2.1.3 Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Syahyunan 2004:39 modal kerja digolongkan dalam dua jenis yaitu:
1. Modal kerja permanen permanent working capital
Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan
dalam: a.
Modal kerja primer Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. b.
Modal kerja normal Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2.
Modal Kerja Variabel Variable Working Capital Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam: a.
Modal kerja Musiman Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. b.
Modal kerja siklus modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlah
kebutuhannya dipengaruhi oleh konjungtur. c.
Modal kerja darurat
Universitas Sumatera Utara
Modal kerja yang besarnya berubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan buruh,
banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.
2.1.4 Kebijakan Modal Kerja
Menurut Syahyunan untuk menentukan kebijakan modal kerja terutama untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai
oleh sumber dana jangka pendek dan dana jangka panjang, ada tiga kebijakan yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu:
a. Kebijakan modal kerja moderat
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, baik dari hutang
jangka panjang maupun modal sendiri. Hal ini untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang digunakan adalah sumber dana
jangka pendek, maka pada saat jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar kembali.
b. Kebijakan modal kerja konservatif
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan menggunakan
sumber dana hutang jangka panjang atau modal sendiri. Keputusan ini dimaksudkan untuk lebih memperkecil risiko meskipun akan
memperkecil keuntungan yang diharapkan yang tersedia untuk pemegang saham karena biaya hutang jangka panjang pada umumnya
lebih besar daripada hutang jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebijakan modal kerja agresif
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan sebagian aktiva lancar permanen dengan sumber dana dari hutang jangka panjang dan sebagian
aktiva lancar permanen lainnya dan semua aktiva lancar variabel dengan hutang jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan
kebijakan agresif menanggung pengembalian hutang jangka pendek yang lebih besar, sehingga risiko fluktuasi bunga hutang jangka pendek
juga semakin besar tetapi dengan harapan bahwa laba yang diperoleh juga akan semakin besar.
2.1.5 Perputaran Modal Kerja