Peran unit usaha bisnis barbeku (barang bekas) berkualitas yayasan imdad mustadh'afin (Yasmin) dala program sekolah gratis SMK Informatika Utama
(YASMIN) DALAM PROGRAM SEKOLAH GRATIS SMK
INFORMATIKA UTAMA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. I)
Disusun oleh :
AHMAD SIBGOTULLAH
NIM : 107053001954
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya hasil penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli penulis
atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 06 Juni 2011
(5)
Ahmad Sibgotullah.
Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama, di bawah bimbingan Drs M. Sungaidi MA
Perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.
Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak, salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program, sekolah gratis SMK Informatika Utama yang mereka kembangkan,seperti yang diusung dalam Visi Yasmin yaitu : Social Enterprise (berbasis barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.
Dari uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran unit usaha Barbeku dalam membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis Barbeku dan Sekolah SMK Informatika Utama.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriftif, dengan pengumpulan data, analisis data digunakan tehknik observasi, wawancara dan pengumpulan data, analisis data digunakan penaksiran logika yang dihubungkan dengan konteksaktivitasnya.
Dari penelitian yang saya lakukan, unit usaha bisnis Barbeku telah berperan membiayai program pendidikan gratis SMK Informatika yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Unit usaha bisnis Barbeku menjadi andalan dalam menyediakan dana untuk program sosial SMK Informatika. Dana yang dikeluarkan dari unit usaha bisnis Barbeku untuk program pendidikan gratis SMK Informatika, agar program skolah tersebut sesuai Visi Yasmin sosial Enterprise (Berbasis Barang Bekas) terkemuka di Indonesia untuk pengembangan model pendidikan gratis berkualitas. Dari beberapa daftar mahasiswa yang tidak mampu, setelah lulus dari program pendidikan gratis SMK Informatika utama berhasil terserap sebagai tenaga kerja
(6)
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillah, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Illahirabbi yang
telah memberikan Hidayah dan Inayahnya kepada penulis, sehingga dengan jalan
yang ditentukan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya dan umatnya sampai akhir zaman. Skrisi berjudul “Peran
Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad
Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika
Utama”.
Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari Skripsi ini tidaklah mungkin dapat
terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih
1. Drs. Arief Subhan selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
2. Drs. Cecep Castrawijaya M. A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
3. H. Mulkanasir BA. Spd. MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah
4. Drs. M. Sungaidi M.A selaku pembimbing, terima kasih banyak atas
(7)
dikemudian hari, Amien..
5. Kepada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen
Dakwah, beserta para Staff TU baik di Pusat atau Fakultas tidak hanya
Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun
sangat berharga bagi Penulis.
6. Kepada para Staf Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Umum yang
tidak pernah lelah meleyani pinjaman buku .
7. Sulistiyo dan Dewi S, yang telah memberikan kesempatan sehingga
penulis dapat melakukan penelitian di Yayasan Imdad Mustadh’afin dan
SMK Informatika Utama.
8. Kepada Ayahanda Hasan Basri dan Ibunda Husniah yang telah
memberikan dukungan moral dan Spiritual, yang selalu sabar menasehati
dan mendidik penulis, serta untuk Kakakku Firqotushalihah, M. Hizbullah
dan Adik-adikku tercinta Muslihatul Ummah dan Husnul Khotimah.
9. Kepada para sahabat Agus, Junet, Ardi, Oman, Iin, Rizky, Bandar,
Akhsan, Ikhlas, Ali, Ale dan teman-teman lainnya yang tak bisa Penulis
sebutkan namanya satu persatu, yang selalu sabar menghadapi pertanyaan
dari penulis dan selalu menemani penulis selama menyelesaikan Skripsi
ini. Khususnya pada Youma yang selalu mendorong Penulis untuk cepat
(8)
memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak.
Akhirnya Penulis hanya dapat memanjatkan Do’a semoga semua
perhatian, motivasi dan bantuan mereka dibalas oleh Allah SWT sebagai amal
kebaikan dan kebajikan, Amien.. penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis dan
bagi semua Pihak yang berkepentingan.
