Uji Hipotesis Variabel Bebas

46

4. Uji Hipotesis

a Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Ghozali, 2015. Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H 0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. b Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2015. Jika probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a. Spesialisasi Industri Auditor

Auditor spesialisasi industri, merupakan mekanisme yang dilakukan oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu. Auditor spesialis dan non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada 47 industri tertentu, kemudian dilakukan pembobotan weightening berdasarkan total aset perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh Primadita 2012 sebagai berikut: ∑ klien KAP di industri ∆ aset klien KAP di industri SPEC = x ∑ emiten di industri ∆ aset seluruh emiten di industri Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai 10 market share. Variabel auditor spesialis diukur dengan menggunakan dummy variable. Jika suatu KAP tertentu menguasai ≥10 market share maka diberikan nilai 1 spesialis, dan 0 jika tidak.

b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Pengungkapan ini menggunakan check list yang mengacu pada Global Reporting Initiative GRI. GRI memfokuskan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan pada 3 bidang yaitu: 1 indikator kinerja ekonomi; 2 indikator kinerja lingkungan; dan 3 indikator kinerja sosial tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial, dan produk. Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokan item pada check list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan maka diberikan nilai 1, jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list. Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokannya pada check list, hasil pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan 48 dihitung indeksnya dengan proksi CSRI. Menurut Sayekti dan Wondabio 2007, rumus untuk menghitung CSRI adalah sebagai berikut : CSRI = ∑ � CSRI : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. ∑ Xi: nilai 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. n: jumlah item untuk perusahan .

c. Systemic Risk

Menurut Tandeilin 2001, risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar market risk merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dalam hal ini risiko sistematik perusahaan diukur dengan beta yang diestimasi dengan model pasar. Koefisien beta diperoleh dari regresi antara return saham dengan return pasar, yakni dengan rumus sebagai berikut Suad, 2005: R = α + β Rm + e Keterangan: R = Return saham β = Beta saham indikator risiko sistematis Rm = Return pasar Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 49 1. Menghitung return saham Rit = � – � − � − Dimana: Rit = Return saham perusahaan i pada periode t Pit = Harga penutupan saham i pada periode t Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode t-1 2. Menghitung return pasar harian: Rmt = � – � − � − Dimana: Rmt = Return pasar harian IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1

2. Variabel Terikat a.