8 P. schwetsi dapat dengan baik dipindahkan dari chimpanzee ke manusia melalui gigitan
nyamuk. Meskipun secara morfologis parasit ini serupa dengan P. vivax, sampai saat ini belum ada usaha untuk menyatakan bahwa kedua spesies ini sinonim Hubbert et al.
1975. Seorang penderita malaria dapat terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium,
yang terbanyak adalah infeksi campuran antara P. falcifarum dengan P. vivax atau P. malariae. Infeksi campuran biasanya terjadi di daerah yang angka penularannya
relatif tinggi seperti di Papua atau Indonesia bagian timur DEPKES 2000.
2.2.2 Vektor malaria
Genus Anopheles termasuk ke dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo
Diptera dan famili Culicidae. Di Indonesia terdapat 457 spesies yang tercakup dalam 18 genus, di antaranya 80 spesies Anopheles, 125 spesies Culex, 125 spesies Aedes dan 8
spesies Mansonia O’Connor Sopa 1981. Perilaku nyamuk menghisap darah sangat penting di dalam epidemiologi penularan penyakit. Ada spesies nyamuk aktif menggigit
manusia di luar rumah menjelang pagi. Nyamuk ini tidak akan menggigit anak-anak karena pada waktu itu mereka umumnya berada di dalam rumah, sehingga tidak
mungkin terinfeksi penyakit yang ditularkan nyamuk tersebut. Beberapa spesies nyamuk dijumpai hidup di hutan dan hanya menggigit orang yang datang dan masuk ke
dalam hutan Warrel Gilles 2002. Penelitian mengenai keragaman Anopheles di beberapa daerah dilaporkan
sebagai berikut : wilayah Jawa, di daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah
Istimewa Yogyakarta, ditemukan spesies A. balabacencis, A. maculatus, A. vagus dan A. annularis Effendi 2002, Sukmono 2002. Nyamuk Anopheles yang tertangkap
dengan umpan orang di dalam dan luar rumah serta perangkap cahaya di Desa Sedayu Kabupaten Purworejo Jawa Tengah adalah A. aconitus, A. flavirostris, A. vagus,
A. kochi, A. annularis, A. balacensis, A. barbirostris, A. minimus, A. maculatus dan
A. subpictus Noor 2002. Wilayah Sumatera, di Desa Pondok Mega Jambi Luar Kota
Muaro Jambi, Jambi, Maloha 2005 melaporkan 10 spesies nyamuk Anopheles yaitu A. barbirostris 35,86, A. vagus 25,7, A. nigerrimus 19,58, A. aconitus
10,34, A. kochi 5,27, A. tesselatus 1,27, A. indefinitus 1,05, A. umbrosus 0,42, A. peditaeniatus dan A. schueffueri 0,21.
9
Wilayah Kalimantan, Salam 2005 melaporkan bahwa di Desa Alat Hantakan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan ada empat spesies yang menonjol yaitu A. kochi, A. letifer, A. nigerriumus, A. barbirostris dibandingkan
spesies lainnya yakni A. sinensis, A. vagus, A. aconitus, dan A. maculatus. Noor 2006 melaporkan bahwa di Desa Ambutun Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan
Selatan terdapat delapan spesies nyamuk yaitu A. nigerrimus, A. aconitus, A. kochi, A. letifer, A. peditaeniatus, A. barbirostris dan A. tesselatus.
Wilayah Sulawesi, di daerah Bolapapu Sulawesi Tengah dilaporkan terdapat
10 spesies yaitu Tongoa A. barbirostris, A. barbumbrosus, A. leucosphyrus, A. kochi, A. vagus, A. indefinitus, A. tesselatus, A. seperatus, A. maculatus dan A. hyrcanus
Sulaeman 2004, sedangkan di Desa Tongoa Kabupaten Donggala didapatkan delapan spesies nyamuk Anopheles yakni A. barbirostris, A. nigerrimus, A. barbumbrosus,
A. tesselatus, A. vagus, A. kochi, A. punctulatus dan A. maculatus Jastal 2005. Rata-rata kepadatan nyamuk Anopheles dengan berbagai metode penangkapan
nyamuk dilaporkan di daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta dengan cara umpan orang di dalam rumah adalah A. balabacencis 9,14
ekororangmalam, A. maculatus 6,55 ekororangmalam dan A. vagus 0,57 ekororangmalam, sedangkan dengan cara umpan orang di luar rumah adalah
A. maculatus 6,22 ekororangmalam, A. balabacencis 3,35 ekororangmalam dan A. vagus 0,35 ekororangmalam. Kelimpahan nisbi dengan cara umpan orang dalam
rumah adalah A. balabacencis 56,2, A. maculatus 40,3 dan A. vagus 3,55, sementara di luar rumah adalah A. maculatus 61,4, A. balabacencis 33,1 dan
A. vagus 5,43. Angka dominasi terbanyak adalah A. maculatus 50,35, diikuti A. balabacencis 21,52 dan A. vagus 2,52 Effendi 2002.
