Prinsip-prinsip Etika Dalam Pelayanan Publik

177 | P a g e pada pengobatan maka pemerintah akan kehilangan kapasitasnya untuk memberikan respon atas masalah-masalah publik yang muncul. keenam, pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja. Artinya, pada saat teknologi masih primitif, komunikasi antar berbagai lokasi masih lamban, dan pekerja publik relatif belum terdidik, maka sistem sentralisasi sangat diperlukan.Akan tetapi, sekarang abad informasi dan teknologi sudah mengalami perkembangan pesat, komunikasi antar daerah yang terpencil bisa mengalir seketika, banyak pegawai negeri yang terdidik dan kondisi berubah dengan kecepatan yang luar biasa, maka pemerintahan desentralisasilah yang paling diperlukan.Tak ada waktu lagi untuk menunggu informasi naik ke rantai komando dan keputusan untuk turun. Beban keputusan harus dibagi kepada lebih banyak orang, yang memungkinkan keputusan dibuat ke bawah atau pada pinggiran ketimbang mengonsentrasikannya pada pusat atau level atas. Kerjasama antara sektor pemerintah, sektor bisnis dan sektor civil socity perlu digalakkan untuk membentuk tim kerja dalam pelayanan publik. ketujuh,adalah pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar. Artinya, daripada beroperasi sebagai pemasok masal barang atau jasa tertentu, pemerintahan atau organisasi publik lebih baik berfungsi sebagai fasilitator dan pialang dan menyemai pemodal pada pasar yang telah ada atau yang baru tumbuh.Pemerintahan entrepreneur merespon perubahan lingkungan bukan dengan pendekatan tradisional lagi, seperti berusaha mengontrol lingkungan, tetapi lebih kepada strategi yang inovatif untuk membentuk lingkungan yang memungkinkan kekuatan pasar berlaku. Pasar di luar kontrol dari hanya institusi politik, sehingga strategi yang digunakan adalah membentuk lingkungan sehingga pasar dapat beroperasi dengan efisien dan menjamin kualitas hidup dan kesempatan ekonomi yang sama. Dalam rangka melakukan optimalisasi pelayanan publik, 10 prinsip di atas seharusnya dijalankan oleh pemerintah sekaligus, dikumpulkan semua menjadi satu dalam sistem pemerintahan, sehingga pelayanan publik yang dilakukan bisa berjalan lebih optimal dan maksimal. 10 prinsip tersebut bertujuan untuk menciptakan organisasi pelayanan publik yang smaller kecil, efisien, faster kinerjanya cepat, efektif cheaper operasionalnya murah dan kompetitif.Dengan demikian, pelayanan publik oleh birokrasi kita bisa menjadi lebih optimal dan akuntabel.

C. Prinsip-prinsip Etika Dalam Pelayanan Publik

1. Prinsip-prinsip umum dalam etika pelayanan publik Ada sejumlah prinsip etika dalam pelayanan publik yang dapat diidentifikasi dengan mengacu kepada nilai-nilai dasar yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 178 | P a g e Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Pasal 6. Beberapa nilai-nilai dasar tersebut yaitu: a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945. c. Semangat nasionalisme d. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Prinsip-prinsip etika ini juga dapat dipandang sebagai kombinasi antara nilai-nilai yang berasal dari tradisi birokrasipelayanan publik nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai baru. Nilai-nilai tradisional mencerminkan misi pokok pelayanan publik dan tercermin , antara lain, pada bunyi sumpah jabatan yang diucapkan setiap pegawai negeri ketika akan dilantik. Sementara itu, nilai-nilai baru mencerminkan artikulasi dari etos baru akibat adanya perkembangan dan tuntutan baru, seperti good governance dan profesionalisme. Prinsip- prinsip tersebut meliputi: objektivitas netralitas atau imparsialitas dan keadilan, legalitas dan kepatuhan, loyalitas, integritas dan kejujuran, pengabdian kepentingan publik, akuntabilitas, transparansi, tanggung jawab, kerahasiaan, dan efisiensi. 2. Karakteristik Pelayanan Bermutu Masyarakat makin menyadari bahwa sebagai warga negara memiliki hak untuk memperoleh pelayanan terbaik dari pemerintah.Oleh karena itu, masyarakat mengharapkan pegawai negeri dapat memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dan birokrasi yang efisien. Pada dasarnya, pelayanan bermutu ditentukan oleh sekurang- kurangnya 5 faktor ,yaitu: a. Adanya atau hadirnya fasilitas fisik, peralatan dan orang pelayan atau petugas yang memenuhi syarat untuk pelayanan yang baik. b. Keandalan, kemampuan untuk memberikan layanan yang diharapkan secara teliti dan konsisten. c. Kesiagaan atau ketanggapan, yakni kemauan untuk memberikan pelayanan dengan segera atau cepat dan kesediaan untuk membantu pelanggan. d. Jaminan, pengetahuan, keramahtamahan, dan kemampuan untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan. e. Empati, kepedulian dan perhatian khusus kepada pelanggan pihak yang membutuhkan pelayanan. Dalam rangka menyediakan panduan dan standardisasi penyelenggaraan pelayanan publik, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara antara lain mengeluarkan Keputusan Nomor: 63KEPM.PAN72003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. 179 | P a g e

D. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik