pH ANALISIS METIL ESTER

semakin besar. Peningkatan kadar bahan aktif menunjukkan bahwa semakin banyak molekul MES yang terbentuk. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh laju alir reaktan X dan suhu reaksi Y terhadap kadar bahan aktif. Pada selang kepercayaan 95 α=0,05, laju alir reaktan dan suhu reaksi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan kadar bahan aktif. Akan tetapi interaksi antara laju alir reaktan dan suhu reaksi XY tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar bahan aktif. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor suhu reaksi menunjukkan bahwa masing-masing suhu reaksi 80, 100, 120°C berbeda nyata satu sama lain terhadap kadar bahan aktif. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor laju alir reaktan menunjukkan bahwa masing-masing laju alir reaktan SO 3 berbeda nyata satu sama lain terkecuali pada laju alir 0,8 kgjam dan 1,1 kgjam yang tidak berbeda nyata terhadap peningkatan kadar bahan aktif. Hasil uji sidik ragam dan uji lanjut Duncan terhadap kadar bahan aktif dapat dilihat pada Lampiran 9. Kondisi proses yang mampu memberikan kadar bahan aktif paling tinggi ditunjukkan oleh laju alir reaktan gas SO 3 1,1 kgjam dan suhu reaksi 120°C. Pada kondisi ini, MESA yang dihasilkan mempunyai kadar bahan aktif sebesar 16,00. Hal ini diduga karena pada kondisi tersebut, proses sulfonasi berjalan lebih sempurna dibandingkan kondisi yang lain sehingga semakin banyak jumlah molekul surfaktan yang terbentuk.

6. pH

Derajat keasaman atau yang lebih dikenal dengan pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu bahan. Nilai pH didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen Fessenden dan Fessenden, 1995. Menurut Bodner dan Pardue 1989, nilai pH berkisar antara 0-14. Kisaran nilai pH dari 0-6 menunjukkan bahwa suatu larutan bersifat asam, nilai pH 8-14 menunjukkan bahwa suatu larutan bersifat basa. Larutan dengan nilai pH 7 menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat netral. Pengukuran pH pada MESA dalam penelitian ini menggunakan alat pH meter Schott Instruments handylab pH11Set. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pH dari MESA berkisar antara 1,42 sampai 1,73. Ini menunjukkan bahwa MESA yang terbentuk masih bersifat asam. Hal ini disebabkan karena MESA yang terbentuk belum melalui tahap netralisasi dalam proses pemurnian. Gambar 15. Grafik hubungan pengaruh laju alir reaktan SO 3 dan suhu proses sulfonasi terhadap nilai pH Berdasarkan Gambar 15 di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan laju alir reaktan dan suhu reaksi berakibat pada penurunan nilai pH. Penurunan nilai pH ini diduga karena semakin besar laju alir reaktan SO 3 akan memperbesar tumbukan antar partikel yang berarti terbentuknya gugus sulfonat pada metil ester semakin besar. Demikian pula dengan suhu reaksi yang semakin tinggi akan mempercepat terjadinya proses sulfonasi. Keberadaan gugus sulfonat yang bersifat asam inilah yang menyebabkan nilai pH semakin rendah. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh laju alir reaktan X dan suhu reaksi Y terhadap nilai pH. Pada selang kepercayaan 95 α=0,05, laju alir reaktan dan suhu reaksi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan pH. Interaksi antara laju alir reaktan dan suhu reaksi XY juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan pH. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor suhu reaksi menunjukkan bahwa masing-masing suhu reaksi 80, 100, 120°C berbeda nyata satu sama lain terhadap nilai pH. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor laju alir reaktan menunjukkan bahwa masing-masing laju alir reaktan SO 3 0,8; 0,9; 1,0; 1,1 kgjam berbeda nyata satu sama lain terhadap nilai pH. Hasil uji sidik ragam dan uji lanjut Duncan terhadap nilai pH dapat dilihat pada Lampiran 10. Kondisi proses yang memberikan nilai pH paling rendah ditunjukkan oleh laju alir reaktan gas SO 3 1,1 kgjam dan suhu reaksi 120°C. Pada kondisi ini, MESA yang dihasilkan mempunyai nilai pH sebesar 1,42.

V. PENUTUP