14
III. KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi landasan teori yang menjadi dasar dalam menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang diuraikan
meliputi konsep dasar dari faktor-faktor pengaruh konversi lahan, laju konversi lahan, dan keterkaitan harga lahan terhadap laju konversi lahan. Selain itu, berisi
penjelasan mengenai keterkaitan antara ketiga tujuan tersebut.
3.1.1. Laju Konversi Lahan
Panuju 2009 menjelaskan konversi lahan memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda setiap tahun. Hal ini dinyatakan dengan laju konversi lahan. Laju
konversi lahan merupakan perbandingan tingkat perubahan luas penggunaan lahan tertentu terhadap penggunaan lahan sebelumnya, dimana pertambahan tersebut
berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Pertambahan luas wilayah dapat diwakilkan dengan pertambahan jumlah penduduk. Laju konversi
lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju konversi secara parsial dan kontinu Sutandi 2009. Adapun laju konversi secara parsial dapat dijelaskan
sebagai berikut: V=
L L L
100.............................................................................................3.1 dimana:
V = Laju konversi lahan
L
t
= Luas lahan saat initahun ke-t ha L
t-1
= Luas lahan tahun sebelumnya ha Laju konversi lahan secara kontinu dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
15
yt = a + b t yt = a e
bt
ln yt = ln a + b t……..…….……………..…….....………….3.2 dimana:
yt = Luas lahan yang dikonversi pada tahun ke-t ha
a = Nilai intersep ha
t = Tahun
b = Laju konversi lahan
e = Error term
Besarnya laju konversi lahan dapat dilihat dari persentase nilai yang diperoleh. Berdasarkan nilai yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin
besar nilai persentase, maka semakin tinggi tingkat konversi lahan yang terjadi di wilayah tersebut.
3.1.2. Keterkaitan Harga Lahan terhadap Laju Konversi Lahan Pertanian
Keterkaitan antara harga lahan dengan laju konversi lahan merupakan gambaran tentang dugaan kegiatan konversi yang dipengaruhi variabel-variabel.
Irianto 2008 menyatakan bahwa model statistik merupakan alat bantu untuk memberikan gambaran atas suatu kejadian melalui bentuk yang sederhana, baik
berupa angka-angka maupun grafik-grafik.
3.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan
Kegiatan konversi lahan sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengararuhi tindakan tersebut. Faktor konversi lahan terdiri dari dua jenis
yaitu faktor makro dan mikro. Faktor makro berupa data yang diperoleh dari kecamatan Cisarua terkait perubahan industri, pertumbuhan jumlah penduduk,
harga lahan, jumlah vila, jumlah obyek wisata, dan luas konversi lahan. Faktor kedua yaitu faktor mikro, berupa data dari kepala rumah tangga yaitu harga jual
16
lahan yang dimiliki, tingkat pendapatan, lama menetap, dan luas lahan yang dimiliki.
Perubahan industri merupakan salah satu faktor makro yang berkembang pesat di daerah hulu Sungai Ciliwung yaitu industri pariwisata. Pemanfaatan lahan
oleh industri pariwisata cukup besar. Hal ini terbukti dari bertambahnya jumlah vila akhir-akhir ini. Tingginya tingkat permintaan pariwisata secara tidak
langsung mempengaruhi sektor lain, seperti penginapan, tempat makan, peristirahatan, dan lain-lain.
Faktor makro lainnya yaitu pertumbuhan penduduk yang dapat menyebabkan perubahan tata guna lahan. Peningkatan jumlah penduduk
menyebabkan bertambahnya kebutuhan lahan untuk tempat tinggal. Secara tidak langsung ruang terbuka hijau yang ada di wilayah tersebut dikonversi menjadi
tempat tinggal. Selain itu, kemiskinan ekonomi juga merupakan faktor makro yang mempengaruhi konversi lahan. Kemiskinan ekonomi dalam hal ini
disebabkan karena kesejahteraan petani cukup rendah. Produktivitas petani sangat rendah, sehingga petani beralih profesi dan berusaha mendapatkan modal dengan
cara menjual lahan pertanian sebagai modal untuk berusaha di bidang lain. Faktor mikro merupakan faktor yang mempengaruhi konversi lahan dalam
skala kecil berupa nilai ekonomi rumah tangga. Nilai ekonomi rumah tangga diperoleh dari penghasilan masing-masing kepala keluarga. Besar kecilnya
penghasilan kepala keluarga akan menentukan seberapa besar tingkat konversi yang dilakukan oleh individu kepala keluarga tersebut. Apabila nilai ekonomi
keluarga tersebut sangat rendah, maka kemungkinan untuk melakukan tindakan konversi lahan akan semakin besar.
17
3.1.4. Hipotesis