Pacitan  dan  lain-lain.  Penambangan  dilakukan  secara  sederhana,  tanpa  development  works, dan  langsung  menggali  cebakan  bijih  menuruti  arah  dan  bentuk  alamiahnya.  Bila  cebakan
bijih  tersebut  tidak  homogen,  kadang-kadang  terpaksa  ditinggalkan  pillar  yang  tak  teratur dari bagian-bagian yang miskin.
Proses yang dilakukan dalam penambangan metode Underground : 1.  Pembangunan lubang masuk ke tambang.
Lubang  masuk  dibuat  sangat  sederhana  dengan  diameter  umumnya  hanya  dapat untuk akses 1 orang saja.
a. Pembangunan akses menuju badan bijih.
Akses menuju badan bijih dibuat sesuai lokasi badan bijih yang menjadi target. Terdapat 2 cara untuk menuju badan bijih berdasarkan lokasi dari cebakan, yaitu:
·  Menggunakan  drift    lubang  masuk  horizontal,  nembak  ,  jika  lokasi badan bijih relatif sejajar dengan jalan masuk utama.
·  Menggunakan  shaft    lubang  masuk  vertikal,  nyumur  ,  jika  lokasi  badan bijih relatif di bawah jalan masuk utama.
Seperti halnya lubang masuk ke tambang, akses menuju badan bijih dibuat secara sederhana,  dengan  lokasi  kerja  yang  hanya  cukup  untuk  dipakai  satu  orang  saja
dengan  diameter  sekitar  1 –  1,5  meter.  Lubang  masuk  tersebut  dibuat  tanpa
penyangga atau hanya dengan penyangga sederhana untuk  daerah  yang diperkirakan rawan runtuh.
1.  Penggalian bijih emas
Penggalian  bijih  emas  dilakukan  dengan  mengikuti  arah  kemenerusan  bijih. Alat yang dipakai untuk keperluan pemberaian batuan berupa alat gali manual, seperti
belincong.
2.  Pengangkutan bijih emas
Dari  dalam  tambang  menuju  ke  luar  tambang  dilakukan  secara  manual. Jalur  pengangkutan  menggunakan  jalan  masuk  utama.  Khusus  untuk  akses
menggunakan shaft, pengangkutan dibantu dengan sistem katrol.
Penambangan metode gophering yang baik dilakukan dengan ketentuan:
1.  Jalan masuk menuju urat bijih emas harus dibuat lebih dari satu buah, dan dapat dibuat datarhorizontal, miringinclined maupun tegak lurusvertikal sesuai dengan
kebutuhan. 2.  Ukuran jalan masuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan, disarankan diameter  100
cm. 3.  Lokasi  jalan  masuk  berada  pada  daerah  yang  stabil    kemiringan    30
o
dan diusahakan tidak membuat jalan masuk pada lereng yang curam.
4.  Lubang  bukaan  harus  dijaga  dalam  kondisi  stabiltidak  runtuh,  bila  diperlukan  dapat dipasang suatu sistem penyanggaan yang harus dapat menjamin kestabilan lubang
bukaan    untuk  lubang  masuk  dengan  kemiringan    60
o
disarankan  untuk selalu memasang penyangga .
5.  Kayu penyangga yang digunakan disarankan kayu kelas 1  kayu jati, kihiang, rasamala, dll . Ukuran diametergaristengah kayu penyangga yang digunakan
disarankan tidak kurang dari 7 cm. Jarak antar penyangga disarankan tidak lebih dari
0.75 x diameter bukaan  tergantung kelas kayu penyangga yang digunakan dan kekuatan batuan yang disangga .
1.  Sirkulasi udara harus terjamin sehingga dapat menjamin kebutuhan minimal 2 m
3
menit,  bila  perlu  dapat  menggunakan  blower    kompresor  untuk  men- supply kebutuhan oksigen ke dalam lubang
2.  Disekitar lubang masuk dibuat paritan untuk mencegah air masuk, dan paritan diarahkan menuju ke kolam pengendap dengan pengendapan dilakukan bertahap,
bila perlu dapat menggunakan pompa air submersible untuk membuang genangan air dari dalam lubang.
Mineral-mineral Pembawa Emas
Emas  urai  merupakan  mineral  emas  yang  amat  biasa  editemukan  di  alam.  Mineral emas yang menempati urutan kedua dalam keberadaannya di alam adalah electrum. Minerl-
mineral pembawa emas lainnya sangat jarang dan langka. Mineral-mineral emas dapat dilihat pada table dibawah ini.
