Faktor pendukung imunisasi HASIL DAN PEMBAHASAN

35 meningkatkan kesadaran ibu dalam pemanfaatan imunisasi. Dan sebanyak 156 70,9 responden pernah menyarankan ibu-ibu lain agar memberikan imunisasi kepada anaknya. Mayoritas responden yaitu sebanyak 177 responden 80,5 mengaku panik karena demam yang ditimbulkan setelah penyuntikan DPT. Kondisi pascaimunisasi seperti timbulnya kemerahan disekitar tempat penyuntikan, terasa nyeri dan demam merupakan suatu kondisi normal dan tidak akan membahayakan kesehatan bayi. Efek yang dalam dunia medis disebut kejadian ikutan pasca imunisasi KIPI itu umumnya hanya berlangusng 1-3 hari. Sehingga orang tua tidak perlu panik dengan efek yang terjadi pasca imunisasi. Dengan imunisasi pemberian antigen yang sudah dilemahkan, tubuh anak akan bereaksi dan antibodinya meningkat untuk melawan antigen yang masuk selanjutnya dan menyebabkan timbulnya demam atau panas tubuh anak meningkat akibat reaksi tubuh melawan bibit kuman yang sudah dilemahkan tadi Widjaja, 2008.

4.5 Faktor pendukung imunisasi

Kategori faktor pendukung juga dibuat 5 pertanyaan untuk mengetahui faktor pedukung apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku responden. Gambaran distribusi tingkat faktor pendukung imunisasi pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi frekuensi tingkat faktor pendukung imunisasi Kategori Jumlah Persentase Baik 62 28,2 Cukup 149 67,7 Kurang 9 4,1 Total 220 100 Rata-rata Nilai responden 5,99= Cukup Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mayoritas faktor pendukung terdapat pada kategori cukup sebanyak 149 67,7. Sedangkan pada kategori baik 62 28,2, dan kategori kurang 9 4,1. Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden mengenai faktor pendukung imunisasi No Pertanyaan Ya Tidak 1 apakah suami Ibu setuju jika anak memperoleh imunisasi? 163 74,1 57 25,9 2 apakah ada diantara keluarga yang tidak setuju jika anak Ibu memperoleh imunisasi? 129 58,6 91 41,4 3 apakah bidan desa atau pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan tentang imunisasi? 110 50 110 50 4 apakah media cetakelektronik sering memberikan penyuluhan tentang imunisasi? 108 49,1 112 50,9 5 apakah rumah Ibu jauh dari tempat pelayanan imunisasi? 33 15 187 85 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebanyak 163 responden 74,1 suami dari responden setuju jika anak memperoleh imunisasi , namun 129 responden 58,6 mengaku ada diantara keluarga yang tidak setuju jika anak mendapatkan imunisasi, diantaranya orang tua responden. Orang tua responden menganggap banyak diantara mereka yang tidak mendapatkan imunisasi tetapi tidak menderita penyakit yang berat, mereka menambahkan walaupun sakit mereka akan membeli obat. Berdasarkan data yang diperoleh menuinjukkan bahwa 110 responden 50 mengatakan bahwa bidan dan pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan tentang imunisasi, 49,1 mengatakan bahwa media cetak sering memberikan informasi mengenai imunisasi. Responden sebanyak 85 mengaku tempat tinggal mereka tidak jauh dari tempat pelayanan imunisasi. Menurut teori Lawrence Green dalam buku Notoatmodjo 2007, seseorang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak tahu manfaat imunisasi bagi anaknya atau karena Universitas Sumatera Utara 37 rumah yang jauh dengan posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Umbul 2014, dari hasil analisa data diperoleh bahwa tidak terdapat adanya pengaruh antara lokasi pemberian imunisasi terhadap kelengkapan status imunisasi pada bayi atau balita dikarenakan bahwa hampir dari seluruh responden menyatakan bahwa lokasi pemberian imunisasi mudah dijangkau oleh responden, dan berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa semua responden dengan mudah menuju ketempat pemberian imunisasi karena jarak rumah dengan tempat pelayanan imunisasi berjarak lebih dekat, sehingga kebanyakan dari mereka dapat menjangkau hanya dengan berjalan kaki. Faktor pendukung yang dapat mewujudkan sikap menjadi tindakan yang nyata adalah sikap petugas, sikap orang tua dan sikap suami. Penyuluhan dari pihak petugas imunisasi penting agar dapat mewujudkan tindakan Ibu untuk memanfaatkan imunisasi dengan baik. Perilaku petugas yang baik juga dapat mempertahankan perilaku baik responden terhadap imunisasi, sehingga tidak menimbulkan drop out imunisasi. Tidak adanya dorongan dari orangtua dan suami dapat pula membuat responden enggan membawa anaknya imunisasi. Sebagian besar orang tua dan suami responden juga tidak mau tahu mengenai imunisasi. Mereka menganggap anak akan sehat tanpa harus imunisasi. Dan apabila disuatu keluarga rendah akan dukungan untuk memperoleh kesehatan maka akan sulit pula anggota keluarga yang lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan Rahmawati, 2014. Gunawan 2009 juga mengungkapkan bahwa tindakan ibu dalam pemanfaatan program imunisasi tidak lepas dari pengaruh dukungan keluarga Universitas Sumatera Utara 38 karena salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting, dalam hal ini diantaranya adalah keluarga. Adanya dukungan yang baik dari keluarga dapat memperkuat perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya agar mempunyai kekebalan dan terhindar dari penyakit, sehingga ibu akan dengan rutin membawa anaknya untuk diimunisasi. Sedangkan sikap keluarga yang tidak mendukung ibu dalam mengambil tindakan kesehatan akan melemahkan tindakan ibu. Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Dikutip dari harian Serambi Kutaraja, tanggal 17 Februari 2016, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dalam pidatonya pada pembukaan acara advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional PIN Polio dan pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine untuk persiapan PIN Polio mengajak semua pihak agar aktif mengampanyekan imunisasi guna melindungi anak dari penyakit polio. Ini merupakan contoh sumber informasi mengenai imunisasi dari media cetak. Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Hasil penelitian Qidway 2007 mengemukakan bahwa sumber informasi dari media elektronik seperti televisi juga berpengaruh terhadap pemanfaatan imunisasi di masyarakat.

4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan