2. Dilakukan pada lokasi khusus baik untuk amalgamasi untuk meminimalkan penyebab pencemar bahan berbahaya akibat peresapan kedalam tanah, terbawa aliran
air permukaan maupun gas yang terbawa oleh angin. 3. Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi baik untuk mengolah
seluruh tailing hasil pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas. 4. Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada pada daerah
banjir. 5. Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.
III. Sianidasi Leaching Sianida adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logam-
logam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.
Ekstraksi emas dengan menggunakan leaching sianida ditemukan pertama kali oleh
J. S. Mac Arthur di Glasgow, Scotland tahun 1887, dan sekarang telah dipakai sebagian besar
produksi emas dunia. Walau sesungguhnya banyak lixiviants leaching agen lainnya yang
dapat digunakan, antara lain : · Bromides Acid and Alkaline
· Chlorides
·
Thiourrea Thiocarbamide CH
4
N
2
S
·
Thiosulphate Na
2
S
2
O
3
· Iodium-Iodida
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan pelindian leaching dan proses pemisahan emas
recovery dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi
adalah Sodium Cyanide NaCN ,Potassium Cyanide KCN , Calcium Cyanide [ CaCN
2
], atau Ammonium Cyanide NH
4
CN .
Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari Teori Oksigen Elsner, Teori Hidrogen Janin, Teori Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai Teori
Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori yang paling banyak dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika Habashi.
Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai berikut : 4Au + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O → 4τuCN
2
-
+ 4NaOH
-
4Ag + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O → 4τgCN
2
-
+ 4NaOH
-
Teori Pembuktian Kinetika Habashi. 1970 , reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut :
2Au + 4CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O → 2τuCN
2
-
+ 2OH
-
+ H
2
O
2
2Ag + 4CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O → 2τgCN
2
-
+ 2OH
-
+ H
2
O
2
Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia.
Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan,
ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang
lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :
·
Heap leaching pelindian tumpukan : pelindian emas dengan cara menyiramkan
larutan sianida pada tumpukan bijih emas diameter bijih 10 cm yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air lindian yang mengalir di dasar tumpukkan yang
kedap kemudian di kumpulkan untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35
– 65
·
VAT leaching pelindian rendaman : pelindian emas yang dilakukan dengan cara
merendam bijih emas diameter bijih 5 cm yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada bak kedap. Air lindianyang dihasilkan kemudian
dikumpulkan untuk dilakukan proses berikutnya. Proses pelindian berlangsung antara 3
– 7 hari dan setelah itu tangki dikosongkan untuk pengolahan bijih yang baru. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 40
– 70
·
Agitated tank leaching pelindian adukan : pelindian emas yang dilakukan dengan cara mengaduk bijih emas yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan
sianida pada suatu tangki dan diaerasi dengan gelembung udara. Lamanya
pengadukan biasanya selama 24 jam untuk menghasilkan pelindian yang optimal. Air lindian yang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan proses
berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas dapat mencapai lebih dari 90 . Tank leaching tong pengolahan emas dapat menggunakan beberapa model,
selain model tangki silinder dilengkapi propeler sebagai agitator pengaduk , dapat pula menggunakan tong kerucut dengan menggunakan tenaga angin dari kompresor
sebagai aerator sekaligus agitator.
Tong pengolahan emas model kerucut dapat terbuat dari plat besi dengan rangka besi sebagai penyangga sehingga posisi tong menjulang tinggi.
Atau membuat sumur yang dengan konstruksi bata daan semen atau dilapisi terpal plastik agar kedap air.
GOLD RECOVERY Yaitu proses pemisahan emas gold recovery dari larutan kaya PLS Pregnant
Liquid Solution .
Pemisahan logam emas dari larutannya, dilakukan dengan cara : 1. Zinc precipitation recovery
Metode pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn Zinc precipitation pertama
kali dikenalkan oleh Sulman and Teed 1895 . Dasar penggunaan metode ini adalahafinitas elektron logam zinc jauh lebih tinggi dari pada logam emas dan perak, maka logam emas dan
perak akan mengendap dan digantikan oleh zinc yang larut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 Zn + 2 NaAuCN
2
+ 4 NaCN +2 H
2
O → 2 τu + 2 NaOH + 2 Na
2
ZnCN4 + H
2
2 Zn + 2 NaAgCN
2
+ 4 NaCN +2 H
2
O → 2 τg + 2 NaOH + 2 Na
2
ZnCN4 + H
2
Penggunaan serbuk seng Zinc dust merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas yang sangat halus mulai dari beberapa micron
hingga 50 micron. Serbuk seng -200 mesh yang ditambahkan ke dalam zinc box berisi
larutan kaya, akan mengendapkan logam emas dan perak dalam bentuk ikatan seng emas
yang berwarna hitam. Selain serbuk seng zinc dust , varian bentuk seng lainnya yang dapat digunakan yaitu zinc noodle atau zinc foil.
Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan
perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu : Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, Sb, Bi, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat
mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn.
Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut
“Proses Merill Crowe”.
Proses selanjutnya dilakukan penambahan asam sulfat H
2
SO
4
pada endapan tersebut yang akan melarutkan Seng dan meninggalkan emas sebagai residunya. Untuk
meningkatkan perolehan emas dari proses merill crowe dilakukan dengan cara melebur emas yang dicampur dengan borax dan siliceous fluxing agent pada temperatur 1.200
o
C.
2. Carbon adsorption recovery