Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan

38 karena salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting, dalam hal ini diantaranya adalah keluarga. Adanya dukungan yang baik dari keluarga dapat memperkuat perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya agar mempunyai kekebalan dan terhindar dari penyakit, sehingga ibu akan dengan rutin membawa anaknya untuk diimunisasi. Sedangkan sikap keluarga yang tidak mendukung ibu dalam mengambil tindakan kesehatan akan melemahkan tindakan ibu. Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Dikutip dari harian Serambi Kutaraja, tanggal 17 Februari 2016, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dalam pidatonya pada pembukaan acara advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional PIN Polio dan pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine untuk persiapan PIN Polio mengajak semua pihak agar aktif mengampanyekan imunisasi guna melindungi anak dari penyakit polio. Ini merupakan contoh sumber informasi mengenai imunisasi dari media cetak. Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Hasil penelitian Qidway 2007 mengemukakan bahwa sumber informasi dari media elektronik seperti televisi juga berpengaruh terhadap pemanfaatan imunisasi di masyarakat.

4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan

Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan. Pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan n=220 Variabel Tingkat Pengetahuan P Value Baik Cukup Kurang Usia : 18 – 27 tahun 28- 37 tahun 38– 45tahun 2446,2 4032,3 1022,7 2344,2 6955,6 2250 59,6 1512,1 1227,3 0,024 Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 13,8 14,3 25,1 4947,6 2172,4 311,5 1460,9 3794,9 5250,9 827,6 2284,6 834,8 00 21,9 00 0,000 Pekerjaan : Pegawai Wiraswasta Mahasiswa IRT Petani 360 1531,2 2596,2 3023,6 17,1 240 3266,7 13,8 7256,7 750 00 12,1 00 2519,7 642,9 0,000 Hasil analisis korelasi antara usia dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,024 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan. Menurut Karina 2012, tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang berkaitan dengan usia individu. Semakin matang usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang dia miliki dan mudah untuk menerima perubahan perilaku. Semakin cukup umur sesorang, tingkat kematangan dalam berpikir akan semakin baik dalam pembentukan kegiatan kesehatan. Berdasarkan analisis pengaruh pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik, diikuti oleh pendidikan terakhir SMA, SMP dan yang terendah adalah SD dan tidak sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat Universitas Sumatera Utara 40 pengetahuan yang mereka dapat. Hasil korelasi antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,000 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir responden dengan tingkat pengetahuan. Menurut Prasetyo Rini dalam Rahmawati 2014, pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan ataupun informasi yang didapat dari seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang dapat melakukan perubahan-perubahan perilaku sehingga tingkah laku dari seseorang dapat berkembang. Berdasarkan analisis korelasi kategori pekerjaan dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Hasil analisis korelasi antara pekerjaan dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,000 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan. Pada hubungan tingkat pengetahuan dengan pekerjaan, memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi, dan hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang Notoatmodjo, 2005. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden mengenai imunisasi. Universitas Sumatera Utara 41

4.7 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap Responden