4.2.3 Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, iklim di daerah TNGHS dan sekitarnya tergolong tipe iklim B dengan nilai Q sebesar 24,7, yaitu tipe
iklim tanpa musim kering dan tergolong ke dalam hutan hujan tropika yang selalu hijau. Adapun curah hujan rata-rata 4000 - 6000 mmtahun, musim hujan terjadi
pada bulan Oktober – April dan musim kemarau berlangsung pada bulan Mei – September dengan curah hujan sekitar 200 mmbulan. Jumlah hari hujan setiap
tahunnya rata-rata 203 hari. Suhu rata-rata harian 20 °C – 30 °C dan kondisi angin dipengaruhi oleh angin muson yang berubah arah menurut musim. Di sepanjang
musim kemarau angin bertiup dari arah timur laut dengan kecepatan rendah. Kelembaban udara rata-rata sebesar 80.
4.2.4 Hidrologi
Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan wilayah tangkapan air yang sangat penting bagi wilayah sekitar kawasan. Dari kawasan TNGHS
mengalir beberapa sungai yang berair sepanjang tahun. Di sebelah utara mengalir tiga sungai besar, yaitu sungai Ciberang, Ciujung, dan Cidurian yang mengalir ke
arah Jakarta, Serang dan berakhir di Laut Jawa. Di sebelah selatan mengalir sungai Cisukawayana, Cimaja, dan Cibareno yang bermuara di pantai Pelabuhan
Ratu serta sungai Citarik di sebelah timur.
4.3 Kondisi Biotik
4.3.1 Flora
Terdapat lebih dari 1000 jenis tumbuhan terdapat di kawasan TNGHS. Berdasarkan ketinggiannya di atas permukaan laut dpl, ekosistem hutan
pegunungan TNGHS dapat diklasifikasikan dalam tiga zona, yaitu zona Colline, pada ketinggian 500 - 1000 mdpl yang didominasi oleh jenis-jenis rasamala
Altingia excelsa,
puspa Schima
wallichii, saninten
Castanopsis acuminatissima, dan pasang Quercus sundaicus; Zona Sub Montana berada
pada ketinggian 1000 - 1500 mdpl, didominasi oleh jenis-jenis ganitri Elaeocarpus ganitrus, ki leho Saurauia pendula, dan kimerak Weinmania
blumei. Pada zona Montana yang berada pada ketinggian 1500 - 2211 mdpl, didominasi oleh jenis-jenis jamuju Dacriocarpus imbricatus, ki putri
Podocarpus nerifolia, dan ki bima Podocarpus imbricatus. Selain itu juga tercatat 258 jenis anggrek, 12 jenis bambu, 13 jenis rotan, jenis-jenis tanaman
pangan, hias dan tanaman obat seperti Kantung Semar Nepenthes sp. dan palahlar Dipterocarpus hasseltii yang merupakan jenis tumbuhan unik dan
langka yang terdapat di TNGHS. Khusus di sekitar puncak Gunung Salak juga terdapat jenis-jenis tumbuhan kawah dan hutan lumut.
4.3.2 Fauna
Kawasan TNGHS memiliki berbagai tipe ekosistem yang merupakan habitat dari berbagai jenis satwa langka dan dilindungi. Mamalia primata yang terdapat di
dalamnya antara lain adalah owa jawa Hylobates moloch, surili Presbytis comata, lutung Trachypithecus auratus, dan monyet ekor panjang Macaca
fascicularis. Satwa ungulata yang ada antara lain kijang Muntiacus muntjak, kancil Tragulus javanicus dan babi hutan Sus scrofa, sedangkan untuk satwa
karnivora yang ada antara lain macan tutul Panthera pardus dan kucing hutan Felis bengalensis.
Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga merupakan surga bagi berbagai jenis serangga yang unik dan indah seperti kupu-kupu, kumbang, dan
burung. Saat ini di TNGHS juga tercatat 244 jenis burung di kawasan ini dan 32 di antaranya adalah endemik pulau Jawa, seperti elang jawa Spizaetus bartelsi,
ciung-mungkal Jawa Cochoa azurea, celepuk jawa Otus angelinae, luntur gunung Harpactes reinwardtii, dan rangkong badak Bucheros rhinoceros yang
merupakan jenis langka dan terancam punah.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifkasi Kelompok Owa Jawa