Table 2. minerl-mineral pembawa emas Mineral
Rumus Kimia Mineral
Rumus Kimia
Emas urai Au
Emas bismutan Au, Bi
Elektrum Au,Ag
Amlgam Au2Hg3
Kuproaurid Au,Cu
Maldonit Au2Bi
Porpesit Au, Pd
Aurikuprit AuCu3
Rodit Au, Rh
Roskovit Cu, Pd3Au2
Emas iridium Au, Ir
Kalaveit AuTe2
Platinum Au, Pd
Krenerit Au, AgTe2
Monbrayit Au, Sb2Te3
Nagyagit Pb5AuTe,Sb4S5-8
Petsit Ag3AuTe2
Telurat emas ? Mutamanit
Ag, AuTe Uyterbogardtit
Ag3AuSb2 Silvanit
Au, AgTe4 Aurostibnit
AuSb2 Kostovit
AuCuTe4 Fisceserit
Ag3AuSe3
Gambar .a.elektrum dan b maldonit Emas urai  pada dasarnya adalah logam  emas walaupun biasanya mengandung perak
yang  bervariasi  sampai  sebesar  18  dan  kadang-kadang  mengandung  sedikit  tembaga  atau besi.  Oleh  karena  itu  warna  emas  urai  bervariasi  dari  kuning  emas,  kuning  muda  sampai
keperak-perakan  sampai  berwarna  merah  orange.  Berat  jenis  emas  urai  bervariasi  dari  19,3 emas  murni  sampai  15,6  bergantung  pada  kandungan  peraknya.  Bila  berat  jenisnya  17,6
maka kandungan peraknya sebesr 9 dan bila beat  jenisnya 16,9 kandungan peraknya 13,2 .
Sementara  itu,  elektrum  adalah  variasi  emas  yang  mengandung  perak  diatas  18. Dengan kandungan perak  yang lebih tinggi  lagi  maka warna elektrum  bevariasi  dari kuning
pucat  sampai  warna  perak  kekuningan.  Selanjutnya  berat  jenis  elektrum  bervariasi  sekitar 15,5-12,5.  Bila  kandungan  emas  dan  perak  berbanding  1:1  berarti  kandungan  peraknya
sebesar 36, dan bila perbandingannya 212:1 berarti kandungan peraknya 18.
Mineral
Induk
Emas berasosiasi dengan kebanyakan mineral yang biasa membentuk batuan. Bila ada sulfida,  yaitu  mineral  yang  mengandung  sulfurbelerang  S,  emas  biasanya  berasosiasi
denagn  sulfida.  Pirit  merupakan  mineral  induk  yang  paling  biasa  untuk  em,as.  Emas ditemukan dalam pirit sebagai emas urai dan elektrum dalam berbagai bentuk dan ukuran
yang bergantung pada kadar emas dalam bijih dan karakteristik lainnya. Selain itu emas juga ditemukan dalam arsenopirit dan kalkopirit. Mineral sulfida lainnya lihat tabel 3 berpotensi
juga menjadi mineral induk bagi emas. Bila mineral sulfida tidak terdapat dalm batuan, maka emas  berasosiasi  dengan  oksida  besi  magnetit  dan  oksida  besi  sekunder,  silikat  dan
karbonat, material berkarbon serta pasir dan krikil endapan plaser
Table 3. Mineral induk berupa sulfida mineral
rumus kimia warna
berat jenis
kuning-kuningan pirit
FeS
2
pucat 4,95-5,10
putih-perak sampai arsenopirit
FeAsS abu baja
5,9-6,2 kuning-kuningan ,
sering kusam kalkopirit
CuFeS
2
ataulembayung 4,1-4,3
kalkosit Cu
2
S abu-timbal kehitaman  5,5-5,8
kovelit CuS
biru indigo 4,6
kuning-perunggu dan pirhoit
FeS
2
merah-tembaga 4,58-4,64
Glen PbS
abu-timbal kehitaman  7,4-7,5 Sfalerit
ZnS kuning-coklat-hitam
3,9-4,1 armonit
Sb
2
S
3
abu-timbal kehitaman  4,52-4,62
Ukuran
Butiran Mineral Emas
Ukuran  butiran  mineral-mineral  pembawa  emas  misalnya  emas  urai  atau  elektrum berkisar dari butiran  yang dapat  dilihat tanpa lensa bebnerapa nm sampai partikel-partikel
berukuran  fraksi  bagian  dari  satu  mikron  1  mikron=  0,001  mm=  0,0000001  cm.  ukuran butiran biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang rendah dalam batuan bijih
menunjukkan butran yang halus.
