Teori Keagenan Agency Theory

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan Agency Theory

Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak dimana satu agen atau lebih orang prinsipal, yaitu pemegang saham menunjuk orang lain agen, yaitu manajer untuk melakukan jasa demi kepentingan prinsipal, yang termasuk mendelegasikan kekuasaan mengambil keputusan kepada agen. Manajemen diberikan keleluasaan untuk dapat memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi selama tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku umum. Namun, hal tersebut terkadang disalah gunakan oleh manajemen dalam memberikan informasi mengenai laba yang merupakan gambaran kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dari laba yang dilaporkan perusahaan tersebut, yang disebabkan oleh adanya masalah keagenan. Menurut Raharjo 2007, teori agensi terfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal mendelegasikan responsibility decision making kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang rasional yang semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas 17 prefensi, kepercayaan, dan informasi. Scott 2009 menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, baik kontrak kerja antara perusahaan dengan manajer, maupun kontrak pinjaman antara perusahaaan dengan kreditor. Pada umumnya baik pemegang saham ataupun manajer ingin memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki. Dalam hal ini, manajer memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pemegang saham, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu mereka untuk melakukan tindakan- tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraanya, sedangkan bagi pemegang saham akan sulit dalam mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen akibat adanya keterbatasan informasi yang dimiliki. Godfrey et al 2010 membagi biaya keagenan dalam tiga jenis biaya yaitu: 1 Biaya monitoring Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku agen. Prinsipal melakukan pengukuran, pengamatan dan pengendalian atas perilaku agen. 2 Biaya perikatan Bonding Cost Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka mematuhi dan mengimplementasikan mekanisme kontrak yang menjamin bahwa agen akan bertindak sejalan dengan kepentingan prinsipal. 18 3 Residual Loss Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang dilakukan agen berbeda dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi kepentingan prinsipal walaupun biaya terkait pengawasan dan perikatan sudah dilakukan. Pandangan teori keagenan ini mengakibatkan munculnya konfilik yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan, karena manajemen yang memiliki kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan pemegang saham.

2. Teori Sinyal Signalling Theory