Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan

39 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kausal komparatif, dimana karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat diantara dua maupun lebih dari dua variabel. Menurut jenis dan teknik pengumpulan data, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data-data dalam bentuk angka. Selanjutnya, data-data tersebut diolah, dan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan analisis data sekunder. Menurut pendapat Martono 2010, analisis data sekunder merupakan salah satu varian dari penelitian kuantitatif. Analisis data sekunder memanfaatkan data yang sudah tersedia dari berbagai sumber, baik lembaga pemerintahan, maupun sumber lainnya.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Kinerja Keuangan Y

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari suatu serangkaian proses dengan pengorbanan berbagai sumber daya yang diperlukan. Faktor ini yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan merupakan Universitas Sumatera Utara 40 cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang ada Widyaningrum, 2014. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan dua hal, menurut Al-Tuwajid, et.,al dalam Widyaningrum, seperti yang telah dijelaskan dalam kajian teori pada bab 2 yaitu: market-based measure return dari sebuah saham yang menjadi tolak ukur kinerja dan pengukuran yang kedua dapat dilakukan yaitu accounting-based measure. Penelitian ini hanya menggunakan pengukuran yang kedua, yaitu hanya berfokus terhadap reaksi pendapatan perusahaan terhadap perubahan kebijakan yang diambil oleh manajemen, atau pengukuran return yang didasarkan pada kondisi finansial internal perusahaan tanpa memperhitungkan faktor eksternal. Indikator yang digunakan untuk menghitung kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah Return on Asset ROA. ROA merupakan salah satu rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan Putra, 2011. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai. Rumus yang digunakan untuk pengukuran ROA yaitu dengan menghitung laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva, sebagai berikut: ROA = ���� ������ Universitas Sumatera Utara 41 Keterangan: ROA = Return on Assets EBIT = Laba Sebelum Bunga dan Pajak Assets = Total Aktiva

3.2.2 Audit Internal X

1 Audit internal adalah sebuah penelitian yang sistematif dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2 risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3 peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5 sumber daya yang telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan 6 tujuan organisasi telah dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif Sawyers, 2005. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan: Audit internal diukur dengan jumlah auditor internal yang bekerja pada perusahaan. Audit Internal = Jumlah Auditor Internal Dalam mengukur variabel audit internal, yang pertama dilakukan adalah dengan menghitung jumlah auditor internal yang dilakukan dalam perusahaan pada periode tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah Universitas Sumatera Utara 42 auditor terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin banyak auditor internal suatu perusahaan, maka diharapkan kegiatan pengendalian internal dapat berjalan semakin efektif, sehingga kinerja perusahaan bahkan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi semakin baik.

3.2.3 Intellectual Capital X

2 Intellectual capital adalah produk dari interaksi antara kompetensi, komitmen, dan pengendalian kerja dari karyawan yang dapat dilihat kapasitasnya dari kualitas kompetensi, komitmen organisasi, dan pengendalian pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan. Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Pulic Sunarsih dan Mendra, 2012, modal intelektual dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur berdasarkan pengukuran dari model value added yang diproksikan dari physical capital VACA, human capital VAHU dan structural capital STVA. Kombinasi dari ketiga value added disimbolkan dengan nama VAIC TM Widyaningrum, 2014. VAIC TM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang merupakan penjumlahan dari VACA, VAHU dan STVA. Rumus VAIC TM adalah: VAIC TM =VACA+ VAHU+ STVA Keterangan: VAIC TM = Value Added Intellectual Capital VACA = Value Added Capital Coefficient VAHU = Value Added Human Capital STVA = Value Added Structural Capital Universitas Sumatera Utara 43 Sebelum menghitung variabel intellectual capital secara keseluruhan, perlu dihitung mengenai nilai tambah atau Value Added VA. Value added merupakan perbedaan antara penjualan OUT dan input IN. Rumus yang digunakan, yaitu: VA= OUT – IN Keterangan: VA = Value Added OUT = Total pendapatan IN = Beban usaha kecuali gaji dan tunjangan karyawan Metode VAIC TM merupakan kombinasi dari tiga jenis value added, antara lain: 1. Modal yang digunakan Capital Employed CE atau VACA Value Added Capital VACA merupakan rasio dari VA terhadap CE, yang menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi Utami, 2013. Semakin besar nilai VACA, maka semakin baik, Ini menunjukkan besarnya kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Sedangkan menurut Pulic Siahaan, 2013, satu unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain. VACA didefinisikan sebagai total modal yang dimanfaatkan dalam aset tetap dan lancar suatu perusahaan, diukur dengan Capital Employed Efficiency CEE yang merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal yang digunakan. Universitas Sumatera Utara 44 Rumus untuk CEE yaitu: CEE = �� �� Keterangan: CEE = Capital Employed Efficiency CE = Dana yang tersedia jumlah ekuitas dan laba bersih VA = Value Added CEE Capital Employed Efficiency atau VACA dapat dihitung dengan: CEE = ���� ����������� −�������� ℎ� ������������������������������� ����� ℎ������������������� ℎ 2. Modal Manusia Human CapitalHC atau VAHU VAHU mengacu pada nilai kolektif dari modal intelektual perusahaan yaitu kompetensi, pengetahuan dan keterampilan yang diukur dengan HCE Human Capital Efficiency. HCE merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap jumlah rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi Utami, 2013. Menurut Siahaan 2013, VAHU akan menunjukkan seberapa banyak value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Semakin besar nilai VAHU, maka semakin baik kemampuan human capital untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Rumus yang dipakai yaitu: HCE = �� �� Universitas Sumatera Utara 45 Keterangan: HCE = Human Capital Efficiency VA = Value Added HC = Gaji dan tunjangan karyawan Human Capital Efficiency HCE atau VAHU dapat dihitung dengan: HCE = ��������������� −�������� ℎ� ������������������������������� ������������������������ 3. Modal Struktural Structural Capital SC atau STVA Value Added Structural Capital STVA dapat didefinisikan sebagai competitive intelligence, formula, sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses, dan sebagainya yang merupakan hasil dari produk atau sistem perusahaan yang telah diciptakan dari waktu ke waktu. Rasio ini diukur dengan SCE Structural Capital Efficiency. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam menciptakan nilai Siahaan, 2013. SCE menjadi indikator efisiensi nilah tambah atau value added modal struktural. Dapat dikatakan bahwa, semakin baik SCESTVA in,i maka semakin baik pula nilai tambah dari modal struktural. Rumus yang digunakan sebagai berikut: SCE = �� �� Keterangan: SCE = Structural Capital Efficiency SC = VA-HC VA = Value Added Universitas Sumatera Utara 46 SCE Structural Capital Efficiency atau STVA dapat dihitung dengan: SCE = �������� ℎ� ������������������������������� −������������������������ �������� ℎ� �������������������������������

3.2.4 Good Corporate Governance X

3 OECD Organization for Economic Co-Operation and development dalam Tangkilisan, mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan atara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Good corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance dapat memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan harus memfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang lebih efisien. Variabel good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Aktivitas Dewan Komisaris Aktivitas dewan komisaris merupakan jumlah rapat dewan komisaris perusahaan, yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan nasihat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Aktivitas dewan Universitas Sumatera Utara 47 komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah rapat dewan komisaris suatu perusahaan. Aktivitas Dewan Komisaris = Jumlah Rapat Dewan Komisaris 2 Dewan Direksi Direksi sebagai organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Jumlah anggota direksi disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat serta bertindak independen. Dewan direksi diukur dengan jumlah anggota dewan direksi. Dewan Direksi = Jumlah Anggota Dewan Direksi 3 Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya.Komisaris independen diharuskan bebas dari pihak yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Proporsi komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. Universitas Sumatera Utara 48 Komisaris Independen= ������� ����� ��������� ���� ������ ℎ��� ����� ������� ����� ��������� 100 4 Komite Audit Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal yang dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen, yang melakukan manajemen laba earning management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Komite audit diukur dengan jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan. Komite Audit = Jumlah Komite Audit Berdasarkan uraian diatas, diikhtisarkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukuran Variabel Dependen Kinerja Keuangan Y Hasil dari suatu serangkaian proses dengan pengorbanan berbagai sumber daya yang diperlukan. ROA = ���� ������ Rasio Variabel Independen Audit Internal Sebuah penelitian yang sistematif dan Jumlah Auditor Internal Rasio Universitas Sumatera Utara 49 Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukuran X 1 objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi. Intellectual Capital VAIC X 2 Produk dari interaksi antara kompetensi, komitmen, dan pengendalian kerja dari karyawan yang dapat dilihat kapasitasnya dari kualitas kompetensi, komitmen organisasi, dan pengendalian pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan. VAIC TM =VACA+ VAHU+ STVA Rasio Good Corporate Governance X 3 Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 Jumlah rapat dewan komisaris perusahaan, yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan nasihat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Aktivitas Dewan Komisaris = Jumlah Rapat Dewan Komisaris Nominal Dewan Direksi X 3.2 Organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab Dewan Direksi = Jumlah Anggota Dewan Direksi Nominal Universitas Sumatera Utara 50 Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukuran secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Dewan Komisaris Independen X 3.3 Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya. Komisaris Independen= ������������������������������� ℎ��� �������������������������� 100 Rasio Komite Audit X 3.4 Bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal yang dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen, yang melakukan manajemen laba earning management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Komite Audit = Jumlah Komite Audit Nominal Universitas Sumatera Utara 51

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu Indriatoro dan Supomo, 1999. Sedangkan, sampel adalah sebagian populasi yang diteliti dengan maksud untuk menggeneralisasikan menarik kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi Arikunto, 2002. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Perusahaan perbankan yang tercatat di BEI berjumlah 39 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah kumpulan sebagian anggota dari objek yang diteliti Algifari, 2003. Sampel inilah yang akan menjadi fokus bagi peneliti dalam pengambilan data yang berasal dari populasi yang dipersempit untuk memudahkan dalam penelitian dan lebih efisien. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2012, 2013 dan 2014 yang merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan gambaran terkini tentang kinerja keuangan perusahaan perbankan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian Hakim, 2011: 49. Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 52 1 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012, 2013, 2014 dan menerbitkan laporan tahunan annual report pada periode tersebut. 2 Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu audit internal, intellectual capital, dan good corporate governance. Tabel 3.2 Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012, 2013, 2014 dan menerbitkan laporan tahunan annual report pada periode tersebut. 39 Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu audit internal, intellectual capital, dan good corporate governance. 27 Sampel terpilih 12 Total keseluruhan sampel selama 3 tahun 12 x 3 36

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data sekunder yang digunakan untuk penelitian ini dikumpulkan melalui dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat dan menghitung data-data yang berhubungan dengan penelitian. Data yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu annual report perusahaan yang terdaftar di BEI dari Universitas Sumatera Utara 53 tahun 2012, 2013, dan 2014 yang diperoleh melalui website IDX Indonesian Stock Exchange.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness kemencengan distribusi Ghozali : 2006.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jikalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

3.5.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Universitas Sumatera Utara 54 Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada perode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebasa dari satu observasi ke observasi lainnya.

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Mpdel regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection yang mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar.

3.5.3 Analisis Regresi Berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hal ini dikarenakan variabel independen yang digunakan dalam Universitas Sumatera Utara 55 penelitian ini jumlahnya lebih dari satu. Persamaan regresi pada penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + … + b n X n + e Y = a + b 1 AI + b 2 IC + b 3 GCG + e Dimana: Y = CFROA a = konstanta X = variabel independen b = koefisien regresi AI = Audit Internal IC = Intellectual Capital GCG = Good Corporate Governance e = error term

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, stidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik F, nilai koefisien determinasi R 2 dalam statistik t. Pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:

3.5.4.1 Analisis Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus Gujarati, 1995: R 2 = ��� ��� = 1 - ∑ �� 2 ∑ �� 2 Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas Ghozali, 2006. Nilai yang mendekati 1 satu Universitas Sumatera Utara 56 berarti variabel-variabel indepeden memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

3.5.4.2 Uji

Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji F dilakukan dengan menguji secara serempak simultan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama- sama dapat mempengaruhi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. 1. Bila F hitung F tabel, variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Bila F hitung F tabel, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.4.3 Uji Parsial Uji Statistik t

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji t untuk menguji signifikansi pengaruh audit internal, intellectual capital, good corporate governance terhadap kinerja keuangan. Oleh karena itu, uji t ini digunakan untuk menguji setiap hipotesis H 1 , H 2 , H 3 , H 4 . Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Ha ditolak apabila Sig t tingkat signifikansi α 0,05 Ha diterima apabila Sig t tingkat signifikansi α 0,05 Universitas Sumatera Utara 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam periode 2012 – 2014. Ada sebanyak 39 Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI selama periode tersebut. Pemilihan sampel digunakan dengan metode purposive sampling. Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan dengan periode pengamatan 3 tahun, sehingga diperoleh 36 jumlah observasi.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik sampel yang mencakup nilai rata rata mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum, serta standar deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Audit_Internal 36 19.00 2471.00 11624.00 322.8889 580.05275 Intellectual_Capital 36 -1.49 .84 -.10 -.0027 .52068 Aktivitas_Dewan_K omisaris 36 4.00 64.00 961.00 26.6944 19.44783 Dewan_Direksi 36 4.00 14.00 302.00 8.3889 2.94985 Dewan_Komisaris_I ndependen 36 .40 .75 20.59 .5719 .08905 Komite_Audit 36 3.00 8.00 155.00 4.3056 1.43067 Kinerja_Keuangan 36 -4.46 -2.99 -138.82 -3.8562 .44322 Valid N listwise 36 Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Data pada Tabel 4.1 dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 36 data, yang berasal dari 12 perusahaan sampel dikali dengan 3 tahun periode pengamatan. 2. Variabel independen Audit Internal X 1 memiliki nilai minimum 19,00 dan nilai maksimum 2741. Nilai rata-rata variabel adalah 322,8889 dan nilai standar deviasi 580,05275. 3. Variabel independen Intellectual Capital X 2 memiliki nilai minimum -1,49 dan nilai maksimum 0,84. Nilai rata-rata variabel adalah -0,027 dan nilai standar deviasi 0,52068. 4. Variabel independen Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 memiliki nilai minimum 4,00 dan nilai maksimum 64,00. Nilai rata-rata variabel adalah 26,6944 dan nilai standar deviasi 19,44743. Universitas Sumatera Utara 59 5. Variabel independen Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Dewan Direksi X 3.2 memiliki nilai minimum 4,00 dan nilai maksimum 14,00. Nilai rata-rata variabel adalah 302,00 dan nilai standar deviasi 2,94985. 6. Variabel independen Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Dewan Komisaris Independen X 3.3 memiliki nilai minimum 0,40 dan nilai maksimum 0,75. Nilai rata-rata variabel adalah 0,5719 dan nilai standar deviasi 0,8905. 7. Variabel independen Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Komite Audit X 3.4 memiliki nilai minimum 3,00 dan nilai maksimum 8,00. Nilai rata-rata variabel adalah 4,3056 dan nilai standar deviasi 1,43067. 8. Variabel dependen Kinerja Keuangan Y memiliki nilai minimum - 4,46 dan nilai maksimum -2,99. Nilai rata-rata variabel adalah - 3,8562 dan nilai standar deviasi 0,44322.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau variabel residual terdistribusi secara normal. Uji normalitas Universitas Sumatera Utara 60 dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik. Pada penelitian ini, analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram. Distribusi data dikatakan normal jika garis tren pada histogram menyerupai bentuk lonceng. Hasil pengujian analisis grafik dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016 Pengujian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan melihat grafik histogram dan saja tidak cukup, sehingga perlu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik dapat dilakukan dengan pengujian kolmogorov smirnov. Untuk melihat apakah data Universitas Sumatera Utara 61 terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidakterdistribusi normal. Pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation .27612407 Most Extreme Differences Absolute .063 Positive .061 Negative -.063 Kolmogorov-Smirnov Z .378 Asymp. Sig. 2-tailed .999 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Hasil uji normalitas dengan dengan menggunakan uji statistik non parametric kolmogrov-smirnov K-S menunjukkan nilai kolmogrov smirnov K- S sebesar 0,378 dengan nilai signifikansi 0,999. Jika nilai signifikansi di atas 0,05 α 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji terdistribusi secara normal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat signifikansinya melebihi 0,05 α 0,05. Universitas Sumatera Utara 62

