Tujuan Investasi Bentuk-bentuk Investasi Jenis-jenis Investasi Definisi Pasar Modal

2. Tujuan Investasi

Untuk mencapai suatu efektivitas dan efesien dalam keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Fahmi dan Hadi 2009:6 tujuan investasi, yaitu: a. Terciptanya keberlanjutan continuity dalam investasi tersebut. b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan profit actual. c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

3. Bentuk-bentuk Investasi

Menurut Fahmi dan Hadi 2009:7 dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu: a. Real invesment Investasi nyata real invesment secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik. b. Financial invesment Investasi keuangan financial invesment secara umum melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa common stock dan obligasi bond. Perbedaan antara investasi pada real invesment dan financial invesment adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut. Pada real invesment relatif lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur pada komitmen jangka 10 panjang antara investor dan perusahaan. Sedangkan pada financial invesment lebih mudah dicairkan karena dapat diperjualbelikan tanpa terikat waktu.

4. Jenis-jenis Investasi

Jones 1998 dalam Gumanti 2011:24 membagi alternatif investasi menjadi dua golongan besar, yaitu: a. Investasi lansung direct investing Investor membeli dan menjual bagian dari investasi secara lansung tanpa harus menggunakan fasilitas perusahaan investasi invesment companies atau reksadana mutual fund. b. Investasi tidak langsung Investor membeli dan menjual bagian dari investasinya melalui perusahaan investasi atau reksadan dalam bentuk portofolio sekuritas.

B. Pasar Modal

1. Definisi Pasar Modal

Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali 2010:64, pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka menengah dan jangka panjang satu tahun lebih lama.sedangkan Martalena dan Maya 2011: 2, mengungkapkan pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang obligasi, ekuiti saham, reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi 11 perusahaan maupun intitusi lain misalnya pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya. Kedua definisi diatas, dapat diketahui bahwa pasar modal merupakan suatu tempat yang digunakan untuk kegiatan jual beli berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan dimana kegiatan tersebut berhubungan dengan perdagangan efek, efek perusahaan yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti saham, obligasi, waran, right, reksadana dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain Martalena dan Maya, 2011: 3. 2. Saham Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapt diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk Dewi, 2004: 49. Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen Martalena dan Maya, 2011: 13. a Saham biasa, memiliki karakteristik: 1 Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. 12 2 Hak suara proposional pada pemilihan doreksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham. 3 Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam rapat umum pemegang saham. 4 Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. b Saham preferen, memiliki karakteristik: 1 Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap. 2 Hak klaim lebih dulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan dilikuidasi. 3 Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu Martalena dan Maya, 2011: 13 : a Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. b Capital Gain Capital Gain merupakan selisih dari harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. 13

C. Risiko Saham

Menurut Husnan 2007 risiko terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Risiko tidak sistematik unsystematic risk Yang merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor unik pada suatu sekuritas yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor- faktor ini antara lain : kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi dan lingkungan kerja. 2. Risiko sistematik systematic risk merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini antara lain : kondisi perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan kebijakan pajak. Gambar 2.1 Bagan Risiko Saham Sumber: Bodie et. al 2006: 289 Penjumlahan dari risiko tersebut disebut risiko total. Risiko sistematik disebut juga risiko pasar, hal ini dikarenakan naik turun atau fluktuasi saham Risiko total Risiko uniktidak sistematik Risiko pasarsistematik 14 yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pergerakan saham keseluruhan, misalkan seperti keadaan perekonomian. Faktor ini menyebabkan semua saham untuk bergerak bersama dan selamanya selalu ada dalam setiap saham. Risiko tidak sistematik adalah risiko yang mempengaruhi hanya sebagian atau sekelompok kecil perusahaan misal adanya informasi seperti pemecatan karyawan besar-besaran. Sedangkan risiko sistematik merupakan risiko yang mempengaruhi sebagian besar perusahaan, misalkan seperti inflasi dan tingkat suku bunga. Oleh karena itu risiko tidak sistematik dapat dengan mudah dihindari investor dengan melakukan diversifikasi dalam investasi portofolionya. Tetapi risiko sistematik sulit dihindari karena risiko ini sangat berkaitan dengan risiko pasar secara umum yang berdampak pada hampir semua perusahaan. Meskipun demikian risiko pasar yang sangat dipengaruhi karakteristik pasar ini sangat sensitif terhadap faktor fundamental perusahaan. Dapat digambarkan apabila di suatu negara terjadi pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan peningkatan penjualan terhadap masing-masing perusahaan yang mana pengaruh terhadap tiap-tiap perusahaan berbeda tergantung fundamentalnya sehingga akan mempengaruhi tinggi rendahnya risiko sistematik perusahaan tersebut.

