Resource Based Theory Stakeholder Theory

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Teori yang menjadi landasan penulis dan dapat menjelaskan pentingnya pengungkapan intellectual capital atau modal intelektual, dan penerapan GCG diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Resource Based Theory

RBT menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan. Ada dua asumsi yang melekat pada RBT Nothnagel 2008, yaitu resource heterogeneity dan resource immobility. Resource heterogeneity juga disebut resource divercity menyinggung apakah sebuah perusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang juga dimiliki oleh perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga sumberdaya tersebut dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulan bersaing. Sedangkan resource immobility menunjuk pada suatu sumber daya yang sulit didapat oleh kompetitor karena sulit untuk mendapatkan atau jika menggunakan sumber daya tersebut biayanya sangat mahal. 11 Menurut Pulic and Kolakovic 2003, setiap perusahaan memiliki knowledge yang unik, keterampilan, nilai dan solusi – intangible resources – yang dapat ditransformasikan menjadi ‘nilai’ di pasar. Pengelolaan sumberdaya intangible dapat membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif, meningkatkan produktivitas dan nilai pasar Ulum, 2009.

2. Stakeholder Theory

Teori ini menunjukan hubungan antara manajemen perusahaan dengan stakeholder. Manajemen perusahaan bertanggungjawab melaksanakan kegiatan yang memberikan keuntungan bagi stakeholder dan melaporkan kegiatan tersebut kepada stakeholder. Dalam teori ini kelompok Stakeholder mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada manajemen perusahaan. Dalam hal ini yang dimaksud kelompok stakeholder adalah seluruh pemangku kepentingan perusahaan antara lain pemegang saham, pelanggan, distributor, pemerintah, masyarakat umum, kreditur. Hubungan antara modal intelektual dengan kinerja perusahaan, dapat dijelaskan dalam teori ini, manajemen perusahaan harus dapat mengelola modal intelektual dalam hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan human capital, aset fisik physical capital maupun structural capital. Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penciptaan value added yang 12 dilakukan oleh manajemen perusahaan bertujuan untuk kepentingan para stakeholder sesuai dengan teori ini.

3. Legitimacy Theory