39
Gambar 15 Sediaan darah orangutan yang terdapat Plasmodium bentuk ring tropozoit muda
4.5 Kebiasaan Masyarakat
Penelitian terhadap kebiasaan masyarakat di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng adalah meliputi pengetahuan, sikap serta pengamatan
terhadap kebiasaan masyarakat yang erat hubungannya dengan risiko penularan malaria. Karakteristik tingkat pendidikan responden yaitu tidak tamat SD 10,99, tamat SD
19,77, tamat SLTP 24,18, tamat SLTA 43,96 dan D1 1,10. Berdasarkan jawaban kuesioner yang ada, seluruh 100 responden mengetahui nama penyakit
malaria. Informasi tentang nama penyakit diketahui responden dari petugas kesehatan dan media elektronik seperti televisi dan radio. Sebanyak 35,16 responden
menyatakan tidak mengetahui tanda-tanda malaria, sisanya 64,84 menyatakan tanda malaria berupa pusing, demam menggigil, mual dan pegal-pegal.
Penyebab malaria sebagian besar responden menyatakan karena nyamuk 79,12 sisanya menyatakan tidak mengetahui 20,88. Hanya 3,30 responden
menyatakan malaria menular lewat udara, 16,48 tidak mengetahui dan 80,22 malaria ditularkan oleh nyamuk. Dari 91 responden di lokasi penelitian 100 tidak
mengetahui nama nyamuk penular malaria dan ciri-cirinya. Penyuluhan tentang penyakit demam berdarah cenderung menonjol dibandingkan dengan penyuluhan
malaria, sehingga nyamuk penular demam berdarah sebagian besar dicampur adukkan dengan nyamuk penular malaria. Terbatasnya pengetahuan seseorang berhubungan
dengan pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang maka akan makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
40 cenderung untuk mendapat informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat, termasuk pengetahuan tentang malaria.
Upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk Anopheles sebagian besar dengan obat nyamuk bakar dan kelambu 79,12, obat nyamuk semprot 9,89, repellen
5,49 dan lain-lain 5,49. Dalam melakukan pencarian pengobatan pertama kali saat timbul gejala malaria sebanyak 54,95 responden menyatakan berobat sendiri
dengan membeli obat ke warung, 31,87 pergi ke puskesmas dan 13,19 pergi ke mantri. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang Notoatmodjo 1993 dalam Hadi 2001b termasuk diantaranya perilaku dalam upaya-upaya pencegahan dan pengobatan malaria. Persepsi yang keliru
tentang penyebab dan cara penularan malaria dapat mengarahkan pada perilaku masyarakat yang tidak benar terutama dalam upaya-upaya pencegahan dan pengobatan
malaria. Karena tidak mengetahui bahwa malaria disebabkan oleh Plasmodium dan ditularkan melalui nyamuk Anopheles atau karena konsep tentang penyebab dan cara
penularan malaria masih dicampuradukkan dengan hal lain seperti di kecamatan Prembun dan Sadang kabupaten Kebumen serta kecamatan Kandang Serang kabupaten
Pekalongan masyarakat menyatakan malaria disebakan karena makan sekul wedang, nasi dang atau penyakit keturunan dan ditularkan melalui udara, maka dapat dimegerti
kalau kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya pencegahan penyakit dengan mengurangi kontak nyamuk masih kurang Hadi 2001b. Adanya konsep yang salah
tentang cara penularan malaria dilaporkan erat kaitannya dengan rendahnya upaya perlindungan dari gigitan nyamuk dan kecenderungan masyarakat untuk melindungi diri
dari nyamuk hanya dengan membakar rumput dan dedaunan Ahorlu et al. 1997 dalam Hadi 2001b.
Karakteristik pekerjaan dari 91 responden adalah pelajar 12,09, petani 43,96, pegawai 1,10, satpam dan tehnisi Nyaru Menteng masing-masing 1,10,
wiraswasta 32,97 dan tidak bekerja 7,69. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 69,23 dan wanita 30,77. Sebanyak 84,62 responden mengaku sering
keluar pada malam hari, hal ini sesuai dengan pengamatan yang ada di lokasi penelitian dan masyarakat yang keluar pada malam hari. Laki-laki yang keluar rumah pada malam
hari umumnya tidak menutup seluruh tubuh terutama tangan dan kaki. Kebiasaan keluar
41 malam mempunyai risiko kontak terhadap gigitan nyamuk Anopheles jika tidak
memakai pakaian yang tertutup. Selama tiga tahun berturut-turut kasus malaria pada pria umumnya lebih banyak 55,67 daripada wanita 44,33. Hal ini didukung
dengan perilaku A. letifer yang cenderung bersifat antropofilik dan eksofagik 2,33 ekormalam, serta puncak menggigit nyamuk A. letifer terjadi pada pukul 19.00 hingga
20.00. Selain itu pada jam 18.00 hingga 20.00 pintu rumah masyarakat umumnya dibiarkan terbuka, sehingga memungkinkan nyamuk masuk ke dalam rumah. Keadaan
ini didukung dengan konstruksi rumah yang umumnya tidak rapat nyamuk. Sikap responden yaitu 100 menyatakan sikap setuju terhadap pengendalian
malaria. Namun sikap ini sangat berbanding terbalik jika melihat kebiasaan masyarakat yang keluar pada malam hari tanpa pakaian yang tertutup. Sikap seseorang terhadap
sesuatu cenderung menerima atau menolak suatu objek hanya berdasarkan penilaian terhadap objek itu, bergunaberharga baginya atau tidak. Bila objek dinilai “baik untuk
saya” dia mempunyai sikap positif. Bila objek di nilai “jelek untuk saya” dia mempunyai sikap negatif.
4.6 Pembahasan Umum