41
4.7 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan sikap responden. Pada analisis ini, dilakukan uji
statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan sikap
responden n=220
Variabel Sikap
P Value
Baik Cukup
Kurang Usia :
18 – 27 tahun 28- 37 tahun
38– 45tahun 2548,1
5746 1943,2
1732,7 4939,5
1534,1 1019,2
1814,5 1022,7
0,714
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi 1038,5
1147,8 1743,6
4846,6 1551,7
934,6 521,7
1743,6 3735,9
1344,8 726,9
730,4 512,8
1817,5 13,4
0,236
Pekerjaan :
Pegawai Wiraswasta
Mahasiswa IRT
Petani 120
2552,1 1869,2
5140,2 642,9
360 1531,2
726,9 5039,4
642,9 120
816,7 13,8
2620,5 214,3
0,207
Hasil analisis korelasi antara usia dan sikap responden diperoleh nilai p value 0,714. Pada korelasi kategori pendidikan terakhir dengan sikap responden,
menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai sikap yang baik. Hasil analisis korelasi antara pendidikan terakhir dan sikap responden
diperoleh nilai signifikan 0,236. Pada korelasi kategori pekerjaan dengan sikap responden, menunjukkan mahasiswa mempunyai sikap yang baik. Hasil analisis
korelasi antara usia dan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,207. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
42 menunjukkan bahwa karakteristik responden tidak mempengaruhi sikap
responden. Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya tetapi senantiasa berlangsung dalam interaksi dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi di
dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru.
4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan tindakan responden. Pada analisis ini, dilakukan
uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tindakan
responden n=220 Variabel
Tindakan P
Value Baik
Cukup Kurang
Usia :
18 – 27 tahun 28- 37 tahun
38– 45tahun 1426,9
2923,4 818,2
3057,7 7963,7
3068,2 815,4
1612,9 613,6
0,847
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi 27,7
521,7 1333,3
2524,3 827,6
1973,1 1565,2
2461,5 6159,2
1965,5 519,2
313 25,1
1716,5 26,9
0,347
Pekerjaan :
Pegawai Wiraswasta
Mahasiswa IRT
Petani 240
1122,9 726,9
2822 321,4
360 3266,7
1661,5 7962,2
964,3 00
510,4 311,5
2015,7 214,3
0,960
Hasil analisis korelasi antara usia dan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,847. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Rizani dkk
Universitas Sumatera Utara
43 2009 bahwa usia tidak mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian imunisasi.
Hasil analisis antara pendidikan terakhir dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,347. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak
mempengaruhi tindakan ibu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Destiyanta 2015 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan ketepatan jadwal mengikuti imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Weru.
Pada korelasi kategori pekerjaan dengan tindakan responden, menunjukkan bahwa pegawai mempunyai tindakan yang baik. Hasil analisis
korelasi antara pekerjaan dan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,960. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2012 yang
menyatakan bahwa pekerjaan mempengaruhi perilaku ibu sehingga mempengaruhi status imunisasi anak.
4.9 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Sikap dan Tindakan