Analisis Regresi Linier Berganda Jakarta Islamic Index JII

Tabel 3.2 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 dw dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak dapat disimpulkan dl ≤ dw ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl dw 4 Tidak ada korelasi negative Tidak dapat disimpulkan 4- du ≤ dw ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du ≤ dw ≤ 4-du Sumber : Ghozali, 2006 Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Menurut Ghozali 2006 acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut : 1 Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secar acak. 2 Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali 2005, metode regresi digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas. Dikarenakan pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan empat variabel independen, maka metode analisis yang digunakan adalah metode 50 regresi berganda Multiple Regression. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut : Dimana: α = Konstanta b 1 – b 3 = Koefisien regresi, besarnya perubahan terikat akibat tiap-tiap unit variabel bebas Y = Risiko Sistematik X 1 = Operating leverage X 2 = Financial leverage X 3 = Compound leverage

3. Uji Hipotesis

a Uji Parsial Uji Statistik T Pengujian parsial regresi Uji t dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas independen secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas dependen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Kriterianya uji-t sebagai berikut : 1 Berdasarkan perbandingan t tabel dan t hitung i Bila t tabel t hitung dan t hitung t tabel , variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e 51 ii Bila t hitung t tabel dan t hitung t tabel , variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. 2 Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, sehingga hipotesis alternatifnya Ha diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi diatas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya Ha ditolak Ghozali, 2005. b Uji Simultan Uji Statistik F Uji F merupakan uji yang digunakan secara bersama-sama dalam membuktikan signifikan atau tidaknya persamaan regresi kuadratik yang telah dibentuk. Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah variabel independen secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria uji-F sebagai berikut: 1 Berdasarkan perbandingan F tabel dan F hitung i Bila F hitung F tabel , variabel bebas independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas dependen. 52 ii Bila F hitung F tabel , variabel bebas independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas dependen. 2 Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas signifikan 0,05 , jika probabilitas signifikan lebih besar dari α 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap variabel dependen. c Koefisien Determinasi R 2 Uji Koefisien Determinasi R² untuk mengetahui kesesuaian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Nilai R 2 besarnya antara 0 sampai dengan 1 0 R 2 1 koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R 2 mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel tidak bebas Ghozali, 2006. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Jakarta Islamic Index JII

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta dengan PT Danareksa Invesment Management PT DIM. JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional sepertiBursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 tiga puluh saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. 54 JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja benchmark dalam memilih portofolio saham yang halal.

2. Astra Agro Lestari Tbk AALI