Pohon G3 e. Fungi yang Menempel pada Dahan

d. Pohon G3 e. Fungi yang Menempel pada Dahan

Lanjutan Gambar Lampiran 1 a. Gigitan Tupai pada Pohon G1 Gambar Lampiran 2. kondisi Pohon G1 dan Gaharu yang Terbentuk b. Gaharu yang Terbentuk dari Pemangkasan Dahan Pucuk c. Gaharu yang Terbentuk dari Gigitan tupai Lanjutan Gambar Lampiran 2 Gambar Lampiran 3. Gaharu Hasil Inokulasi Gambar Lampiran 4. Pembentukan Zona Bening oleh Fungi Gambar Lampiran 5. Pembentukan Zona Bening oleh Bakteri Tabel Lampiran 1. Komposisi Media CMC per liter 1. KH 2 PO 4 1 gram 2. K 2 SO 4 0.5 gram 3. NaCl 0.5 gram 4. FeSO 4 0.01 gram 5. MnSO 4 0.01 gram 6. NH 4 NO 3 1 gram 7. CMC 10 gram 8. Agar 15 gram Tabel Lampiran 2. Komposisi Media Citric Pectin 0.5 per liter 1. NaNo 3 6 gram 2. KH 2 PO 4 1.5 gram 3. KCl 0.5 gram 4. MgSO 4 .7H 2 O 0.5 gram 5. FeSO 4 0.01 gram 6. ZnSO 4 0.01 gram 7. H 3 BO 3 0.01 gram 8. Yeast extract 1 gram 9. Citric pectin 5 gram 10. Agar 15 gram Tabel Lampiran 3. Komposisi Media Pectinolytic Bacteria per liter 1. Citrus pectin 1 2. NH 4 2 SO 4 67 3. K 2 HPO 4 0.2 4. MgSO 4 . 7H 2 O 0.02 5. Agar 1.5 6. Nutrient solution 0.1 yang terdiri dari: a. FeSO 4 . 7H 2 O 5 mg b. MnSO 4 . 7H 2 O 1.6 mg c. ZnSO 4 . 7H 2 O 1.4 mg d. COCl 2 2.0 mg Tabel Lampiran 4. Deskripsi Isolat Bakteri Terpilih Kode Isolat Gambar Deskripsi B7 Koloni berwarna putih, berbentuk bundar dengan tepian berlekuk dan elevasi seperti tombol. B8 Koloni berwarna putih susu, berbentuk bundar dengan tepian silikat dan elevasi timbul. Tabel Lampiran 5. Deskripsi Isolat Fungi Terpilih Kode Isolat Tampak Atas Tampak Bawah Deskripsi F1 Bagian atas fungi berwarna pink, bagian bawah berwarna putih kecoklatan. Miselium tumbuh ke samping dengan tekstur hairy. F18 Bagian atas fungi berwarna hijau, bagian bawah berwarna cokelat tua. Miselium tumbuh ke samping dengan tekstur hairy. F19 Bagian atas dan bawah fungi berwarna putih. Miselium tumbuh ke samping dengan tekstur hairy.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu HHBK yang sudah mendunia. Harga jual dari gaharu paling tinggi dibandingkan HHBK lain, seperti rotan, sutera, bambu, nyamplung, ataupun madu. Gaharu digunakan sebagai bahan dasar industri parfum, dupa, kosmetik, dan obat-obatan Sumarna, 2002. Gaharu yang mempunyai aroma khas bahkan diekspor ke Arab Saudi khusus untuk pengharum ka’bah di Mekah. Indonesia memiliki potensi sumberdaya pohon penghasil gaharu yang tinggi. Hal ini dikarenakan terdapat enam genus pohon penghasil gaharu yang tersebar di Indonesia. Adapun daerah penyebaran gaharu di Indonesia adalah: Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Ambon, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Gaharu yang terdapat di Indonesia berasal dari genus Aquilaria, Gonystylus, Gyrinops, Einkleia, Aetoxylon, dan Wiekstroemia. Pohon yang paling banyak dicari oleh para pemburu gaharu adalah dari genus Aquilaria dan Gyrinops karena kualitas dan harga jualnya yang lebih tinggi. Sampai saat ini, mekanisme dan proses pembentukan gaharu belum diketahui dengan pasti. Santoso et al. 2006 melaporkan bahwa proses dan mekanisme terbentuknya gaharu pada pohon penghasil gaharu disebabkan karena pohon terinfeksi fungi pada bagian batang yang terluka. Atas dasar asumsi tersebut dimungkinkan penyakit secara biologis dapat dikembangkan sebagai inokulan dan terlukanya batang dapat direkayasa dengan pengeboran dan proses infeksi penyakit. Sementara itu, masyarakat awam menggunakan cara tradisional untuk merangsang pembentukan gaharu dengan pelukaan seperti: disayat, dipaku, pemangkasan cabang, mengelupas kulit batang, dan lain-lain.

1.2 Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh mikrob dan status hara pada A. malaccensis serta hubungannya dengan pembentukan gaharu.

1.3 Hipotesis

1. Mikrob yang mampu mendegradasi selulosa dan pektin mampu merangsang pembentukan gaharu. 2. Status hara tanaman mempengaruhi populasi mikrob pada tanaman. 3. Status hara tanaman mempengaruhi pembentukan gaharu.