22
Gambar 5 Proses identifikasi nyamuk dewasa
3.3.5 Penentuan kepadatan populasi, kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan dominasi spesies serta indeks curah hujan
Penentuan kepadatan populasi tiap spesies nyamuk Anopheles dihitung dalam rata-rata per metode penangkapan, per orang umpan atau per kolektor per malam,
dihitung melalui rumus sebagai berikut : Kepadatan nyamuk per orang per umpan per jam Man Hour Density MHD =
kepadatan nyamuk yang menggigit per orang per jam Man Bitting Rate MBR : MHD = L Anopheles tertangkap per spesies
= MBR L jam penangkapan x L pengumpan
Yang hinggap di dinding rumah = per ekor per rumah
Yang hinggap di kandang = per ekor per kandang
Yang menggigit orang = per ekor per orang per jam.
Indeks curah hujan = L curah hujan x hari hujan L hari dalam satu minggu
3.3.6 Kegiatan pengumpulan larva Anopheles
Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui tempat perindukan nyamuk Anopheles. Pencarian larva dilakukan di beberapa genangan air yang potensial menjadi tempat
23 berkembangbiaknya nyamuk Anopheles, yaitu di bekas galian pasir, kolam-kolam air
yang tergenang dan saluran-saluran air.
3.3.7 Kegiatan Mass Blood Survei MBS pada masyarakat
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui angka kesakitan malaria pada kelompok masyarakat. Besar sampel dihitung berdasarkan Rumus Snedecor dan
Cochran Budiarto 2004 yakni :
[ ]
N d
q p
Z d
q p
Z n
. .
1 .
.
2 2
2 2
+ =
dimana : d = keakuratan, ZM = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan M = 0.05, p = proporsi yang dikehendaki 0.5, d = toleransi
kesalahan sampel 0.1 10. Sehingga didapatkan besar sampel adalah 91 orang dan pemeriksaan dilakukan terhadap semua golongan umur.
Orangutan yang diperiksa adalah orangutan yang sedang menunjukkan gejala klinis dua ekor. Survei darah jari Mass Blood Survey MBS dilakukan oleh tenaga
mikroskopis yang sudah terlatih. Pemeriksaan parasitologis dilakukan dengan membuat sediaan tebal dan tipis dari darah jari. Darah diambil dari ujung jari manis tangan kiri
untuk anak-anak dan dewasa atau ujung jempol kaki untuk bayi. Sebelumnya tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan alkohol 70, lalu ditusuk dengan alat
tusuk steril lanset dan tetesan darah yang keluar pertama kali dibersihkan dengan kapas kering. Selanjutnya tetesan darah berikutnya ditampung pada kaca sediaan darah
bersih dan kering serta diberi label. Sebanyak 1 tetes darah diletakan ditengah-tengah kaca dan ± 3 tetes lainnya diletakan terpisah dari tetes pertama pertengahan antara
darah dan label. Dengan bantuan kaca sediaan lain, dari tetesan darah pertama dibuat apusan darah tipis dan dari 3 tetesan darah disebelahnya dibuat apusan darah tebal
dengan cara melebarkannya atau dibuat lingkaran hingga diameter kira-kira 1-1,5 cm. Sediaan darah dibiarkan kering pada suhu kamar di tempat yang terlindung dari debu
dan kotoran atau lalat. Setelah kering ± 15 menit, sediaan darah diwarnai dengan Giemsa secara standar. Sebelumnya, bagian sediaan darah tipis difiksasi dengan
methanol absolut. Pewarnaan dilakukan dengan perbandingan 1 : 20 antara larutan Giemsa dengan buffer pH 7,0–7,2 selama 30 menit. Pemeriksaan dilakukan di bawah
mikroskop dengan pembesaran 10x100 dengan minyak immersi.
24
Gambar 6 Kegiatan MBS di Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya
Pemeriksaanpengamatan dilakukan pada seluruh lapangan pandang. Pemeriksaan
mikroskopis malaria dilakukan oleh tenaga mikroskopis Puslitbang Biomedis dan
Farmasi, Badan Litbang Kesehatan.
3.3.8 Pengamatan terhadap kebiasaan masyarakat