Salam 2005 melaporkan di Desa Alat Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan perilaku A. kochi, A. letifer dan A. barbirostris dalam
mencari darah lebih banyak tertangkap di kandang sapi daripada metode umpan orang luar, hal ini karena spesies tersebut lebih bersifat zoofilik. Sulaeman 2004 melaporkan
di daerah Bolapapu Sulawesi Tengah dengan metode umpan orang di dalam rumah ditangkap lima spesies Anopheles, yaitu A. barbirostris 76,74, A. leucosphyrus
11,63 dan A. kochi 2,33, sedangkan metode umpan orang di luar terdapat tujuh spesies yaitu A. barbirostris 22,37, A. barbumbrosus 11,11, A. leucosphyrus
10 19,46, A. kochi 7,57 dan A. indefinitus 0,54. Di samping itu dengan alat
perangkap cahaya di kandang babi dapat ditangkap A. barbirostris 59,91, A. vagus 9,84, A. kochi 8,96, A. indefinitus 7,05 dan A. maculatus 0,88. Jastal
2005 melaporkan di Desa Tongoa Donggola, Sulawesi Tengah yang menghisap darah manusia adalah A. barbirostris 45,7 dan A. nigerrimus 17,5, sedangkan
yang menghisap darah sapi adalah A. vagus 42 dan A. tesselatus 30,3. Di daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta puncak
kepadatan A. maculatus, A. balabacensis dan A. vagus tertangkap di dinding dalam rumah antara pukul 22.00–24.00, sedangkan puncak kepadatan A. maculatus dan
A. balabacensis tertangkap di kandang sapi pada pukul 20.00–22.00 serta A. vagus pada pukul 22.00 Effendi 2002. Sementara itu, Jastal 2005 melaporkan bahwa
puncak kepadatan A. barbirostris adalah pukul 18.00-06.00. Noor 2006 melaporkan di Desa Ambutun Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan A. umbrosus di
dalam rumah mencapai puncak aktivitasnya pada pukul 24.00–01.00 dan di luar rumah pada pukul 03.00–04.00, sedangkan A. letifer pada pukul 20.00–21.00.
Sejauh ini terdapat empat jenis parasit malaria yang dapat ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Vythilingam et al. 2006 melaporkan pertama kali adanya malaria
monyet, P. knowlesi yang menginfeksi orang di Sarawak Malaysia dengan vektor A. latens dulu dikenal dengan A. leucosphyrus. Collin 2003 menyatakan bahwa
fauna nyamuk Anopheles di dalam hutan rawa bagian utara Kuala Lumpur Malaysia, tempat terdapat infeksi malaria pada Macaca fascicularis dan M. nemestrina,
menunjukkan adanya kepadatan yang tinggi pada nyamuk A. umbrosus grup. Infeksi malaria secara alami sering terjadi pada kelompok spesies ini di Malaysia. Hodgkin
1956 dalam Collin 2003 menyatakan dugaan infeksi ini mungkin berasal dari monyet. Meskipun kebanyakan Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang dan
monyet termasuk A. umbrosus grup, A. letifer adalah satu-satunya yang menyerang umpan monyet pada kanopi dalam jumlah yang banyak.
Dari sekian jenis Anopheles yang ada di Indonesia, tidak semuanya berperan menularkan malaria sebagai vektor atau tersangka vektor. Menurut Subdit
Pengendalian Vektor 2007 terdapat 22 nyamuk yang berperan sebagai vektor malaria di antaranya sebanyak 18 Anopheles berdasarkan adanya sporozoit pada kelenjar ludah.
Di Kalimantan Tengah vektor malaria yang telah dikonfirmasi adalah A. letifer. Selain
11 itu yang dapat beperan sebagai vektor di Kalimantan Tengah adalah A. maculatus
,
A. nigerimus
dan
A. balabacencis Lampiran 2 Hadi 2006 dalam Sigit Hadi 2006.