Uji Asumsi Klasik Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility,Dansystemic Riskterhadap Earnings Response Coefficient

41 www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan Annual Report, laporan keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor independen.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ghozali, 2015. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot Normal P-P Plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonalnya. Sedangkan, uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Jika uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang signifikan berarti data residual terdistribusi tidak normal Ghozali, 2015.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Jika ada 42 korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ghozali 2015 menjelaskan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi, yaitu: 1 Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen. 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini mengindikasikan adanya multikolonieritas. 3 Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor VIF. Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan niai VIF 10 Ghozali, 2015.

c. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang 43 lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas Ghozali, 2015.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji statistik non-parametrik Run Test. Jika uji Run Test menunjukkan hasil yang signifikan berarti residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. 44

2. Analisis Statistik Deskriptif