0.22 146 Peran Hara Tanaman terhadap Populasi Mikrob dan Pembentukan Gaharu

yang menyatakan bahwa nitrogen menjadi bahan terbanyak yang dikandung oleh tanaman setelah C, H, dan O. Kadar Fe dan Mn pada G1 juga paling tinggi dari ke enam sampel, yaitu 265 ppm Fe dan 2325 ppm Mn. Sementara itu pohon G2 memiliki kadar P, Cu, dan Zn tertinggi sebesar 0.26 untuk P, 41 ppm untuk Cu, dan 159 ppm untuk Zn. Kadar Ca tertinggi adalah 0.74 pada G4. Untuk kadar K dan Mg tertinggi berada pada G6 dan G5 sebesar 0.81 dan 0.32. Merujuk pada Tabel 4, terlihat bahwa kadar unsur mikro Fe, Cu, Zn dan Mn berkorelasi dengan populasi fungi pada beberapa pohon A. malaccensis. Pohon G2 yang memiliki kadar unsur mikro tinggi memiliki populasi fungi yang banyak 6.87 x 10 4 . Rendahnya kadar unsur mikro pohon G6 berkorelasi dengan sedikitnya populasi fungi 0.02 x 10 4 pada pohon tersebut. Kadar hara tanaman tidak begitu berpengaruh pada populasi bakteri. Rendahnya kadar unsur makro dan mikro pohon G3 berkorelasi dengan sedikitnya populasi bakteri 0.30 x 10 7 pada pohon tersebut. Pohon G6 yang memiliki populasi bakteri paling banyak 13.53 x 10 7 memiliki kadar unsur mikro rendah, dan unsur makro tidak terlalu tinggi. Mikrob pada tanaman mendapatkan sumber nutrisi dari throughfall dan stemflow. Throughfall adalah bagian curah hujan yang lolos mencapai tanah melalui sela-sela kanopi ataupun sebagai jatuhan setelah tersangkut di kanopi. Stemflow adalah bagian curah hujan yang mencapai tanah dengan mengalir pada batang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Schort et al. 2001 yang menunjukkan bahwa throughfall dan stemflow umumnya mengandung beberapa hara potensial N, P, K, Ca, Mg. Hara tersebut merupakan unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrob. Sridhar 2009 menambahkan, throughfall dan stemflow ini menguntungkan bagi mikrob karena mereka bisa mendapatkan nutrisi dari bahan yang tersedia daun, kulit kayu, ranting, dan sampah kering. Tingginya kadar N dan Mn pada G1 berkorelasi dengan banyaknya gaharu yang didapatkan pada pohon ini. Pada G1 ditemukan gaharu yang terbentuk dari gigitan tupai dan pemangkasan dahan bagian pucuk. Gaharu yang terbentuk pada G1 berwarna lebih hitam dibanding gaharu dari lima pohon lain. Hal ini dikarenakan nitrogen N dibutuhkan untuk memproduksi fitoaleksin dan unsur mangan Mn dalam tanaman berfungsi mengaktifasi senyawa aromatik. Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup hanya setelah dirangsang oleh berbagai mikrob patogenik atau oleh kerusakan mekanis dan kimia Agrios,1997. Gangguan mekanis pada G1 berupa gigitan tupai dan pemangkasan dahan bagian pucuk lebih banyak dibanding pohon lain Lampiran 2. Pada pohon G1 juga ditemukan fungi selulolitik dan pektinolitik terbanyak Tabel 3. Keadaan ini merangsang pohon memproduksi fitoaleksin lebih banyak dari lima pohon lainnya sebagai mekanisme pertahanan diri berupa senyawa sesquiterpenoid yang beraroma harum.

4.4 Hasil Uji Lapang

Uji lapang isolat terpilih dilaksanakan di Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Inokulasi dilakukan pada bulan Mei 2012 dan pengamatan dilakukan pada bulan Oktober 2012. Hasil uji lapang berupa jarak vertikal dan horizontal jaringan batang yang berwarna kecoklatan di sekitar lubang bor ditampilkan pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Panjang Infeksi yang Terbentuk pada Pohon A. malaccensis Setelah Inokulasi Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, infeksi yang terbentuk cenderung ke arah vertikal dibandingkan arah horizontal sejajar diameter batang. 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 F1 F18 F19 B7 B8 Pan ja n g In fe ks i C m Kode Isolat Chart Title Vertikal Horizontal Panjang Infeksi yang Terbentuk Setelah Inokulasi Jarak terpanjang vertikal dibentuk oleh isolat F1, sepanjang 3.75 cm, sedangkan jarak terpendek dibentuk oleh isolat F18, 1.9 cm. Isolat F 18 mampu membentuk jarak terlebar horizontal, sebesar 1 cm, sedangkan isolat F1 membentuk jarak tersempit, sebesar 0.8 cm. Pembentukan gaharu yang cenderung ke arah vertikal dikarenakan pada arah ini terdapat jaringan transportasi makanan, di mana fungi mendapatkan makanan sekaligus melakukan infeksi. Pohon yang diinokulasi isolat B7 dan B8 tidak menunjukkan tanda –tanda terbentuknya gaharu. Hal ini dikarenakan fungi lebih adaptif dibanding bakteri. Fungi cenderung mudah tumbuh, sementara bakteri membutuhkan lingkungan tumbuh yang lebih spesifik.