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen. Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance inflation factor VIF. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -5.835 .801 -7.284 .000 Audit_Internal .000 .000 .398 2.793 .009 .659 1.517 Intellectual_Cap ital .049 .114 .058 .436 .666 .753 1.328 Aktivitas_Dewa n_Komisaris .012 .003 .517 3.702 .001 .687 1.456 Dewan_Direksi .085 .030 .567 2.850 .008 .338 2.962 Dewan_Komisar is_Independen 1.814 .988 .365 1.837 .076 .340 2.942 Komite_Audit -.043 .050 -.139 -.870 .391 .522 1.917 a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance 0,10 dan VIF 10. Hasil perhitungan nilai Tolerance juga Universitas Sumatera Utara 63 menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antarvariabel independen. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel model regresi dalam penelitian ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 periode sebelumnya.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Runs Test Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016 Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai Run Testadalah sebesar -0,0451 dengan probabilitas 0,028 lebih besar daripada 0,05 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.00451 Cases Test Value 18 Cases = Test Value 18 Total Cases 36 Number of Runs 26 Z 2.198 Asymp. Sig. 2-tailed .028 a. Median Universitas Sumatera Utara 64 yang berarti dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variabel residu dari satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2006:105.Heteroskedastisitas terjadi ketika varian residual bersifat tidak konstan. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan analisis grafik dapat dilihat di bawah ini. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Gambar uji scatterplot diatas menunjukkan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data yang tersebar berada di Universitas Sumatera Utara 65 atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan sehingga layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas independen yaitu Audit Internal, Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap variabel terikat dependen yaitu Kinerja Keuangan. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel di berikut. Tabel 4.5 Hasil Persamaan Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -5.835 .801 -7.284 .000 Audit_Internal .000 .000 .398 2.793 .009 Intellectual_Capital .049 .114 .058 .436 .666 Aktivitas_Dewan_Komisari s .012 .003 .517 3.702 .001 Dewan_Direksi .085 .030 .567 2.850 .008 Dewan_Komisaris_Indepe nden 1.814 .988 .365 1.837 .076 Komite_Audit -.043 .050 -.139 -.870 .391 a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Dari tabel persamaan regresi tersebut, dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: KK = -5,835+0AI+0,049IC+0,012ADK+0,085DD+1,814DKI–0,043KA+e Universitas Sumatera Utara 66 a. Constant = -5,835 negatif, artinya bila komite Audit Internal AI, Intellectual Capital IC, Aktivitas Dewan Komisaris ADK, Dewan Direksi DD, Dewan Komisaris Independen DKI dan Komite Audit KA konstan atau tetap, maka Kinerja Keuangan KK sebesar -5,835. b. Koefisien β1 = 0, artinya Audit Internal tidak akan menaikkan atau menurunkan Kinerja Keuangan c. Koefisien β2 = 0,049 positif, artinya setiap kenaikan satu satuan Intellectual Capital akan meningkatkan Kinerja Keuangan sebesar 0,049 dan faktor lain yang memengaruhi dianggap konstan. d. Koefisien