Agency Theory Pengaruh Intellectual Capital, Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) dan Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010 - 2014

13 menemukan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu melegitimasi statusnya berdasarkan tangible assets yang umumnya dikenal sebagai kunci kesuksesan perusahaan. Berdasarkan kajian tentang teori stakeholder dan teori legitimasi, dapat disimpulkan bahwa kedua teori tersebut memiliki penekanan yang berbeda tentang pihak – pihak yang dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi di dalam laporan keuangan perusahaan. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Sedangkan dalam teori legitimacy menempatkan persepsi dan pengakuan public sebagai dorongan utama dalam melakukan pengungkapan suatu informasi didalam laporan keuangan.

4. Agency Theory

Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan hubungan keagenan di dalam agency theory bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak nexus of contract atau penghubung antara pemilik sumber daya ekonomis principal dan manajer agent yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing – masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. 14 Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat – cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar – besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer lebih mengetahui keadaan yang ada dalam perusahaan daripada pemegang saham. Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba Richardson, 1998 dalam Suryani 2010. Eisenhardt 1989, dalam Ujiyanto dan Pramuka 2007 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1 manusia pada umumya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari resiko risk averse. Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dilihat bahwa konflik agensi yang sering terjadi antara manajer dengan pemegang saham dipicu adanya sifat dasar tersebut. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk 15 meningkatkan nilai perusahaan. Dengan perilaku opportunictis dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai manajer seharusnya memihak kepada kepentingan pemegang saham karenamereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer untuk menjalankan perusahaan. Maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Sehingga dengan adanya asimetri antara manajemen agent dengan pemilik principal memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba earnings management dalam rangka memaksimumkan utilitinya. Salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance.

B. Modal Intelektual Intellectual Capital

Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh organization for economic co-operation and development OECD, 1999 yang menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud : 1 organizational capital structural capital, 2 human capital. Beberapa definisi IC menurut beberapa ahli : Tabel 2.1 Definisi IC menurut para ahli Para ahli Konstruk Definis IC Bontis 1996 human capital, structural capital, relational capital IC dapat menyediakan sumber daya-basis baru bagi suatu organisasi untuk bersaing dan 16 menang Roos and roos 1997 human capital, structural capital IC adalah jumlah dari aset tersembunyi perusahaan, seperti merek, merek dagang dan hak paten dan juga mencakup semua aset yang tidak disajikan dalam laporan keuangan. IC adalah perusahaan sumber yang paling penting dari keunggulan kompetitif yang berkelanjutan Stewart 1997 human capital, structural capital, customer capital IC adalah pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman; itu adalah kemampuan otak kolektif atau pengetahuan berguna. Edvinson and Malone 1997 human capital, structural capital, customer capital IC mengacu pada perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku Sveiby 1998 personnel competence, internal structure, external structure IC adalah pengetahuan yang dapat dikonversi menjadi nilai Bontis 1999 human capital, structural capital, IC adalah penggunaan efektif dari pengetahuan 17 relational capital yang bertentangan dengan informasi Andriessen and Stem 2004 human resources, organizational resources, reational resources IC adalah semua sumber daya tak berwujud yang tersedia untuk sebuah organisasi, yang memberikan keuntungan relatif, dan yang dikombinasikan mampu menghasilkan manfaat di masa depan Youndt et al. 2004 human capital, organizational capital, social capital IC adalah jumlah dari semua pengetahuan bahwa organisasi mampu memanfaatkan dalam proses melakukan bisnis untuk mendapatkan keuntungan kompetitif Berdasarkan tabel diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa definisi intellectual capital adalah aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis yang dapat digunakan untuk menciptakan nilai dengan mengubahnya menjadi new processes, product and services. The international federation of accountan –IFAC1998 mengklasifikasikan IC menjadi 3 kategori yaitu, organizational capital, relational capital, dan human capital. Tabel berikut menyajikan klasifikasi IC secara terperinci. 18 Tabel 2.2 Klasifikasi IC menurut IFAC Berdasarkan tabel diatas, intellectual capital terdiri dari 3 komponen yaitu human capital, relational capital customer capital dan organizational capital structural capital. Human capital merepresentasikan pengetahuan karyawan, kompetensi, dan brainpower. Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Modal manusia adalah sumber utama penciptaan modal intelektual di perusahaan. 19 Customer capital merepresentasikan relasi dengan customer, supplier, dan distributors. Relational Capital atau Costumer Capital modal pelanggan merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis atau association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Structural capital menunjukkan sistem organisasi, budaya, practice dan proses. Structural Capital atau Organizational Capital modal organisasi merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufaktur, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan perusahaan tidak hanya dilihat dari kinerja yang dapat diukur melalui rasio keuangan perusahaan pada saat ini, namun sumber daya yang ada dalam perusahaan hendaknya dapat menghasilkan kinerja keuangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga kelangsungan hidup Perusahaan dapat terjamin. Melalui penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi secara efisien dan ekonomis dapat memicu pertumbuhan organisasi atau entitas bisnis 20 berbasis knowledge yang dapat memberikan keunggulan kompetitif perusahaan serta menjadi senjata untuk memenangkan persaingan bisnis.

