Uji Asumsi Klasik Pengaruh Intellectual Capital, Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) dan Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010 - 2014

54 sampel atau populasi Sugiyono, 2013. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2013.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari :

a. Uji multikolonieritas

Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Melihat nilai Tolerance : Jika nilai Tolerance 0.10 artinya tidak terjadi Multikolonieritas terhadap data yang diuji, begitu pula sebaliknya. Melihat nila VIF Variance Inflation Factor : Jika nilai VIF 10.00 artinya tidak terjadi Multikolonieritas.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang akan diteliti dengan data berdistribusi normal berdasarkan mean dan standar 55 deviasi. Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. salah satu pengujian normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data berdistribusi normal artinya data mempunyai sebaran merata sehingga benar-benar mewakili populasi. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal begitu pula sebaliknya Ghozali, 2013.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tdengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series karena “gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah 56 regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. 0,05 maka data terjadi secara random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model Regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model yang baik harus homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik scatterplot dan metode spearman’s rho. Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu mengkorelasikan variabel independent dengan nilai unstandardized residual Duwi Priyatno : 2013. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 57

3. Uji Hipotesis