METHYL ESTER SULFONATES TINJAUAN PUSTAKA

yaitu sebesar 50, kemudian disusul nonionik 45, kationik 4, dan amfoterik 1 Watkins, 2001. Menurut Matheson 1996, surfaktan anionik mempunyai karakteristik hidrofilik akibat adanya gugus ionik yang cukup besar, yang biasanya berupa golongan sulfat atau sulfonat. Beberapa contoh surfaktan anionik yaitu linear alkilbenzen sulfonat LAS, alkohol sulfat AS, alkohol eter sulfat AES, alfa olein sulfonat AOS, parafin secondary alkalene sulfonate, SAS dan metil ester sulfonat MES.

C. METHYL ESTER SULFONATES

Methyl Ester Sulfonates atau Metil Ester Sulfonat MES merupakan zat yang disintesis dari bahan metil ester dan agen sulfonasi melalui proses sulfonasi. Metil ester sendiri dapat dihasilkan dari berbagai bahan baku seperti dari minyak kelapa, minyak sawit dan tallow. MacArthur et al. 2001 menyebutkan bahwa studi tentang MES dengan rantai C16-C18 menunjukkan bahwa MES memiliki sifat yang lebih baik daripada surfaktan LAS atau AS dalam hal daya cuci di air dingin dan air sadah hingga 100 ppm CaCO 3 . Hasil pengujian di laboratorium memperlihatkan bahwa laju biodegradasi MES serupa dengan AS dan sabun, namun lebih cepat dibandingkan LAS. Hal tersebut menyebabkan metil ester sulfonat pada masa mendatang diindikasikan akan menjadi surfaktan anionik yang paling penting Watkins, 2001. Menurut Mac Arthur dan Sheats 2002, jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MES adalah kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak inti sawit, stearin sawit, minyak kedelai, dan tallow. Pada Tabel 3 disajikan komposisi asam lemak beberapa jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan MES. Tabel 3. Komposisi asam lemak beberapa jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MES Asam Lemak CPO a PKO a Minyak Kelapa a Tallow b Minyak Jarak Pagar c Asam Lemak Jenuh : Kaprat C 10 - 3,6 7 - - Laurat C 12 - 50 48 - 0,01 Miristat C 14 1 16 17 3 0,06 Palmitat C 16 46 8 8 26 14,76 Stearat C 18 5 2 3 23 51,32 Asam Lemak Tak Jenuh : Oleat C 18:1 39 15 6 43 33,15 Linoleat C 18:2 9 1 2 2 0,23 Linolenat C 18:3 0,4 - - - - Sumber : a Hui 1996a, b Watkins 2001, c Setyaningsih 2008 Menurut Matheson 1996, metil ester sulfonat MES memperlihatkan karakteristik dispersi yang baik, sifat detergensi yang baik terutama pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi hard water dan tidak adanya fosfat, ester asam lemak C 14 , C 16 , dan C 18 memberikan tingkat detergensi terbaik, serta bersifat mudah didegradasi good biodegradability. Dibandingkan petroleum sulfonat, surfaktan MES menunjukkan beberapa kelebihan diantaranya yaitu pada konsentrasi MES yang lebih rendah daya deterjensinya sama dengan petroleum sulfonat, dapat mempertahankan aktivitas enzim yang lebih baik, toleransi yang lebih baik terhadap keberadaan kalsium, dan kandungan garam disalt lebih rendah. Berikut pada Tabel 4 dapat dilihat beberapa karakteristik metil ester dari beberapa bahan baku dalam pembuatan MES yang pernah dilakukan sebelumnya. Tabel 4. Karakteristik Metil Ester untuk Bahan Baku MES Parameter P G Henkel Chengdu Emery CEI 1270 ME 16 1618 2204 Bobot Molekul 218 281 284 280 Bilangan Tak tersabunkan 0.05 0.27 0.06 na Bilangan Asam mg KOHg ME 0.15 0.5 3.8 0.4 Bilangan Penyabunan mg KOHg ME 252 197 191 na Sumber : MacArthur 1998 Surfaktan MES memiliki kelemahan yaitu gugus ester pada struktur MES cenderung mengalami hidrolisis baik pada kondisi asam maupun basa. Kecepatan reaksi hidrolisis akan semakin cepat dengan meningkatnya suhu Rosen, 2004.

D. REAKSI SULFONASI