Jakarta, 06 Juni 2011
Penulis
(9)
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metodologi Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 12
F. Sistematika Penulisan... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Peran ... 15
1. Pengertian Peran ... 15
2. Tinjauan Manajemen Tentang Barbeku ... 17
B. Unit Usaha Barbeku Yasmin ... 23
1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin ... 23
C. Program ... 23
1. Pengertian Program ... 23
2. Tujuan Program ... 24
(10)
B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin... 31
C. Struktur Organisasi Yasmin ... 32
D. Program Sosial Yasmin ... 34
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN A. Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama ... 38
1. Menghimpun Dana ... 38
2. Pendistribusian Dana ... 41
3. Evaluasi Program SMK Informatika Utama ... 43
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Usaha Bisnis Barbeku dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama... 44
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia yang memiliki harta banyak dapat menjadi miskin setelah
sebelumnya hidup dalam kemewahan, mulai dari akibat bencana alam dan
faktor krisis ekonomi global yang belakangan melanda dunia. Dalam Islam
kedudukan ekonomi sangat penting, karena ekonomi merupakan salah satu
faktor penting untuk mencukupi kebutuhan selama hidup di dunia.
273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
(12)
Keberhasilan ekonomi dalam suatu masyarakat dapat dicapai antara
lain melalui lembaga nirlaba, terutama dalam dunia moderen. Sistem
lembaga nirlaba telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan
perekonomian masyarakat. Dewasa ini sistem lembaga nirlaba juga
berperan dalam usaha-usaha pengembangan ekonomi, guna meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat.1 Pada masa moderen ini lembaga nirlaba telah
mulai banyak berkembang dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang
kurang mampu dan membantu mereka dari mulai bidang pendidikan,
kesehatan, pinjaman untuk pengembangan usaha kecil, dan lain
sebagainya.
Dalam hal ini lembaga nirlaba sangat membutuhkan peran
masyarakat untuk membantu mereka, dengan menyisihkan sebagian harta
masyarakat yang memang taraf kehidupannya lebih baik dari pada yang
lain. Untuk menjalankan program sosial yang ada pada lembaga nirlaba
tersebut, penggalangan dana dilakukan mulai dari menyadarkan
masyarakat dengan menanamkan rasa pentingnya membantu kepada yang
kurang mampu. Penggalangan dana yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
nirlaba bepariasi, mulai dari penggalangan dana yang unik sehingga
membuat minat masyarakat yang awalnya tidak ingin menyisihkan
hartanya untuk membantu yang tidak mampu, menjadi tertarik dan
menyisihkan sebagian hartanya. Pada perkembangannya, lembaga nirlaba
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syaraiah “Deskripsi dan Ilustrasi”, (Yogyakarta: EKONISIA, 2003) edisi 2, h.97
(13)
mendirikan sebuah unit bisnis kemudian kuntungannya disalurkan kepada
program sosial yang mereka jalankan.
Telah banyak upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang
digulirkan baik oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga swadaya yang
bergerak atas nama “peduli masyarakat miskin” misalnya bantuan
langsung tunai (BLT) bantuan dana bergulir, koperasi, modal untuk usaha
kecil dan menengah (UKM) dan sebagainya adalah bentuk tanggung
jawab terhadap bangsa dan tanah air, yaitu Indonesia. Meski upaya di atas
telah banyak dilakukan, pada dasarnya upaya tersebut lebih banyak
diarahkan kepada sektor peningkatan ekonomi. Hal itu tidak dapat
disangkal bahwa upaya tersebut akan meningkatkan penghasilan
masyarakat miskin lebih baik. Tetapi tidak serta merta upaya itu akan
menyelesaikan persoalan kemiskinan. Kemiskinan tidak hanya dapat
dikatakan miskin dari ekonominya saja, tetapi kemiskinan itu mencakup
berbagai dimensi.
