Hasil Uji Asumsi Klasik

57 memiliki data ekstrim outlier yang berpotensi menganggu hasil analisis. Jika setelah di z-score terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari nilai z-score masing- masing variabel, maka data tersebut adalah data ekstrim outlier. Hasil screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data ekstrim outlier sebanyak 6 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Jadi jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 17 perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 85 sampel. Tetapi untuk variabel earnings response coefficient dan pengungkapan corporate social responsibility dilakukan penanganan tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan data-data penelitian dapat lolos uji normalitas.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data yang berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik Ghozali, 2015. Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil uji normalitas 58 menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot. Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik 59 titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal. Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya Ghozali, 2015. Maka dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov K-S untuk memperkuat hasil normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov K-S memliki tingkat signifikansi diatas Asymp. Sig. 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2015. Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov K-S 85 sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 85 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,74734741 Most Extreme Differences Absolute ,088 Positive ,059 Negative -,088 Test Statistic ,088 Asymp. Sig. 2-tailed ,152 c Sumber : Output SPSS yang diolah . Nilai Asymp. Sig. 2-tailed pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,152. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05. 60 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoloniaritas antar variabel bebas. Berikut tabel 4.4 yang menunjukkan hasil dari uji multikolonieritas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF SYR ,909 1,101 CSR ,979 1,021 SIA ,918 1,090 Sumber : Output SPSS yang diolah Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas antar variabel.

c. Hasil Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskesdastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji heteroskesdastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel 61 independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskesdastisitas. Berikut tabel 4.5 yang menunjukkan hasil dari uji heteroskesdastisitas . Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant ,698 ,115 6,071 ,000 SIA ,002 ,104 ,002 ,015 ,988 SYR ,008 ,038 ,023 ,201 ,841 CSR -1,568 1,150 -,151 -1,363 ,177 Sumber : Output SPSS yang diolah Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini: Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Grafik Scatterplot 62 Berdasarkan grafik scatterplot yang ditunjukkan pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan pada penelitian ini.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2015, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,919 a ,844 ,838 ,76106135 2,161 Sumber : Output SPSS yang diolah Nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini adalah sebesar 2,161. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85 sampel dengan jumlah variabel independen yang diuji adalah 4 sehingga nilai dL dalam Durbin-Watson tabel adalah sebesar 1,575 dan nilai dU adalah sebesar 4-1,575 yaitu sebesar 2,425. Nilai DW dalam penelitian 63 ini terletak di antara nilai dL dan dU yaitu 1,5752,1612,425. Hasil tersebut menunjukan bahwa penelitian terbebas dari masalah autokorelasi.

2. Hasil Statistik Deskriptif