
mengakibatkan kelumpuhan. Logam Pb dapat mempengaruhi kerja enzim atau fungsi protein Hamidah 1980. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
membatasi Pb maksimum dalam makanan sebesar 4 ppm, sedangkan FAO sebesar 2 ppm Nurjanah dan Widiastuti 1997.
Dalam konsentrasi kecil, semua bahan pangan alami mengandung timbal dan dalam prosesing makanan mungkin konsentrasi timbal akan bertambah.
Gejala keracunan timbal dapat menyebabkan kelumpuhan. Timbal di dalam tulang dapat mengganti kalsium sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Defisiensi
kalsium, besi, seng, tembaga, dan fosfat akan meningkatkan penyerapan timbal oleh tubuh Saeni 1997.
2.5.2 Kadmium Cd
Keracunan Cd pada manusia bersifat kronis. Logam ini dapat merusak tulang, hati, dan ginjal. Logam Cd akan mempengaruhi proses metabolisme
kalsium yang dapat menyebabkan gangguan tulang, rasa sakit pada tulang belakang dan kerapuhan pada tulang kaki sehingga penderita menjadi lemah.
Logam Cd di dalam hati dan ginjal akan mengikat protein yang ada pada membran hati dan ginjal sehingga menimbulkan rasa sakit Lauwerys 1983.
Keracunan kadmium dapat mengakibatkan efek yang kronik dan akut. Efek kronis dari keracunan kadmium biasanya mengakibatkan kerusakan pada ginjal,
kerusakan pada sistem syaraf, dan sebagian renal tubules Laws 1981. Batas aman logam berat Cd dalam makanan baik oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, FDR New Zealand serta FAO adalah sama yaitu 1 ppm, tetapi Australia menetapkan batas aman Cd pada makanan adalah 2 ppm Nurjanah dan
Widiastuti 1997
2.6 Spektrofotometri Serapan Atom