Menurut Agus Efendi ada tiga konteks pemberdayaan yang
mendesak untuk diperjuangkan dalam konteks ke umatan masa kini.
Yakni pemberdayaan dalam tatanan ruhaniah, intelektual dan ekonomi.2
Dalam pemberdayaan intelektual, menurutnya masyarakat Islam harus
berani mengedepankan jargon teologi sosial bahwa malas belajar adalah
dosa besar sosial Islam, bahwa pemberdayaan intelektual harus
2
Nanih Machandrawaty, dan Agus Ahmad Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideology, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Pt Remaja Resdakarya, 2001), cet. Ke- 1, h.44
(14)
merupakan gerakan semua lini keumatan, bahwa setiap dukungan
terhadap gerakan pemberdayaan intelektual harus dipandang sebagai
jihad besar yang harus dilakukan.
Salah satu lembaga nirlaba yang identik dengan ‘social enterprise’
yang mencari dana dengan membuat unit usaha bisnis yang dibangun
dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk disalurkan kepada
program-program sosial yang ada adalah Yasmin. Dalam hal ini Yasmin
mendirikan unit usaha bisnis yakni, BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas).
Lembaga-lembag nirlaba sangat dibutuhkan apabila kita melihat
betapa masyarakat yang kurang mampu membutuhkan bantuan yang rill,
salah satu penyaluran dana yang dilakukan oleh Yasmin adalah dengan
membuat dan membiayai program sekolah gratis SMK Informatiaka
utama untuk para siswa yang memang orang tua mereka tidak mampu
membiayai mereka untuk bersekolah (miskin).
Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para
kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan
program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat
unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak,
salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program,
sekolah gratis SMK Informatika yang mereka kembangkan,seperti yang
(15)
barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk
pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.
Pendidikan bukan hanya sebuah hak semata bagi individu untuk
mendapatkan sebuah pendidikan, akan tetapi dengan pendidikan ini akan
terbentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu pendidikan mempunyai
tujuan untuk mengembangkan potensi tiap-tiap individu agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Begitu pentingnya pendidikan itu bagi kelangsungan peradaban
dunia, sehingga pemerintah dan masyarakat berkewajiban untuk
memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan tersebut. Menurut
pakar ilmu pendidikan Ahmad D Marimba, pendidikan adalah suatu
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama, suatu proses yang berkelanjutan untuk
mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan generasi tua, yang
meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah generasi muda.3 Pendidikan ketika
ditinjau dari kacamata Islam terlebih merupakan pewaris nilai-nilai
keIslaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian hidup
manusia, baik jasmani maupun rohania, menuju terbentuknya
keperibadian yang kamil, pendidikan Islam menururt Hasan Langgulung
3
Yunus, Filsafat Pendidikan (Bandung : Cv Citra Sarana Grafika, 1999), cet Ke-1, hal 7
(16)
didefinisikan sebagai suatu proses spiritual, Akhlak, Intelektual dan sosial
yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai,
prinsip-prinsip kehidupan.4
Di satu sisi perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan
tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih
menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan
terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan
mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka
keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan
anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban
biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak
mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih
lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya
bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.
Salah satu langkah konkret yang seyogianya dilakukan secara
bersama-sama adalah membangun lembaga pendidikan bagi kaum dhuafa
yang berkualitas, tetapi terjangkau oleh kemampuan mereka atau lebih
baik lagi jika diberikan secara gratis, seperti halnya Yasmin yang
membeuat lembga pendidiakan gratis yang salah satu pendanaannya
didanai dari unit usaha bisnis BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas)
4
Ramaymis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : kalam mulia, 2003), cet-Ke. 3 hal. 35
(17)
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat
tertarik untuk mengambil judul :
“Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku (Barang Bekas Berkualitas)
Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama (Tahun 2009-2010)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulisan skripsi ini akan lebih terarah apabila ada batasan yang
menjadi topik pembahasan, dan karena itu penulis membatasi masalah
sebagai berikut : Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku Yayasan Imdad
Mustadh’afin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang dibahas, maka penulis
merumuskan pada :
a. Bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam
membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama?
