perak Ag dan anoda timbal Pb . Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang
akan terjadi adalah : Katoda : O
2
+ 2 H
2
O + 4
-
→ 4HO
-
Anoda : Pb + 2 HO
-
→ PbO + H
2
O + 2e
-
Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen
terlarut. Penentuan oksigen terlarut DO dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal
yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya,
standarisasi larutan Thiosulfate dan pembuatan larutan standar Kalium Bichromate yang tepat. Dengan mengikuti prosedur penimbangan kaliumbikromat dan
standarisasi tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter,
harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO
meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan.
1. Karbon aktif.
Di bawah ini adalah spesifikasi yang perlu diperhatikan dalam memilih karbon aktif untuk adsorbsi emas :
1. Hardnessattrition resistant 2. Activity
3. Total gold capasity adsorption 4. Shape and size distribution
5. Ash content 6. Bulk Density
7. Moisture 8. Surface area
9. -Carbon Tetrachloride CTC CCl4 10. -wwt Benzene adsorption
Karbon aktif yang berkualitas baik sangat menentukan hasil produksi emasyang
diperoleh. Karbon aktif yang baik memiliki : struktur pori-pori yang alami, tingkat ketahanan yang tinggi higher resistence terhadap gesekan, tingkat kekerasan yang
tinggi higher hardness dan bentuk yang seragam serta memiliki CTC yang cukip tinggi. Sebab jika menggunakan karbon aktif yang memiliki CTC rendah, emas yang
terabsopsi dalam karbon aktif akan mudah terlepas lagi saat proses pencucian karbon botoyong. CTC yang disarankan sebaiknya 50-60. Untuk menghasilkan karbon
CTC tinggi harus menggunakan kiln yang berputar dan datar serta kontrol temperatur yang akurat. Karbon yang belum melalui proses kiln biasanya hanya memiliki CTC
10 - 20 . Hendaknya teliti dalam memilih karbon aktif karena secara kasat mata kita tidak dapat membedakan mana karbon aktif yang memiliki CTC rendah dan mana
yang CTC nya tinggi, untuk itu disarankan untuk menggunakan karbon aktif yang diketahui jelas asal usul pabriknya dan sistem jaminan kualitasnya untuk menghindari
karbon aktif yang memiliki CTC rendah. Biasanya dalam metode CIP menggunakan
karbon aktif granular dengan ukuran 6x12 atau 6x16 mesh, sedangkan ukuran 6x16
atau 12x30 mesh digunakan dalam metode CIC. Konsentrasi penggunaan karbon dalam metode CIP adalah 10-25 gram per liter pulp 0.5 sampai 1,2 karbon dari
volume .
1. Ore rep.
Konsentrasi emas dalam
ore sangat menentukan hasil produksi. Ore hasil tambang sangat bervariasi, ada yang berupa pasir, batu keras kuarsa , batu lunak domato ,
lempung clay , dan lumpur.
Secara umum, agar partikel emas dapat cepat larut, slurry untuk keperluan produksi
dibutuhkan ore dari hasil milling 80 - 90 -200 mesh -74 micron dengan kepadatan 40 - 50-solid. Partikel emas 45 micron akan larut dalam 10 - 13 jam, sementara partikel emas
150 micron mungkin memakan waktu 20 - 44 jam untuk larut dalam solusi yang sama.
Untuk mendapatkan hasil optimum, pengolahan emas pada batuan oxydis oxide ores
biasanya cukup efektif dengan penggilingan pada 65 mesh dan leaching dengan 0,05 NaCN selama 4 - 24 jam dengan kepadatan 50 solids. Sedangkan batuan sulfidis sulfida ores
memerlukan penghalusan hingga 325 mesh dan leaching dengan 0,1 NaCN selama 10 - 72 jam dengan kepadatan 40 solids. Weiss 1985 .
1. Bentuk agitator propeller.