2
berpori dengan
menggunakan metode sol gel?
2. Bagaimana struktur dan komposisi
HAp berpori yang dihasilkan?
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Senyawa Kalsium Fosfat
Senyawa kalsium fosfat adalah komponen utama mineral penyusun
tulang. Senyawa kalsium fosfat tersebut merupakan material anorganik yang
banyak digunakan untuk implant tulang karena memiliki sifat bioaktif dan
biokompatibel.
[10]
Senyawa kalsium fosfat yang dihasilkan bisa dalam fase
kristal dan bisa juga dalam fase amorf. Trikalsium fosfat Ca
3
PO
4 2
dan hidroksiapatit Ca
10
PO
4 6
OH
2
merupa- kan senyawa kalsium fosfat yang sering
digunakan untuk grafting tulang pada saat ini. Bentuk kalsium fosfat yang
paling stabil adalah hidroksiapatit HAp.
[11]
Senyawa kalsium fosfat dapat disintesis dengan berbagai cara. Salah
satu diantaranya dengan menggunakan metode sol gel. Lapisan senyawa apatit
yang dihasilkan dengan metode sol gel dapat diperoleh dalam bentuk kristal
atau amorf.
[12]
Sol merupakan dispersi partikel padat atau polimer dalam suatu
larutan dengan tingkat stabilitas tertentu. Tahap berikutnya adalah gel. Gel
merupakan proses polimerisasi sol dengan tingkat kekentalan tertentu.
Tahap akhir adalah pengeringan gel. Tahap ini merupakan tahap yang paling
penting karena dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fase atau struktur
kimia yang kompleks, sehingga dapat membentuk material dengan kerapatan
yang tinggi dan dapat menentukan produk material dalam bentuk serbuk,
serat, lapisan tipis maupun padat.
[13]
Gel ini kemudian akan mengalami kekakuan
dan dapat dipanaskan untuk membentuk keramik.
[9]
Metode sol gel akan menghasilkan campuran dengan
kemurnian dan homogenitas lebih tinggi.
[14]
2.2 Hidroksiapatit Berpori
Hidroksiapatit HAp merupa- kan bagian dari kelompok senyawa
kalsium fosfat
dengan struktur
heksagonal dengan parameter kisi a = b = 9,419 Å dan c = 6,88 Å serta rasio
CaP sekitar 1,67. Hidroksiapatit merupakan material implant yang
penting karena memiliki sifat bio- kompatibel, bioaktif, tidak mengandung
racun, dan osteokonduktif.
[4]
Namun, HAp memiliki laju degradasi yang
lambat maka dikembangkanlah HAp berpori.
Pori dari HAp tersebut berfungsi agar sel dari jaringan tulang masuk
melalui pori dan berinteraksi dengan HAp sehingga memiliki ikatan yang
kuat dengan jaringan tulang.
[6]
Ukuran pori sel yang optimal dalam infiltrasi
dan memacu pertumbuhan jaringan: 5 - 15 µm untuk fibroblas, 20 - 125 µm
untuk jaringan kulit mamalia dewasa, dan 100 - 350 µm untuk jaringan
tulang.
[7]
2.3 Cangkang Kerang Darah Anadara granosa Linn.
Kerang darah
Anadara granosa
adalah hewan
lunak Mollusca
kelas Bivalvia
atau Pelecypoda,
famili Arcidae,
dan subfamili Anadarinae.
[15]
Kerang darah merupakan sumber protein yang penting
sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kerang darah biasanya
hidup pada substrat yang berlumpur di muara sungai dengan topografi pantai
yang landai sampai kedalaman 20 m.
[16]
Gambar 1 C angkang kerang darah
Anadara granosa
3
Dinamakan kerang darah karena kelompok kerang ini memiliki pigmen
darah merahhemoglobin yang disebut bloody
cockles. Kerang
darah mempunyai 2 keping cangkang yang
tebal dan kedua sisi sama, cangkang berwarna putih ditutupi periostrakum
yang berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman, ukuran
kerang dewasa 6 - 9 cm.
[16]
Cangkang kerang jika dipanas-kan
pada suhu di bawah 500
o
C tersusun atas kalsium karbonat CaCO
3
pada phase aragonite dengan struktur kristal orthorombik.
Sedangkan pada suhu di atas 500
o
C berubah menjadi fase kalsit dengan
struktur kristal
heksagonal.
[17]
Banyaknya kandungan mineral kalsium sebagai pembentuk tulang dan mineral
Cu, Fe, Zn, dan Si yang berfungsi sebagai antioksidan serta proksimat dari
kerang darah Anadara granosa dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia serbuk cangkang kerang darah Anadara
granosa
Linn. No.
Komponen Kandungan
berat
1 CaCO
3
98,7 2
Na 0,9
3 P
0,02 4
Mg 0,05
5 Fe, Cu, Ni, B,
Zn, dan Si 0,2
2.4 Lilin Lebah