Asosiasi
Mineral
Dari sudut pandang pengolahanmetalurgi ada tiga variasi distribusi emas dalam bijih. Pertama, emas didiostribusikan dalam retakan-retakan atau diberi batas antara butiran-butiran
mineral  yang  sama  misalnya  retyakan  dalam  butiran  mineral  pirit  atau  dibatasi  antara  dua butiran mineral pirit. Kedua, emas didistribusikan sepanjang batas diantara butiran-butiran
dua mineral yang berbeda  misalnya dibatas butiran pirit dan arsenopirit atau dibatas antara
butiran mineral kalkopirit dan butiran mineral silikat. Dan yang ketiga emas terselubung dalam mineral induk misal, emas terbungkus ketat dalam mineral pirit.
Cebakan Sekunder Cebakan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas aluvial merupakan
emas yang diendapkan bersama dengan material sedimen yang terbawa oleh arus sungai atau gelombang laut adalah karakteristik yang umum ditambang oleh rakyat, karena kemudahan
penambangannya.
Secara umum penambangan emas aluvial dilakukan berdasarkan atas prinsip : 1.  Butir emas sudah terlepas sehingga bijih hasil galian langsung mengalami proses
pengolahan. 2.  Berdasarkan lokasi keterdapatan, pada umumnya kegiatan penambangan dilakukan
pada lingkungan kerja berair seperti sungai-sungai dan rawa-rawa, sehingga dengan sendirinya akan memanfaatkan air yang ada di tempat sekitarnya.
Karakteristik  dari  endapan  emas  aluvial  akan  menentukan  sistem  dan  peralatan  dalam
melakukan kegiatan penambangan. Berdasarkan karakteristik endapan emas tersebut, metode penambangan terbuka yang umum diterapkan dengan menggunakan peralatan berupa :
1.  Pendulangan  panning Penambangan dengan cara pendulangan banyak dilakukan oleh pertambangan rakyat di
sungai  atau  dekat  sungai.  Cara  ini  banyak  dilakukan  oleh  penambang  perorangan  dengan menggunakan  nampan  pendulangan  untuk  memisahkan  konsentrat  atau  butir  emas  dari
mineral pengotornya.
1.  Tambang semprot  hydraulicking Pada  tambang  semprot  digunakan  alat  semprot    monitor    dan  pompa  untuk
memberaikan  batuan  dan  selanjutnya  lumpur  hasil  semprotan  dialirkan  atau  dipompa  ke instalasi  konsentrasi    sluicebox    kasbok  .  Cara  ini  banyak  dilakukan  pada  pertambangan
skala  kecil  termasuk  tambang  rakyat  dimana  tersedia  sumber  air  yang  cukup,  umumnya berlokasi di atau dekat sungai.
Beberapa syarat yang menjadikan endapan emas aluvial dapat ditambang menggunakan metode tambang semprot antara lain :
1.  Kondisijenis material memungkinkan terberaikan oleh semprotan air 2.  Ketersediaan air yang cukup
3.  Ketersediaan ruang untuk penempatan hasil cucian atau pemisahan bijih
Metode penambangan ini umum diterapkan diberbagai  daerah operasi  pertambangan rakyat di Indonesia, seperti di Sungai Kahayan,Bukitrawi,Palangkaraya-Kalimantan Tengah;
Tanoyan,Bolaang Mongondow-Sulawesi
Utara; Bombana-Sulawesi
Tenggara; Tobohon,Kotabunan-Sulawesi Utara, Way Kanan-Lampung, dll.
DIAGRAM ALIR TEHNOLOGI PROSES PENGOLAHAN BIJIH EMAS Pertambangan  emas  pertama  kali  dilakukan  di  daerah  alluvial,  dengan  metoda
pengolahan cara gravitasi atau cara amalgamasi
dengan air raksa
. Sejak tahun 1860 kegiatan
pertambangan  bawah  tanah  dilakukan  untuk  endapan  primer  dengan  metoda  pengolahan emas  cara
sianidasi .  Perkembangan  selanjutnya  teknologi  pengolahan  emas  dengan  cara
flotasi dilakukan pada tahun 1930. Dan tahun 1960 metoda pengolahan heap leaching  yang
dasarnya seperti pengolahan sianidasi diterapkan untuk pengolahan bijih emas kadar rendah. Pemilihan Teknologi
Teknologi  pengolahan  emas  bervariasi  dari  yang  sederhana  dengan  modal  kecil sampai yang canggih dengan modal besar. Pemilihan teknologi pengolahan emas yang akan
dipakai ditentukan oleh lima factor utama, yaitu : 1.
komposisi dan kondisi mineralogy dari bijih emas 2.
pengaruh  setiap  komponen  mineral  terhadap  berbagai  teknologi  pengolahan emas yang tersedia.
3. jumlah bijih yang dapat disiapkan.
4. biaya investasi  peralatan, bangunan, dll.
5. biaya produksi  bahan kimia, listrik, tenaga kerja, dll.
Tehnologi proses pengolahan emas skala komersial yang umum digunakan terdiri dari tahap :
1. Comminution  Kominusi