organik yang bermolekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak atau senyawa organik lain melalui proses metabolisme. Proses metabolisme menghasilkan
senyawa yang lebih sederhana yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk mikrob. Karena itulah, mikrob bisa ditemukan bersimbiosis dengan
tanaman, baik simbiosis mutualisme, komensalisme, ataupun parasitisme. Sebagai sumber nutrisi, unsur hara mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan mikrob. Fungsi unsur hara pada pertumbuhan mikrob di jelaskan Zabel Morrel 1992 dan Madigan et al. 2009. Unsur Nitrogen N berfungsi
untuk sintesis protein dan unsur pokok lain seperti: nukleoprotein, lipoprotein, enzim dan kitin. Unsur Fosfor P berfungsi untuk sintesis asam nukleat dan
fosfolipit. Kalsium Ca berperan menjaga kestabilan dinding sel pada kebanyakan mikrob. Unsur logam juga dibutuhkan mikrob untuk reaksi
enzimatik. Tabel 4. Kandungan Hara pada Beberapa Pohon A. malaccensis
Merujuk pada Tabel 4, diketahui unsur hara yang tertinggi pada beberapa pohon A. malaccensis adalah nitrogen N. Rata
– rata kadar N 1.40, dengan kadar N tertinggi pada G1 1.58. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutejo 2002
Kode Pohon N
P K
Ca Mg
Fe Cu Zn Mn
ppm
G1
1.58 0.07
0.70 0.57
0.26 265 32
136 2325
G2
1.43 0.26
0.63 0.60
0.17 198 41 159
1815
G3
1.16 0.06
0.52 0.62
0.16 82
3 86
1919
G4
1.24 0.06
0.46 0.74
0.19 137 34 110
1785
G5
1.57 0.20
0.69 0.62
0.32 94
37 111
1381
G6
1.42 0.10
0.81 0.49
0.21 98
8 77
1286
Rataan 1.40
0.13 0.64
0.60 0.22 146
26 113
1752
Mg
yang menyatakan bahwa nitrogen menjadi bahan terbanyak yang dikandung oleh tanaman setelah C, H, dan O. Kadar Fe dan Mn pada G1 juga paling tinggi dari ke
enam sampel, yaitu 265 ppm Fe dan 2325 ppm Mn. Sementara itu pohon G2 memiliki kadar P, Cu, dan Zn tertinggi sebesar 0.26 untuk P, 41 ppm untuk Cu,
dan 159 ppm untuk Zn. Kadar Ca tertinggi adalah 0.74 pada G4. Untuk kadar K dan Mg tertinggi berada pada G6 dan G5 sebesar 0.81 dan 0.32.
Merujuk pada Tabel 4, terlihat bahwa kadar unsur mikro Fe, Cu, Zn dan Mn berkorelasi dengan populasi fungi pada beberapa pohon A. malaccensis.
Pohon G2 yang memiliki kadar unsur mikro tinggi memiliki populasi fungi yang banyak 6.87 x 10
4
. Rendahnya kadar unsur mikro pohon G6 berkorelasi dengan sedikitnya populasi fungi 0.02 x 10
4
pada pohon tersebut. Kadar hara tanaman tidak begitu berpengaruh pada populasi bakteri. Rendahnya kadar unsur makro
dan mikro pohon G3 berkorelasi dengan sedikitnya populasi bakteri 0.30 x 10
7
pada pohon tersebut. Pohon G6 yang memiliki populasi bakteri paling banyak 13.53 x 10
7
memiliki kadar unsur mikro rendah, dan unsur makro tidak terlalu tinggi.
Mikrob pada tanaman mendapatkan sumber nutrisi dari throughfall dan stemflow. Throughfall adalah bagian curah hujan yang lolos mencapai tanah
melalui sela-sela kanopi ataupun sebagai jatuhan setelah tersangkut di kanopi. Stemflow adalah bagian curah hujan yang mencapai tanah dengan mengalir pada
batang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Schort et al. 2001 yang menunjukkan bahwa throughfall dan stemflow umumnya mengandung beberapa
hara potensial N, P, K, Ca, Mg. Hara tersebut merupakan unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrob. Sridhar 2009 menambahkan, throughfall dan
stemflow ini menguntungkan bagi mikrob karena mereka bisa mendapatkan nutrisi dari bahan yang tersedia daun, kulit kayu, ranting, dan sampah kering.
Tingginya kadar N dan Mn pada G1 berkorelasi dengan banyaknya gaharu yang didapatkan pada pohon ini. Pada G1 ditemukan gaharu yang terbentuk dari
gigitan tupai dan pemangkasan dahan bagian pucuk. Gaharu yang terbentuk pada G1 berwarna lebih hitam dibanding gaharu dari lima pohon lain. Hal ini
dikarenakan nitrogen N dibutuhkan untuk memproduksi fitoaleksin dan unsur mangan Mn dalam tanaman berfungsi mengaktifasi senyawa aromatik.
Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup hanya setelah dirangsang oleh berbagai mikrob patogenik atau oleh
kerusakan mekanis dan kimia Agrios,1997. Gangguan mekanis pada G1 berupa gigitan tupai dan pemangkasan dahan bagian pucuk lebih banyak dibanding pohon
lain Lampiran 2. Pada pohon G1 juga ditemukan fungi selulolitik dan pektinolitik terbanyak Tabel 3. Keadaan ini merangsang pohon memproduksi
fitoaleksin lebih banyak dari lima pohon lainnya sebagai mekanisme pertahanan diri berupa senyawa sesquiterpenoid yang beraroma harum.
4.4 Hasil Uji Lapang