D. Beta Saham

Beta β merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham, atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas 15 merupakan fluktuasi return suatu saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi dari return- return pasar, maka dikatakan beta dari sekuritas tersebut bernilai satu Jogiyanto, 2007:266. Fluktuasi tersebut menunjukkan risiko sistematis dari saham tersebut, semakin besar return suatu saham berfluktuasi terhadap return pasar, maka risiko sistematisnya akan lebih besar, demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut. Karena fluktuasi juga sebagai pengukur risiko, maka beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau portofolio sama dengan risiko pasar. Beta saham individual cenderung memiliki koefisien determinasi yaitu kuadrat dari koefisien korelasi yang lebih rendah dari beta portoofolio, koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai R it yang bisa dijelaskan R mt . Beta portofolio umumnya lebih akurat dari beta sekuritas individual karena ada kemungkinan nilai beta selalu berubah dari waktu ke waktu kemudian penaksiran beta selalu mengandung unsur kesalahan acak random error. Risiko yang relevan untuk dipertimbangkan dalam investasi yang berbentuk portofolio adalah risiko sistematis, dimana besar kecilnya risiko tersebut ditunjukkan oleh besar kecilnya satuan beta. Besar kecilnya beta menunjukkan besar kecilnya kepekaan perubahan tingkat keuntungan saham R it terhadap perubahan tingkat keuntungan pasar R mt . 16 Menurut Husnan 2001:168 penilaian terhadap Beta β sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu: 1 Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar. 2 Apabila β 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif. 3 Apabila β 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham defensif. Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal penting untuk menganalisa sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematisnya yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang akan dibentuk. Pengukuran beta suatu saham dapat dilakukan dengan menggunakan Single Index Model Husnan, 2001:46. Model ini berasumsi bahwa return saham berkorelasi dengan perubahan return pasar, dan untuk mengukur 17 korelasi tersebut bisa dilakukan dengan menghubungkan return saham individual R it dengan return indeks pasar R mt . Tingkat return saham ini dihitung dengan rumus berikut: Di mana: R t = Return saham pada akhir bulan ke t P t = Clossing price pada akhir bulan ke t P t-1 = Clossing price pada akhir bulan sebelumnya t-1 Risiko sistematis sebagai bagian dari risiko pasar sangat tergantung pada investor dalam mendefinisikan kondisi pasar dan ini berpengaruh dalam perubahan harga saham yang umumnya dikaitkan dengan perubahan dalam pengharapan investor terhadap prospek perusahaan. Ri t = P t – P t-1 P t-1 18 Untuk menghitung return pasar market return pada periode ke-t sebagai berikut: Dimana: R mt = Return pasar pada akhir bulan ke t P mt = Clossing price pasar pada akhir bulan ke t P mt-1 = Clossing price pasar pada akhir bulan sebelumnya t-1 Return saham dan return pasar yang telah dihitung selanjutnya dipakai untuk menghitung beta untuk masing-masing perusahaan dengan menggunakan regresi berdasarkan model indeks tunggal yang persamaannya dirumuskan sebagai berikut: Dimana: R it = return saham perusahaan i pada periode ke t α i = intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i β it = beta untuk masing-masing perusahaan i R mt = return indeks pasar pada periode t e = kesalahan residu untuk persamaan regresi perusahaan i pada periode ke t R mt = P mt – P mt-1 P mt-1 R it = αi + β it R mt + e 19 Sehingga rumus mencari beta dengan metode indeks tunggal adalah sebagai berikut: Dimana: β = Beta n = Periode Jumlah data Rmt = Return Pasar Rit = Return Sekuritas

E. Leverage

Dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan industri, jasa, maupun perusahaan dagang dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap, seperti tanah, bangunan pabrik, mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Dengan penggunaan aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap, misalnya berupa penyusutan. Oleh karena itu masalah Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau penggunaan dana yang berakibat perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Menurut Susan Irawati 2006: 172 Leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya bebanbiaya tetap yang harus ditanggung perusahaan. Sedangkan menurut Abdul Halim 2007: 64 β = [n . ΣR mt . R it ] – ΣR mt . ΣR it [n . ΣR mt 2 ] – ΣR mt 2 20 Leverage adalah Penggunaan asset atau dana, di mana atas penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung beban tetap berupa penyusutan atau berupa bunga. Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa Leverage perusahaan sangatlah dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan yang memerlukan banyak biaya. Manfaat dari penggunaan Leverage dalam perusahaan adalah : 1 Untuk memungkinkan perusahaan agar mengkhususkan pengaruh suatu Leverage dalam jumlah penjualan atas laba bagi pemegang saham biasa. 2 Memungkinkan perusahaan untuk menunjukan hubungan satu sama lain antara pengaruh operasi dan pengaruh keuangan. Leverage dibedakan menjadi 3 tiga jenis, diantaranya Leverage Operasi Operating Leverage, Leverage Keuangan Financial Leverage, dan Leverage TotalLeverage gabungan Compound Leverage. Adapun penjelasan