b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis
(18)
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan bahasan dan perumusan masalah yang telah penulis
kemukakan di atas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
a. Mengetahui bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yayasan
Imdad Mustad’afin dalam program sekolah gratis SMK Informatika
Utama.
b. Mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung unit usaha
bisnis Barbeku dan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
Penelitian ini memiliki nilai manfaat secara teoritis dan praktis
diantaranya:
a. Manfaat akademis
Menambah khazanah keilmuan khususnya dalam unit usaha bisnis Barbeku bagi Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, dan
Mahasiswa FIDK pada umumnya.
b. Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pihak-pihak yang khususnya bergerak dalam pemberdayaan-pemberdayaan
masyarakat.
(19)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi kemajuan Yayasan Imdad Mustadh’afin agar lebih berkembang
dalam upaya meningkatkan unit usaha bisnis Barbeku dan dapat
megembangkan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.
D. Metodologi Penelitian
1. Model dan Desain Penelitian
Metode penelitian yaitu prosedur pencarian data, meliputi penentuan
populasi, sampling, penjelasan konsep dan pengukurannya, cara-cara
pengumpulan data dan teknik analisisnya.5
Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif yang menggunakan metode kualitatif. Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.6 Penulis mengumpulkan data faktual dan fakta yang
ada pada objek dan subjek penelitian dengan melakukan observasi secara
langsung atau pengamatan evidensi-evidensi, sambil mengumpulkan data
atau melakukan analisis, kemudian menarik kesimpulan dari analisisnya.
2. Subyek dan Objek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang
memberikan informasi dan data-data kepada penulis dalam hal ini adalah
5
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, (Jakarta : Logos, 1997), h.59
6
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1998), cet. Ke-8, h.63
(20)
para pengurus dan staff Yayasan Imdad Mustadh’afin, sedangkan
objeknya adalah unit usaha bisnis Barbeku dan program sekolah gratis
SMK Informatiak Utama.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan
menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada, sebagai
pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan metode:
a. Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan penulis dengan
mengambil data-data di lapangan. Observasi bisa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena
yang diselidiki.7 Contohnya dokumen yang diperoleh dari Yayasan
Imdad Mustadh’afin.
b. Interview
Interview yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada
tujuan penelitian. Adapun interview yang penulis gunakan adalah
interview bebas pemimpin, maksudnya dalam menyampaikan
interview dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan
terbuka. Dengan menggunakan jenis interview ini bertujuan untuk
mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat
7
(21)
menghasilkan data dan informasi yang memuaskan. Interview ini
langsung dengan mewawancarai responden.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai
variable-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
notulen, agenda dan lainnya.8
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu usaha untuk memperoleh data
skunder. Hal ini penting untuk mendapatkan teori-teori dan
data-data untuk memperkuat argumentasi. Selanjutnya penelitian
kepustakaan yang dilakukan dengan membaca buku-buku atau
sumber-sumber lainnya yang menjadi rujukan yang bersifat ilmiah
dan ada relevansi dengan masalah-masalah yang sedang diteliti atau
dibahas pada skripsi ini. Sedangkan teknik dan metode penulisan
dalam skripsi ini penulis berpedoman pada “Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi)” yang diterbitkan oleh
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2007.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang dikumpulkan, penulis melakukan klasifikasi
dari hasil temuan yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil
8
(22)
temuan tersebut dengan menyesuaikan antara temuan dengan teori yang
seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini
berdasarkan analisis deskriptif.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Yayasan Imdad Mustadh’afin Graha Mitra
Dhu’afa Jl. Raya Purnawarman Blok A No.37 Bukit Cirendeu Ciputat
dan SMK Informatika Utama Cinere. Sedangkan waktu penelitiannya
selama 4 bulan terhitung mulai dari bulan Februari, Maret, April dan Mei
2011.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, penulis
menerima matakuliah yang membahas lembaga amil zakat salah satu
pembahasannya mengenai YASMIN, langkah penulis selanjutnya penulis
adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang
mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama atau berbeda dengan penelitian
Dari hasil tinjauan pustaka yang dilakukan tersebut penulis ingin
menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari data-data yang didapatkan melalui perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi penulis tidak menemukan judul skripsi
(23)
2. Untuk mendukung kerangka teori dalam penelitian ini penulis
menggunakan atau mengacu kepada berbagai buku dan referensi
yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai suatu pembahasan ilmiah maka dalam penulisan tersusun
secara sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui urutan konsistensi
dan koherensi jalur pemikiran sehingga daya analisa, kemampuan syntesa
dan potensi nalar dari pemikiran tersebut mudah mencapai sasaran yang
dituju.
