lain sehingga emas tidak banyak terserap oleh karbon aktif. Selain itu gunakan jenis sianida yang baik.
Sianida dapat
bereaksi dengan unsur selain emas,seperti tembaga, besi, perak, dan merkuri. Ketika sianida bereakasi dengan zat tersebut, maka akan mengurangi sianida
yang tersedia untuk melarutkan emas. Sehingga terkadang diperlukan sianida yang lebih banyak untuk melarutkan. Bijih tembaga dengan mineral seperti malachite dan
azurite menyebabkan masalah besar karena mineral tersebut bereaksi dengan cepat dengan sianida.
Oleh karenanya, perlu dijaga kebutuhan ideal free cyanide. Free cyanide bukanlah
cyanide consumtion jumlah sianida yang dipakai tetapi sianida yang masih bebas belum terikat dengan mineral lain dan belum berubah menjadi Sodium Thiocyanate
NaSCN . Untuk itu perlu diketahui berapa free cyanide CNF , total cyanide CNT , dan Sodium Thiocyanate-nya NaSCN .
Metode paling umum dipakai adalah dengan menggunakan titrasi AgNO
3
di mana reaksi yang terjadi adalah :
2KCN + AgNO
3
→ τgKCN
2
+ KNO
3
2NaCN + AgNO
3
→ τgNaCN
2
+ NaNO
3
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penggunaan metode titrasi free cyanide CNF , total cyanide CNT , dan Sodium Thiocyanate-nya NaSCN silahkan klik
di sini .
1. Alkalinity pH tinggi
Kondisi alkalin pH tinggi basa saat berlangsungnya proses sianidasisangat
menentukan keberhasilan proses sianidasi. Penggunaan alkalies seperti kalsium oksida, akan mencegah dekomposisi dalam larutan sianida untuk membentuk gas
hidrogen sianida HCN. Jika pH terlalu rendah asam dapat menghasilkan gas HCN yang mudah menguap akibat proses hidrolisis, sehingga konsentrasi cyanida
berkurang. CN
-
aq + H
+
aq → HCNg Jika pH terlalu tinggi akan menyebabkan proses sianidasi berlangsung lambat, hal ini
dikarenakan sianida menjadi terlalu stabil dalam pulp. Selain itu dengan terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menyebabkan logam-logam lain akan larut dalam
sianida yang membentuk senyawa kompleks sehingga turut terserap oleh karbon aktif. Untuk membuat kondisi basa dengan pH 10 - 11 gunakan kapur sebagai pHModifier.
Kapur aktif kapur tohor CaO lebih reaktif menaikan pH sehingga kebutuhannya
sedikit. Namun Kapur Hydroksida kapur sirih CaOH juga dapat digunakan.
Ketika memasukkan kapur hendaknya dilakukan di atas saringan 50 mesh agar kotoran atau batuan kapur yang besar tidak
ikut masuk dalam tong. Selain
kapur, pH Modifier lainya adalah Soda
Api Coustic Soda Sodium
Hydroxide NaOH atau Soda Abu Na
2
CO
3
.
Pastikan pH 10 - 11 untuk mengantisipasi agar NaCN tidak berubah menjadi gas HCN yang sangat berbahaya dosis 60 mg HCN dapat membunuh manusia . Dimana
pada kondisi pH 9.3, konsentrasi sianida dapat berkurang hingga 50 karena menguap menjadi gas HCN, bahkan sianida berubah menjadi 99 HCN pada pH 7.
Selain gas ini sangat berbahaya tentu mengurangi jumlah NaCN yang larut dalam pulp slurry sehingga kemampuannya untuk melarutkan emas juga berkurang.
Pengukuran kondisi pH dapat diukur dengan beberapa cara. Secara kualitatif pH dapat diperkirakan dengan kertas Lakmus Litmus atau kertas indikator pH. Secara
kuantitatif pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik. Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen
H+ dalam larutan. Elektroda pH yang paling modern terdiri dari kombinasi tunggal elektroda referensi reference electrode dan elektroda sensor sensing electrode
yang lebih mudah dan lebih murah daripada elektroda tepisah. Elektroda kombinasi ini mempunyai fungsi yang sama dengan elektroda pasangan.
1. Dissolved Oxygen Oksigen terlarut