β3 = 0,012 positif, artinya setiap perubahan satu satuan Aktivitas Dewan Komisaris akan meningkatkan Kinerja Keuangan sebesar 0,012 dan faktor lain yang memengaruhi dianggap konstan. e. Koefisien β4 = 0,085 positif, artinya setiap perubahan satu satuan Dewan Direksi akan meningkatkan Kinerja Keuangan sebesar 0,085 dan faktor lain yang memengaruhi dianggap konstan. f. Koefisien β5 = 1,814 positif, artinya setiap perubahan satu satuan Dewan Komisaris Independen akan meningkatkan Kinerja Keuangan sebesar 1,814 dan faktor lain yang memengaruhi dianggap konstan. g. Koefisien β6 = -0,043 negatif, artinya setiap perubahan satu satuan Komite Audit akan menurunkan Kinerja Keuangan sebesar -0,043 dan faktor lain yang memengaruhi dianggap konstan. Universitas Sumatera Utara 67 4.2.4 Uji Hipotesis 4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang telah disesuaikan adalah antara 0 dan sampai dengan 1. Nilai R 2 yang mendekati 1 berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil pengujian koefisien determinasi. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .782 a .612 .532 .30335 a. Predictors: Constant, Komite_Audit, Intellectual_Capital, Dewan_Komisaris_Independen, Aktivitas_Dewan_Komisaris, Audit_Internal, Dewan_Direksi b. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa besarnya nilai koefisien korelasi R sebesar 0,782 menunjukkan bahwa derajat hubungan korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 78,2. Hal ini berarti bahwa korelasi antara variabel independen dengan dependen kuat karena lebih besar dari 0,5 50.Adjusted R 2 menunjukkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang terajdi pada variabel independen. Nilai Adjusted R 2 pada penelitian ini adalah sebesar 0,532. Hal ini berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen terhadap kinerja keuangan sebesar 61,2. Variabel Universitas Sumatera Utara 68 independen penelitian ini dapat menjelaskan kinerja keuangan sebesar persentase tersebut.Sisanya yaitu sebesar 38,2 adalah pengaruh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Untuk mendeteksi pengaruh secara simultan dari variabel independen akanlakukan dengan uji-F, yaitu apakah Audit Internal X 1 , Intellectual Capital X 2 , Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 , Dewan Direksi X 3.2 , Komisaris Independen X 3.3 , Komite Audit X 3.4 berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja KeuanganY dengan melihat apakah F hitung F tabel atau F hitung F tabel dimana tingkat signifikansinya yaitu 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.207 6 .701 7.620 .000 b Residual 2.669 29 .092 Total 6.876 35 a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan b. Predictors: Constant, Komite_Audit, Intellectual_Capital, Dewan_Komisaris_Independen, Aktivitas_Dewan_Komisaris, Audit_Internal, Dewan_Direksi Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016. Sesuai dengan tabel di atas, hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga variabel – variabel independen dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.F hitung adalah 7,620 dan F tabel adalah 2,43. F hitung F tabel, sehingga hipotesis alternatif diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel Audit Internal, Intellectual Capital, Aktivitas Dewan Komisaris, Universitas Sumatera Utara 69 Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Auditberpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Keuangan.

