Keuntungan lain dari proses pengapungan adalah pada umumnya cukup efektif pada bijih dengan ukuran yang cukup kasar 28 mesh yang berarti bahwa biaya penggilingan
bijih dapat diminimalkan. Froth Flotation sering digunakan mengkonsentrasi emas bersama- sama dengan logam lain seperti tembaga, timah, atau seng. Partikel emas dari batuan oxydis
biasanya tidak merespon dengan baik namun efektif terutama bila dikaitkan dengan emas sulfida seperti pyrite.
Extraction Ekstraksi
Extraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan yaitu : · Liquation Separation
· Amalgamasi · Sianidasi
I. Liquation Separation pencairan
Pemisahan pencairan liquation separation , adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan mineral di atas titik leleh logam, sehingga cairan logam
akan terpisahkan dari pengotor. Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu :
· Density berat jenis
· Melting point titik cair
Contoh : memisahkan emas dan perak
Titik cair emas pada suhu 1064.18
o
C, sedangkan titik cair perak pada suhu 961.78
o
C. Ini artinya perak akan mencair lebih dulu dari pada emas. Namun untuk benar-benar terpisah,
maka perak harus menunggu emas mencair 100.
Kemudian bila dilihat dari berat jenisnya, maka berat jenis emas cair sebesar 17.31
gram per cm
3
sedangkan berat jenis perak sebesar 9.32 gram per cm
3
. Hal ini berarti berat jenis emas lebih besar dari pada berat jenis perak.
Dari hukum alam fisika, maka bila ada dua jenis zat cair yang berbeda dan memiliki berat jenis yang berbeda pula, maka zat cair yang memiliki berat jenis lebih kecil dari zat
satunya, ia akan mengapung. Dengan demikian, cairan perak akan terapung diatas lapisan cairan emas, seperti halnya cairan minyak mengambang diatas lapisan air. Dari sana, perak
dipisahkan dari emas, sampai tidak ada lagi perak yang terapung. Dengan metode akan dihasilkan Au bullion dan Ag bullion.
II. Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur bijih emas dengan
merkuri Hg . Produk yang terbentuk adalah ikatan antara emas-perak dan merkuri
yang dikenal sebagai amalgam Au – Hg . Merkuri akan membentuk amalgam dengan
semua logam kecuali besi dan platina.
Penggunaan raksa alloy atau amalgam pertama kali pada 1828, meskipun
penggunaan secara luas teknik baru ini dicegah karena sifat air raksa yang beracun. Sekitar
1895 eksperimen yang dilakukan oleh GV Black menunjukkan bahwa amalgam aman digunakan, meskipun 100 tahun kemudian ilmuwan masih diperdebatkannya.
Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas
yang paling sederhana dan
murah, namun demikian amalgamasi akan efektif pada emas yang terliberasi sepenuhnya maupun sebagian pada ukuran partikel yang lebih besar dari 200 mesh 0.074 mm dan
dalam membentuk emas murni yang bebas free native gold . Tiga bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg.
Proses amalgamasi
merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan,
maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa
dan bullion emas. Amalgam dapat
terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di
dalam retort sebagai logam.
Tahapan amalgamasi secara sederhana sebagai berikut : 1. Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan
proses kominusi dan konsentrasi gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik
sehingga permukaan emas tersingkap.
Saat penggerusan, kondisi yang perlu diperhatikan adalah jumlah volume media penggerus, kecepatan putar barel gelundung, persentase padatan dalam pulp,
dan lamanya penggerusan. Volume media penggerus dapat diatur sehingga media penggers mengisi barelgelundung sedikit diats setengah isi barelgelundung.
Keceptan putar yang sedemikian rupa menyebabkan media penggerus tidak bergerak di bagian bawah gelundung saja tetappi juga pada suatu posisi sewaktu berputar
media penggerus diberikan kesempatan untuk jatuh. Karena ukuran gelundung dapat dihitung dengan rumus:
N=
54,2S-s
Dimana N= kecepatan putar kritis putaran permenit, S= diameter gelundung, dan s= diameter media penggerus S dan sdinyatakan dalam satuan kaki, 1 kaki= 12
inci= 30,48 m. jadi apabila diameter geluindung adalah 12 inci dan diameter media penggerus adalah 2 inci, maka kecepatan putar kritisnya adalah 59 putaran permenit.
Dalam penggerusan, pulp sebaiknya terdiri atas 60-70 padatan dan sisanya air. Lamanya penggerusan bergntung pada kekerasan batuan atau bijih. Penggerusanyang
telalu lama tidak efisien. Alat untuk penggerusn dikenal dengan nama ball mill dan rod mill. Alat ini
seharusnya memakai liner, pelapisan barel di bagaian dalam yang bergelombang. Permukaan bergelombang ydimaksudkan untuk membantu mengangkat media
penggerus sewaktu barel berputar dan untuk mencegah selip diantara media penggerus. Lineer biasanya terbuat dari paduan baj, dan sewaktu-waktu dapat dilepas
untuk diganti apabila telah aus. Media penggerus bias berbentuk bola atu batangan. Diameter bola atu batnag penggerus berkisar antara 1-6 inci. Bergantung pada ukuran
barel atau gelundung, yang bervariasi antara 18 inci x 24 inci sampai sebesar 4 kakix 6 kaki dikaitkan dengan ukuran gelundung yang biasa digunakan dalam tahap
amalgasi. 2. Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri
amalgamasi
dilakukan selama + 1 jam 3. Hasil dari proses ini berupa amalgam basah pasta dan tailing. Amalgam basah
kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan merkuri dengan amalgam
4. Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan
kegiatan pemerasan squeezing dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari amalgam filtrasi . Merkuri yang diperoleh dapat dipakai
untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung pada seberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan
pemerasan manual akan mengandung 60 – 70 emas, dan amalgam yang disaring
dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80 .
1. Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang