BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposiveyaitu di Desa Balai Kasih, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Desa ini dipilih karena
merupakan desa yang terluas areal pertaniannya dari seluruh desa yang ada di kecamatan Kuala dan PPL menyampaikan bahwa desa ini telah menerima
penyuluhan teknologi sistem tanam padi jajar legowo lihat tabel 1.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian adalah petani padi sawah yang menerapkan teknologi sistem tanam jajar legowo yaitu sebesar 93 petani. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan rumus Slovin Supriana,2012. N
1+Ne
2
93 1+93 0,15 x 0,15
=29,96=30
maka diperoleh sampel sebanyak 29,96 digenapkan menjadi 30 petani.Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, dimana
sampel ditentukan secara acak.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung serta menggunakan
kuesioner yang ntelah disiapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait serta literartur yang mendukung penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan uji statistik yang sesuai. Untuk mengidentifikasi masalah yang pertama, di analisis
menggunakan metode skoring. Penentuan skor dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skor diperoleh melalui kuesioner yang jawabannya akan diberikan
oleh sampel petani. Pernyataan dari kuesioner tersebut merupakan SOP Standar Operasional Prosedur dari sistem tanam jajar legowo dan Penyuluh Pertanian
LapanganPPL. Kriteria penilaian dilakukan menggunnakan skala Likert, total skor yang diperoleh akan menggambarkan tingkat pengetahuan petani padi sawah
mengenai sistem tanam jajar legowo di Desa Balai Kasih. Interval = Skor Tertinggi – Skor Tertinggi
= 30 – 10 = 20 : 3 = 6,8
Maka diperoleh skor sebagai berikut: •
Skor 10-16 = Tingkat Pengetahuan Rendah
• Skor 17-23
= Tingkat Pengetahuan Sedang •
Skor 24-30 = Tingkat Pengetahuan Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Untuk jawaban yang diberi skor dari tingkat pengetahuan tersebut dapat ditentukan dengan:
• Jawaban Setuju
= skor 3 •
Jawaban ragu ragu = skor 2
• Jawaban tidak setuju = skor 1
Untuk mengidentifikasi masalah yang kedua yaitu menggunakan metode skoring. Skor diperoleh melalui kuesioner yang jawaban diberikan oleh petani. Pernyataan
kuesioner tersebut merupkan SOP dari sistem tanam jajar legowo dan Petugas Penyuluh Lapangan PPL. Total skor yang diperoleh akan menggambarkan
tingkat adopsi petani padi sawah terhadap sistem tanam jajar legowo di Desa Balai Kasih.
Interval = Skor Tertinggi – Skor Tertinggi = 45 – 15
= 30 : 3 = 10 Maka diperoleh skor sebagai berikut:
• Skor 15-25
= tingkat Adosi Rendah •
Skor 26-35 = Tingkat Adopsi Sedang
• Skor 36-45
= Tingkat Adopsi Tinggi Untuk jawaban yang diberi skor dari tingkat adopsi tersebut dapat ditentukan
dengan: •
Jawaban Setuju = skor 3
• Jawaban ragu ragu
= skor 2 •
Jawaban tidak setuju = skor 1
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengidentifikasi masalah ketiga apakah ada perbedaan hasil panen sebelum dan sesudah diterapkan sistem tanam jajar legowo dianalisis
menggunakan metode Uji Beda Rata-Rata sampel berpasangan. Metode ini biasa digunakan untuk menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji beda rata-rata
sampel berpasangan dilakukan pada subyek yang berpasangan atau serupa dan subyek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses. Dalam pengambilan
keputusan dapat bepedoman dengan mebandingkan nilai Asymp Sig dengan batas kritis yakni 0,05.
• H
1
diterima jika nilai signifikansi 0,05 tidak ada perbedaan hasil panen sebelum dan sesudah diterapkan sistem tanam jajar legowo
• H
diterima jika nilai signifikansi 0,05 ada perbedaan hasil panen sebelum dan sesudah diterapkan sistem tanam jajar legowo
• H
1
diterima jika t hitung t tabel. •
H dierima jika t hitung t tabel
3.5 Definisi dan Batasan Operasional