Ekosistem Rawa Kandungan Gizi dan Logam Berat Pada Ikan Rawa di Perairan Rawa Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan

Famili : Channidae Genus : Channa Spesies : C. lucius Cuvier 1831 Kehung C. lucius adalah sejenis ikan karnivora yang banyak terdapat di sungai-sungai hutan dan rawa gambut, dan kerap dijumpai di sungai dengan aliran airnya yang cukup deras, seperti sungai-sungai di pantai timur Sumatera tengah dan selatan, Kalimantan Kapuas, Mahakam, Kayan, Sarawak bagian selatan dan Jawa. Selain itu kehung tersebar di Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos Sungai Mekong dan Cina. Ikan ini termasuk ke dalam suku Channidae keluarga ikan gabus. Panjang maksimum ikan dewasa dapat mencapai 360 mm. Ikan ini memiliki bentuk kepala bagian atas belakang agak mencembung, namun tak begitu kentara pada spesimen berukuran kecil. Dengan bercak-bercak besar di sisi tubuh dan garis- garis pita miring berwarna gelap di bagian perutnya. Sederetan gigi berbentuk taring terdapat pada langit-langit vomer dan palatine mulutnya, di antaranya terdapat gigi-gigi yang lebih kecil. Pangkal sirip dorsal dengan gurat sisi diantarai oleh 5½ deret sisik. Jari-jari duri lunak pada sirip dorsal punggung berjumlah 38-41 buah; pada sirip anal dubur 27-29 buah. Gurat sisi pada ikan dewasa antara 58-65 buah.

2.2 Ekosistem Rawa

Perairan rawa merupakan salah satu ekosistem perairan umum yang pada permukaan tanahnya ditutupi oleh tumbuhan dan dicirikan dengan tebalnya lapisan tanah organik gambut dan kondisi fisik-kimiawi tanah tersebut mempengaruhi kondisi fisik, kimia dan biologi perairan. Pada umumnya perairan rawa bersifat sangat asam sampai netral nilai pH berkisar 3,5-7, dengan kandungan hara yang rendah Welcomme 1979. Lahan rawa adalah lahan yang menempati posisi peralihan antara daratan dan perairan. Lahan ini sepanjang tahun atau selama waktu yang panjang dalam setahun selalu jenuh air waterlogged atau tergenang Anonim 2008. Hutan rawa gambut merupakan hutan dengan lahan basah yang tergenang yang biasanya terletak di belakang tanggul sungai backswamp. Hutan ini didominasi oleh tanah-tanah yang berkembang dari tumpukan bahan organik, yang lebih dikenal sebagai tanah gambut atau tanah organik Histosols. Dalam skala besar, hutan ini membentuk kubah dome dan terletak diantara dua sungai besar Valentina 2011. Gambar 1 Fisiografi Lahan Rawa Gambut. Hutan rawa gambut mempunyai nilai konservasi yang sangat tinggi dan fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi hidrologi, cadangan karbon, dan biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan satwa. Jika ekosistemnya terganggu maka intensitas dan frekuensi bencana alam akan makin sering terjadi, bahkan lahan gambut tidak hanya dapat menjadi sumber CO 2 , tetapi juga gas rumah kaca lainnya seperti metana CH4 dan nitrousoksida N 2 O Anonim 2008. Kawasan perairan rawa di Indonesia cukup luas, yakni mencapai 20,6 juta ha atau 10,8 dari luas daratan Indonesia. Lahan rawa sebagian besar terdapat di empat pulau besar, yaitu Sumatera 35, Kalimantan 32, Sulawesi 3, dan Papua 30. Kawasan ini mempunyai fungsi hidrologi dan lingkungan bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta makhluk hidup lainnya sehingga diperlukan perhatian lebih dalam pemanfaatannya Anonim 2008. Lahan gambut di Kalimantan umumnya terletak pada zona lahan rawa air tawar, dan sebagian pada zona lahan rawa pasang surut. Secara spesifik, lahan gambut menempati berbagai satuan fisiografilandform, yaitu kubah gambut, cekungan dataran danau, rawa belakang sungai, cekungan sepanjang sungai besar termasuk oxbow lake atau meander sungai, dan dataran pantai. Dataran dan kubah gambut terbentang pada cekungan luas di antara sungai-sungai besar, dari dataran pantai ke arah hilir sungai hingga mencapai jarak 10-30 km Anonim 2008.

2.3 Asam Lemak