kuantitatif pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik. Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen
H+ dalam larutan. Elektroda pH yang paling modern terdiri dari kombinasi tunggal elektroda referensi reference electrode dan elektroda sensor sensing electrode
yang lebih mudah dan lebih murah daripada elektroda tepisah. Elektroda kombinasi ini mempunyai fungsi yang sama dengan elektroda pasangan.
1. Dissolved Oxygen Oksigen terlarut
Telah terbukti bahwa tingkat pembubaran emas dalam larutan sianida
berbanding lurus dengan jumlah oksigen hadir. Air normal memiliki oksigen terlarut 8-9 ppm yang ada
di dalamnya. Jika oksigen ini digunakan oleh reaksi lainnya, mungkin diperlukan untuk aerate solusi, merangsang oksigen ke dalamnya, untuk mempercepat reaksi.
Oksigen dari udara adalah agen pengoksidasi untuk memisahkan emas dalam suatu larutan sianida. Oksigen memainkan peran penting dalam proses leaching. Pada
umumnya semakin tinggi oksigen maka reaksi juga semakin cepat. Tetapi ternyata berdasarkan teori limiting rate didapatkan bahwa perbandingan
sianida dan oksigen dalam larutan adalah tetap yaitu 6 enam . Sehingga jika sianida berlebih maka yang menentukan kecepatan reaksi adalah kelarutan oksigen, demikian
pula sebaliknya.
Penggunaan Hidrogen peroksida H
2
O
2
dalam larutan sianida telah dideteksi di mana
emas dapat terpisah secara cepat, dan observasi ini menunjukkan bahwa
beberapa emas
kemungkinan terpisah melalui sepasang reaksi yang melibatkan pembentukan pertama hidrogen peroksida :
2Au + 4CN
-
+ O
2
+ H2O → 2[τuCN2]
-
+ 2OH
-
+ H
2
O
2
Lalu hidrogen peroksida bereaksi dengan beberapa emas dan sianida. 2Au + 4CN
-
+ H
2
O
2
→ 2[τuCN2]
-
+ 2OH
-
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT DO
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu
: a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Dengan menggunakan botol winkler, diperlukan air sampel sebanyak 300 ml atau 60
ml. Tidak boleh ada udara yang terperangkap dalam botol, caranya botol sampel harus berada di bawah permukaan air. Agar tidak ada gelembung udara yang terjebak, isi
penuh dengan air hingga meluber saat ditutup. Kemudian sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl
2
den Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn0
2
. Dengan menambahkan H
2
SO
4
atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium I
2
yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan
larutan standar Natrium Thiosulfat Na
2
S
2 3
dan menggunakan indikator larutan amilum kanji . Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
MnCI
2
+ NaOH → MnOH
2
+ 2 NaCI 2 MnOH
2
+ O
2
→ 2 MnO
2
+ 2 H
2
MnO
2
+ 2 KI + 2 H
2
O → MnOH
2
+ I
2
+ 2 KOH I
2
+ 2 Na
2
S
2
C
3
→ Na
2
S
4
O
6
+ 2 NaI
b. Metoda elektrokimia