C. IB - VAIC™

Islamic Banking – Value Added Intellectual Capital Metode VAIC™ dikembangkan oleh Pulic 1997 merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan neraca-laba rugi. Perhitungan dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. VA merupakan indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai. Rumus VA : Keterangan : OUT : revenue atau pendapatan IN : Beban-beban dalam operasional Hal yang harus digaris bawahi adalah beban karyawan tidak termasuk dalam IN, karena karyawan berperan sebagai pencipta nilai.VA dipengaruhi oleh efisiensi human capital HC, structural capital SC dan capital employed CE. Berikut gambaran relasi HC, SC, dan CE dengan VA : VA = OUT – IN 21 Gambar 2.1 Komponen VAIC Keterangan : 1 VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh capital employed physical capital dan financial capital. 2 VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan ini mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai dalam perusahaan. HC merupakan ukuran independen terhadap value creation 3 STVA menunjukkan kontribusi SC dalam penciptaan nilai. Mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA. Mengindikasikan keberhasilan SC dalan penciptaan nilai. SC menrupakan ukuran dependen terhadap value creation. Rasio terakhir adalah menjumlahkan semua koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Menghitung kemampuan Intelektual perusahaan. Rumus VAIC™ = VACA + VAHU + STVA. Ulum 2013 memodifikasi VAIC™, guna mengukur kemampuan intelektual perbankan syariah iB-VAIC™. Formula ini tidak banyak 22 berbeda dengan formula Pulic. Perbedaan mendasar terletak pada akun-akun untuk menghitung VA. Dalam iB-VAIC™, VA dikontruksi dari akun-akun revenue yang berbasis syariah, yaitu pendapatan bersih kegiatan syariah dan pendapatan non-opersional syariah. Berikut tahapan untuk menghitung iB-VAIC : 1. Menghitung iB-ValueAdded VA iB-VA = OUT – IN Keterangan : OUT : total pendapatan diperoleh dari : a Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hask pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer 23 Pendapatan operasi utama kegiatan syariah A. Good Corporate Governance B. Kinerja Perusahaan C. Rasio Keuangan D. Penelitian Terdahulu E. Kerangka Pemikiran F. Hipotesis a. Pendapatan penyaluran dana 1 Dari pihak ketiga bukan bank • Pendapatan marjin murabahah • Pendapatan bersih salam parallel • Pendapatan bersih istishna parallel • Pendapatan sewa ijarah • Pendapatan bagi hasi musyarakah • Pendapatan bagi hasil mudharabah • Pendapatan dari penyertaan • Lainnya 2 Dari BI • Bonus SBIS • Lainnya 3 Dari bank-bank lain di Indonesia • Bonus dari bank syariah lain • Pendapatan bagi hasil mudharabah i. Tabungan mudharabah ii. Deposito mudharabah iii. Sertifikat investasi mudharabah antar bank iv. lainnya b. Pendapatan operasi lainnya 1 Jasa investasi terikat mudharabah muqayyadah 2 Jasa layanan 3 Pendapatan dari transaksi valuta asing 4 Koreksi PPAP 5 Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rekening administrasi 6 lainnya c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 1 Pihak ketiga bukan bank • Tabungan mudharabah • Deposito mudharabah • Lainnnya 2 Bank Indonesia • FPJP syariah • Lainnya 3 Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia • Tabungan mudharabah • Deposito mudharabah • Sertifikat investasi mudharabah antar bank • lainnya 24 b Pendapatan non operasional IN : Beban operasional dan beban non opersional kecuali beban karyawan. iB-VA dapat dihitung juga dari akun-akun perusahaan sebagai berikut: iB-VA = OP + EC + D + A Keterangan : OP : opertaringprofit laba operasi EC : employee costs beban karyawan D : depreciation depresiasi A : amortization amortisasi 2. Menghitung iB-vaue added capital employed iB-VACA Keterangan : iB-VACA : rasio iB-VA terhadap CE iB-VA : value added Beban operasional kecuali beban karyawan • Beban penyisihan kerugian asset produktif bersih • Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi • Beban operasi lainnya a. Beban bonus titipan wadiah b. Beban administrasi dan umum c. Beban penurunan nilai surat berharga d. Beban transaksi valuta asing e. Beban promosi f. Beban lainnya 25 CE : dana yang tersedia total ekuitas 3. Menghitung iB-value added human capital iB-VAHU Keterangan : iB-VAHU : rasio iB-VA terhadap HC iB-VA : value added HC : beban karyawan 4. Menghitung iB- value added structural capital iB-STVA Keterangan : iB-STVA : rasio iB-VA terhadap SC iB-VA : value added SC: iB-VA – HC 5. Menghitung value added intellectual coefficient iB-VAIC™ Mengindikasikan kemampuan intelektual perusahaan yang dapat dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. Skor kinerja IC berdasarkan penelitian Ulum 2008 yaitu : 1 Top performers – skor iB-VAIC™ 3,00 2 Good performers – skor iB-VAIC™ antara 2,0 – 2,09 3 Common performers - skor iB-VAIC™ antara 1,5 – 1,99 4 Bad performers - skor iB-VAIC™ 1,5 26

D. Good Corporate Governance

Forum for corporate governance in Indonesia FCGI mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, kreditur, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka Dian, 2012. GCG didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, merumuskan mekanisme penetapan-penetapan keputusan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja. Definisi good corporate governance dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1133PBI2009 adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, professional professional, dan kewajaran fairness. Tujuan dan manfaat good corporate governance menurut bassel commite on banking supervision adalah sebagai berikut : 1 Mengurangi agency cost, biaya yang timbul karena penyalahgunaan wewenang, atau pun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah adanya suatu masalah. 2 Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik, yang mampu meminimalisir resiko. 3 Memaksimalkan nilai saham perusahaan, sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang. 27 4 Mendorong pengelolaan perbankan secara professional, transparan, efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian dewa komisaris, direksi, dan RUPS. 5 Mendorong dewan komisaris, angora direksi, pemegang saham, dalam membuat keputusan dan menjalakan tindakan yang dilandasi oleh moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 6 Menjaga going concern perusahaan Dan menurut forum corporate governance in Indonesia, beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan GCG yaitu : 1 Meningkatkan kinerja perusahaan 2 Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. 3 Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia. Dalam PBI No. 1133PBI2009 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari : 1. Tranparan Transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Konsep ini telah diungkapkan dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah : 22 2. Akuntabilitas Accountability yaitu kjelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban perusahaan sehingga pengelolaan organ perusahaan terlaksana secara efektif. 28 3. Pertanggungjawaban responsibility yaitu adanya kepatuhan didalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini juga sejalan dengan ayat yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-anfal: 27 4. Independensi independency yaitu pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun. 5. Kewajaran fairness yaitu keadilan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara. Dan hal ini sejalan dengan surat An-nisa : 58 Yang mana pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance minimal harus diwujudkan dalam : 1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris, dewan pengawas syariah DPS, dan direksi. 2 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank. 3 Pelaksanaan prinsip syariah dalam operasional bank. 4 Penanganan benturan kepentingan. 5 Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal. 6 Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. 7 Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. 8 Rencana strategis bank. 29 9 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank. Salah satu indikator penerapan GCG di Indonesia dapat digunakan hasil corporate governance perception index CGPI yang dikeluarkan oleh Indonesian institute for corporate governance IICG secara konsolidasi atau secara individual dengan self assessment dengan merujuk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi Bank Umum.

E. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan akan sulit tercapai bila perusahaan tersebut tidak bekerja secara efisien, sehingga perusahaan tidak mampu baik langsung maupun tidak langsung bersaing dengan perusahaan sejenis. Pengukuran kinerja perusahaan sangat diperlukan dalam relasi dengan kepuasan konsumen proses internal, dan aktivitas yang berhubungan dengan perbaikan dan inovasi dalam organisasi yang membawa pada future financial return Citra, 2011. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan elemen keuangan maupun non keuangan, elemen keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on equity ROE. Pengukuran kinerja perusahaan dengan elemen keuangan akan dijelaskan berikut ini: 1 Return On Equity ROE 30 ROE Return On Equity meruapakan salah satu dari rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkan pun kecil , begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan Van Horne dan Wachowicz, 2005. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham , dan juga bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholders value creation, artinya semakin tinggi rasio ROE , semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Rumus ROE adalah sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak ROE = Total Ekuitas 31

F. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum