Produk Penghimpun Dana Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

20 transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat dilakukan secara cicilan maupun sekaligus. 2Ba’ As Salam, yaitu kontrak jual beli dimana nasabah bertindak sebagai penjual, sedangkan bank sebagai pembeli barang yang diserahkan oleh nasabah secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam transaksi ini kuantintas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Transaksi ini biasanya digunakan untuk produk pertanian dalam jangka waktu yng singkat. 3Bai’ Al Isthisna’, yaitu produk yang menyerupai produk salam. Sistem pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Umumnya diaplikasikan dalam pembiayaan manufaktur dan kontruksi. 4Ijarah dan Ijarah wa Itigna, yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual jasa, sementara nasabah sebagai pembeli. Diakhir masa kontrak bank dapat menawarkan nasabah untuk membeli barang yang disewakan. Jika sewa cicilan sudah termasuk harga pokok barang disebut ijarah wa igtina. 3. Akad pinjaman 1. Qard Al-HasanMerupakan pinjaman dana bank terhadap pihak yang layak untuk mendapatkannya, dan bank sama sekali dilarang untuk menerima apapun.

2. Produk Penghimpun Dana

a. Giro Wadiah Wadiah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi bank bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. b. Rekening Tabungan Bank menerima simpanan dari nasabah dengan jasa penitipan dana. Bank mendapatkan ijin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di 21 bank. Keuntungan dari penggunaan dana akan dibagi dengan nasabah dengan pembagian yang disepakati pada awal perjanjian. Bank juga menjamin pembayaran kembali pada semua simpanan nasabah. c. Rekening Investasi Umum Produk ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dimana bank bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai baitul maal. Variasi waktu simpanan bisa 1, 3, 6, 24 bulan, dan seterusnya. Dalam hal ini kerugian ditanggung oleh nasabah dan bank akan kehilangan keuntungan. d. Rekening Investasi Khusus Produk ini menggunkan prinsip mudharabah muqqayadah, dimana bank menerima pinjaman dari pemerintah atau nasabah korporasi. Bentuk investasi dan pembagian keuntungan dinegosiasikan kasus per kasus. e. Produk Jasa 1 Rahn merupakan akad menggadaikan barang dari suatu pihak ke pihak lain, dengan uang sebagai gantinya. Akad ini dapat berubah menjadi produk jika digunakan untuk pelayanan kebutuhan konsumtif dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. 2 Wakalah merupakan akad perwakilan anatara dua pihak. Umumnya digunakan untuk penerbitan LC Letter of Credit, akan tetapi juga dapat digunakan untuk mentransfer dana nasabah ke pihak lain. 3 Kafalah akad untuk penjaminan. Akad ini digunakan untuk penerbitan garansi ataupun sebagai jaminan pembayaran lebih dulu. 4 Hawalah merupakan akad pemindahan utang piutang. Akad ini dapat digunakan dalam penyelesaian utang impor. Pengalihan utang harus dilakukan atas dasar kerelaan dari para pihak yang terkait. 22 5 Ju’alah merupakan akad pemberian imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Akad ini digunakan oleh bank dalam menawarkan jasa dengan fee sebagai imbalannya.

F. Sumber Dana Bank Syariah

Adapun sumber dana bank syariah terdiri dari : a.Modal Inti core capital adalah modal yang berasal dari pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. b.Kuasi ekuitas mudharabah account adalah dana dana yang tercatat dalam rekening- rekening bagi hasil. c.Titipan Wadiah adalah simpanan tanpa imbalan. Sistem pembiayaan bank syariah Menurut sifat penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu syafi’i Antonio, 2011 : 1.Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2.Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

G. Definisi Profitabilitas

Hadad dkk 2003 mendefinisikan profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performa suatu bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang 23 saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisir risiko yang ada Hasan, 2003. Menurut Weygandt et al. 1996, rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternative investasi yang sesuai dengan tingkat risiko.Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas yang diperoleh semakin tinggi pula. Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat effisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Kuncoro,2007. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah ROE Return on Equity dan ROA Return on Asset Pratiwi,2012. ROE merupakan perbandingan laba bersih bank dengan modal sendiri.Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.Sedangkan ROA menunjukan kemampuan menejemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset yang dimiliki bank dengan modal sendiri. Perlu dicatat disini dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return on Asset ROA dan tidak memasukan unsur Return on Equity. Hal ini dikarenakan bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat Dendawijaya,2003. 24

H. Return on Asset ROA

Return On Asset atau ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukan kinerja perusahaan semakin baik Dendawijaya,2003. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, yang tercantum dalam surat edaran BI No. 924Dpbs, secara matematis, ROA dirumuskan sebagai berikut Almilia, 2005. ROA = Dibawah ini merupakan klasifikasi tingkat ROA Return On Asset menurut Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1418PBI2012: Tabel 2. 3. Klasifikasi Tingkat Penilaian ROA Return On Asset Tingkat ROA Predikat Diatas 1,22 Sangat Baik 0,99 sd 1,22 Cukup Baik 0,77 sd 0,99 Kurang Baik Dibawah 0,77 Tidak Baik Sumber: www.bi.go.id Berdasarkan Tabel diatas, dijelaskan bahwa semakin besar nilai ROA maka semakin baik pula keadaan ataupun kesehatan bank tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai ROA Return On Asset dapat menunjukkan seberapa besar tingkat keuntungan laba yang dicapai oleh bank tersebut, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil rasio ini, 25 mengidentifikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan keuntungan dan atau menekan biaya.

I. Laporan Keuangan

Laporan keuangan bank syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil keputusan. Semua lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi yang juga disebut dengan sistem pembukuan untuk mencatat semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan minimal setahun sekali yaitu pada akhir tahun akuntansi.Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penelitian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.Oleh karena itu, kegiatan usaha suatu bank menurut ketentuan pemerintah harus dinyatakan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dan dilaporkan kepada masyarakat dan otoritas moneter sebagai pengawas perbankan nasional.Laporan keuangan yang dihasilkan bank tersebut diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan pertanggungjawaban manajemen bank kepada seluruh stakeholder bank.Adapun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah pemegang saham, manajemen, karyawan, masyarakat luas. Kasmir : 2004

J. Variabel Teoritis

Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur profitabilitas ROA Return on Assets suatu bank adalah CAR Capital Adequacy Ratio, NPF Non Performing Financing, FDR Financing to Deposit Ratio. 26

1. Capital Adequancy Ratio CAR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2012-2015

0 4 104

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Proporsi Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

0 3 17

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Proporsi Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

0 7 20