3
Dinamakan kerang darah karena kelompok kerang ini memiliki pigmen
darah merahhemoglobin yang disebut bloody
cockles. Kerang
darah mempunyai 2 keping cangkang yang
tebal dan kedua sisi sama, cangkang berwarna putih ditutupi periostrakum
yang berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman, ukuran
kerang dewasa 6 - 9 cm.
[16]
Cangkang kerang jika dipanas-kan
pada suhu di bawah 500
o
C tersusun atas kalsium karbonat CaCO
3
pada phase aragonite dengan struktur kristal orthorombik.
Sedangkan pada suhu di atas 500
o
C berubah menjadi fase kalsit dengan
struktur kristal
heksagonal.
[17]
Banyaknya kandungan mineral kalsium sebagai pembentuk tulang dan mineral
Cu, Fe, Zn, dan Si yang berfungsi sebagai antioksidan serta proksimat dari
kerang darah Anadara granosa dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia serbuk cangkang kerang darah Anadara
granosa
Linn. No.
Komponen Kandungan
berat
1 CaCO
3
98,7 2
Na 0,9
3 P
0,02 4
Mg 0,05
5 Fe, Cu, Ni, B,
Zn, dan Si 0,2
2.4 Lilin Lebah
Lilin lebah merupakan lilin yang dibentuk oleh lebah
madu di sisiran sarangnya
sebagai bahan utama dan diperkuat dengan bahan perekat yang
disebut propolis.
Propolis juga
merupakan resin lengket yang berasal dari batang pohon atau kulit kayu,
dikumpulkan, dan diproses dengan sekresi cairan ludah lebah. Setiap jenis
lebah memiliki sumber resin tertentu yang ada di daerah masing-masing
sehingga komposisi propolis sangat bervariasi.
[18]
Lilin lebah memiliki rumus kimia C
13
H
27
CO
2
C
26
H
53
, titik
lebur yang berkisar antara 61°-69°C, tidak larut dalam air dan sedikit larut
dalam alkohol dingin. Propolis berasal dari bahasa
Yunani yaitu pro yang berarti sebelum dan polis yang berarti kota. Istilah ini
menggambarkan propolis
sebagai pelindung sarang lebah dari hal-hal di
luar sarang agar sarang dan isinya yang mengandung koloni larva lebah madu
terlindungi dari bahaya dan senantiasa bersih steril dengan tujuan agar telur
dapat menetas dan berkembang dengan sempurna.
Gambar 2 menunjukkan lilin lebah yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Gambar 2 Lilin lebah
2.5 X-Ray Diffraction XRD
Teknik difraksi
sinar-X merupakan teknik umum yang dipakai
untuk mengidentifikasi struktur, ukuran kristal, unsur, parameter kisi, dan derajat
kristalisasi suatu material melalui puncak-puncak
intensitas yang
muncul.
[19]
Awalnya difraksi sinar-X hanya digunakan untuk menentukan
struktur kristal suatu material. Sekarang penggunaannya telah dikembangkan,
tidak hanya
digunakan untuk
menentukan struktur, tetapi juga untuk berbagai masalah seperti, analisis kimia,
perubahan fase, dan menentukan ukuran partikel.
[20]
X-ray powder diffraction XRD juga mempunyai kemampuan
untuk menganalisa jenis-jenis dari berbagai bahan material yang berbeda
seperti, bahan organik, anorganik, dan bahan logam.
[21]
Perangkat difraktometer terdiri atas X-ray tube, collimating slits,
sample holder, dan detektor. X-ray tube
4
berada dalam kondisi vakum yang berperan untuk menghasilkan sinar-X.
Ketika filamen-filamen yang berada di dalam X-ray tube dihubungkan dengan
power supply
bertegangan tinggi, maka akan mengeluarkan elektron-elektron di
sekitar permukaannya. Elektron yang dipancarkan dengan tegangan tinggi
akan menumbuk target Cu, Mo, W, dan Mn.
[22]
Energi kinetik elektron yang menumbuk target berubah menjadi
sinar-X. Sinar-X yang dihasilkan akan melewati
collimating slits
yang mengarah ke sample holder yang di
dalamnya telah dimasukkan sampel yang akan dianalisa. Ketika detektor
diputar, maka intensitas dari sinar-X pantul akan direkam. Detektor akan
merekam dan memproses hasil difraksi dan mengubahnya menjadi pola difraksi
yang
dapat dilihat
pada layar
komputer.
[23]
Data yang diperoleh dari karakterisasi XRD menggambarkan
grafik antara sudut hamburan βθ dengan intensitas. Peristiwa difraksi
akan terjadi apabila memenuhi hukum Bragg sehingga akan membentuk
interferensi konstruktif dan suatu puncak. Seperti yang terlihat pada
Gambar 3.
Gambar 3 Skema difraksi sinar-X
berdasarkan hukum Bragg n λ = 2 d sin θ ………………..1
Ket : n = orde pembiasan bilangan bulat, 1,2,3.......
d = jarak antar bidang m θ = sudut difraksi
o
= panjang gelombang radiasi nm
2.6 Scanning Electron Microscopy