20 transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat
dilakukan secara cicilan maupun sekaligus. 2Ba’ As Salam, yaitu kontrak jual beli dimana nasabah bertindak sebagai penjual,
sedangkan bank sebagai pembeli barang yang diserahkan oleh nasabah secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam transaksi ini kuantintas, harga, dan
waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Transaksi ini biasanya digunakan untuk produk pertanian dalam jangka waktu yng singkat.
3Bai’ Al Isthisna’, yaitu produk yang menyerupai produk salam. Sistem pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Umumnya diaplikasikan
dalam pembiayaan manufaktur dan kontruksi. 4Ijarah dan Ijarah wa Itigna, yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai
penjual jasa, sementara nasabah sebagai pembeli. Diakhir masa kontrak bank dapat menawarkan nasabah untuk membeli barang yang disewakan. Jika sewa cicilan sudah
termasuk harga pokok barang disebut ijarah wa igtina. 3.
Akad pinjaman 1.
Qard Al-HasanMerupakan pinjaman dana bank terhadap pihak yang layak untuk mendapatkannya, dan bank sama sekali dilarang untuk menerima apapun.
2. Produk Penghimpun Dana
a. Giro Wadiah
Wadiah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi bank bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut. b.
Rekening Tabungan Bank menerima simpanan dari nasabah dengan jasa penitipan dana. Bank
mendapatkan ijin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di
21 bank. Keuntungan dari penggunaan dana akan dibagi dengan nasabah dengan pembagian
yang disepakati pada awal perjanjian. Bank juga menjamin pembayaran kembali pada semua simpanan nasabah.
c. Rekening Investasi Umum
Produk ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dimana bank bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai baitul maal. Variasi waktu simpanan bisa 1, 3, 6, 24
bulan, dan seterusnya. Dalam hal ini kerugian ditanggung oleh nasabah dan bank akan kehilangan keuntungan.
d. Rekening Investasi Khusus
Produk ini menggunkan prinsip mudharabah muqqayadah, dimana bank menerima pinjaman dari pemerintah atau nasabah korporasi. Bentuk investasi dan pembagian
keuntungan dinegosiasikan kasus per kasus. e.
Produk Jasa 1
Rahn merupakan akad menggadaikan barang dari suatu pihak ke pihak lain, dengan uang sebagai gantinya. Akad ini dapat berubah menjadi produk jika digunakan untuk
pelayanan kebutuhan konsumtif dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. 2
Wakalah merupakan akad perwakilan anatara dua pihak. Umumnya digunakan untuk penerbitan LC Letter of Credit, akan tetapi juga dapat digunakan untuk mentransfer
dana nasabah ke pihak lain. 3
Kafalah akad untuk penjaminan. Akad ini digunakan untuk penerbitan garansi ataupun sebagai jaminan pembayaran lebih dulu.
4 Hawalah merupakan akad pemindahan utang piutang. Akad ini dapat digunakan
dalam penyelesaian utang impor. Pengalihan utang harus dilakukan atas dasar kerelaan dari para pihak yang terkait.
22 5
Ju’alah merupakan akad pemberian imbalan tertentu atas pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Akad ini digunakan oleh bank dalam menawarkan
jasa dengan fee sebagai imbalannya.
F. Sumber Dana Bank Syariah
Adapun sumber dana bank syariah terdiri dari : a.Modal Inti core capital adalah modal yang berasal dari pemilik bank, yang terdiri dari
modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. b.Kuasi ekuitas mudharabah account adalah dana dana yang tercatat dalam rekening-
rekening bagi hasil. c.Titipan Wadiah adalah simpanan tanpa imbalan.
Sistem pembiayaan bank syariah Menurut sifat penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu syafi’i
Antonio, 2011 : 1.Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
2.Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
G. Definisi Profitabilitas
Hadad dkk 2003 mendefinisikan profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performa suatu bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang
23 saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisir risiko yang ada
Hasan, 2003. Menurut Weygandt et al. 1996, rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap sebagai
alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternative investasi yang sesuai
dengan tingkat risiko.Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas yang diperoleh semakin tinggi pula. Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk
mengukur tingkat effisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Kuncoro,2007. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah ROE Return on Equity dan ROA Return on Asset Pratiwi,2012.
ROE merupakan perbandingan laba bersih bank dengan modal sendiri.Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola modal yang tersedia
untuk menghasilkan laba setelah pajak.Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.Sedangkan ROA menunjukan kemampuan menejemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset yang dimiliki bank dengan modal
sendiri. Perlu dicatat disini dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return on Asset ROA dan tidak memasukan
unsur Return on Equity. Hal ini dikarenakan bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur
dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat Dendawijaya,2003.
24
H. Return on Asset ROA
Return On Asset atau ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
menunjukan kinerja perusahaan semakin baik Dendawijaya,2003. Return on Asset
merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank.
Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, yang tercantum dalam surat edaran BI No. 924Dpbs, secara matematis, ROA dirumuskan sebagai berikut Almilia, 2005.
ROA = Dibawah ini merupakan klasifikasi tingkat ROA Return On Asset menurut Peraturan
Bank Indonesia PBI No. 1418PBI2012:
Tabel 2. 3. Klasifikasi Tingkat Penilaian ROA Return On Asset
Tingkat ROA Predikat
Diatas 1,22 Sangat Baik
0,99 sd 1,22 Cukup Baik
0,77 sd 0,99 Kurang Baik
Dibawah 0,77 Tidak Baik
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel diatas, dijelaskan bahwa semakin besar nilai ROA maka semakin baik pula keadaan ataupun kesehatan bank tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai ROA Return On Asset dapat menunjukkan seberapa besar tingkat keuntungan laba yang dicapai oleh bank tersebut, sehingga kemungkinan bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil rasio ini,
25 mengidentifikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva
untuk meningkatkan keuntungan dan atau menekan biaya.
I. Laporan Keuangan
Laporan keuangan bank syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil keputusan.
Semua lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi yang juga disebut dengan sistem pembukuan untuk mencatat semua transaksi
ekonomi yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan minimal setahun sekali yaitu pada akhir tahun akuntansi.Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar
penelitian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.Oleh karena itu, kegiatan usaha suatu bank menurut ketentuan pemerintah harus dinyatakan dalam laporan keuangan
yang diterbitkan dan dilaporkan kepada masyarakat dan otoritas moneter sebagai pengawas perbankan nasional.Laporan keuangan yang dihasilkan bank tersebut diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan pertanggungjawaban manajemen bank kepada seluruh stakeholder bank.Adapun pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah pemegang saham, manajemen, karyawan, masyarakat luas. Kasmir : 2004
J. Variabel Teoritis
Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur profitabilitas ROA Return on Assets
suatu bank adalah CAR Capital Adequacy Ratio, NPF Non Performing Financing, FDR Financing to Deposit Ratio.
26
1. Capital Adequancy Ratio CAR