4.2.4.3 Uji Parsial Uji Statistik t

Untuk melihat pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel independen dapat dilihat dengan menggunakan uji-t , yaitu apakah Audit Internal X 1 , Intellectual Capital X 2 , Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 , Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Dewan Direksi X 3.2 , Komisaris Independen X 3.3 , Komite Audit X 3.4 berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Kinerja KeuanganY dengan melihat t hitung t tabel atau t hitung t tabel dimana tingkat signifikasi 0,05. Tabel 4.8 Hasil Uji t Sumber: Output SPSS. Diolah peneliti 2016 . Nilai T tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1,68830. Dari hasil Uji Signifikan Parsial t di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara parsial, yaitu: a. Variabel Audit Internal X 1 mempunyai nilai t-hitung sebesar 2,793 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel 2,793 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -5.835 .801 -7.284 .000 Audit_Internal .000 .000 .398 2.793 .009 Intellectual_Capital .049 .114 .058 .436 .666 Aktivitas_Dewan_Komisaris .012 .003 .517 3.702 .001 Dewan_Direksi .085 .030 .567 2.850 .008 Dewan_Komisaris_Indepen den 1.814 .988 .365 1.837 .076 Komite_Audit -.043 .050 -.139 -.870 .391 a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan Universitas Sumatera Utara 70 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,009 0,05. Hal ini berarti Audit Internal X 1 berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. b. Variabel Intellectual Capital X 2 mempunyai nilai t-hitung sebesar 0,436 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel 0,436 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,666 0,05. Hal ini berarti Intellectual Capital X 2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. c. Variabel Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 mempunyai nilai t-hitung sebesar 3,702 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel 3,702 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,001 0,05. Hal ini berarti Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. d. Variabel Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Dewan Direksi X 3.2 mempunyai nilai t-hitung sebesar 2,850 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel 2,850 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,008 0,05. Hal ini berarti Dewan Direksi X 3.2 berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. e. Variabel Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Dewan Komisaris Independen X 3.3 mempunyai nilai t-hitung sebesar 1,837 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel 1,837 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,076 0,05. Hal ini berarti Universitas Sumatera Utara 71 Dewan Komisaris Independen X 3.3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. f. Variabel Good Corporate Governance X 3 dengan indikator Komite Audit X 3.4 mempunyai nilai t-hitung sebesar -0,870 dan nilai t-tabel sebesar 1,68830 sehingga t-hitung t-tabel -0,870 1,68830 dan memiliki nilai signifikan 0,391 0,05. Hal ini berarti Komite Audit X 3.4 tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Y. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Hasil Pengujian Simultan Uji Statistik F Melalui uji statistik F yang dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel Audit Internal X 1 , Intellectual Capital X 2 , Good Corporate Governance X3 dengan indikator Aktivitas Dewan Komisaris X 3.1 , Dewan Direksi X 3.2 , Komisaris Independen X 3.3 , Komite Audit X 3.4 berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Keuangan Y pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

4.3.2 Hasil Pengujian Parsial Uji Statistik t

Pembahasan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dijelaskan sebagai berikut: a. Pengaruh Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Audit Internal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sari Universitas Sumatera Utara 72 2013. Kaitan antara audit internal dengan kinerja keuangan perbankan dalampenelitian ini menunjukkan keterkaitan yang positif. Hasil analisis denganmenggunakan regresi menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dari penerapaninternal audit terhadap pelaporan kinerja keuangan dan pengaruhnya signifikan.

b. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan

Hasil pengujian signifikan parsial menunjukkan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Soetedjo 2014 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan. semakin tinggi nilai modal intelektual yang dimiliki perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin meningkat. Artinya, perusahaan yang mengelola sumber daya intelektualnya secara maksimal akan mampu menciptakan value added dan keunggulan kompetitif yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pemanfaatan modal intelektual secara efektif dan efisien akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian keunggulan kompetitif dan selanjutnya akan tercermin dalam kinerja perusahaan yang baik.

c. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

1 43 119

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Intellectual Capital Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 49 95

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 4 85

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

“PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.

1 8 16

PENGARUH AUDIT INTERNAL, INTELLECTUAL CAPITAL, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUNGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012 - 2014.

2 5 136

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 11

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 2

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 6