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing memiliki
sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini Penulis mengutarakan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Pada Bab ini Penulis mengutarakan tentang : Peran : Pengertian
peran, tinjauan manajemen tentang peran unit usaha bisnis barbeku, unit
usaha bisnis Barbeku : Pengertian unit usaha bisnis Barbeku. Program:
Pengertian program, macam-macam program, sistem dan proses penerapan
(24)
BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN IMDAD MUSTADH’AFIN (YASMIN)
Pada bab ini Penulis memuat tentang : Gambaran umum tentang
Barbeku dan Yayasan Imdad Mustadh’afin, bagaimana latar belakang
sejarahnya, struktur organisasinya, tujuan yang tercantum dalam visi dan
misi, program Yayasan Imdad Mustadh’afin.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini Penulis menjelaskan tentang pembahasan inti :
Tentang peran unit usah bisnis Barbeku dalam program sekolah gratis
SMK Informatika Utama serta analis hambatan dan dukungan unit usaha
bisnis Barbeku Yasmin dan program sekolah gratis SMK Informatika
Utama.
BAB V. PENUTUP
(25)
15
A. PERAN
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.9 Dengan kata lain seseorang dapat dikatakan memainkan perannya apabila memiliki status di masyarakat.
Peran tidak dapat dipisahkan dengan status atau kedudukan, walaupun keduanya berbeda akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena dia atau orang tersebut mempunyai status dalam masyarakat, walaupun kedudukannya itu berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.
Gross, Mason, dan A. W. Mc Eachern sebagaimana dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta :
(26)
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.10 Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan pertimbangan dari norma-norma sosial oleh karena itu dapat dikatakan peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Sarlito Wirawan Sarwono pun mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.11
Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan dalam masyarakat (lingkungan). Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran.12
10 N. Grass W. S. Masson and A. W. Mc eachen, Eksploration Role Analisi,dalam
David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1995), cet. Ke-3, h. 99
11 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi sosial, (Jakarta : Rajawali, 1984)
cet ke-1, h.235
12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
(27)
Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.
2. Tinjauan Manajemen Tentang Peran Barbeku
a. Menghimpun Dana (Fundraising)
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan oprasional dalam lembaga, yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.13 Penghimpunan dana merupakan tulang punggung sebuah organisasi, karena pada akhirnya apa bila menghimpun dana tidak menghasilkan dana maka tidak ada sumber daya dan lembaga akan menghilangkan kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan programnya sehingga pada akhirnya lembaga akan melemah.
b. Penyaluran (Pendistribusian)
Kata distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran, secara terminologi distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau kebebrapa tempat. Pengertian lain mendefinisikan distribusi sebagai penyaluran barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat)
13
(28)
oleh pemerintah kepada pegawai negri, penduduk, dan sebagainya.14 Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat/konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi sedangkan konsumen ialah orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Dari definisi distribusi atau penyaluran di atas, maka yang dimaksud dengan pendistribusian dana Barbeku adalah suatu aktivitas atau kegiatan dalam upaya menyalurkan dana Barbeku yang diperoleh dari keuntungan penjualan Barang Bekas Berkualitas kepada program sosial yang ada sehingga tercapainya tujuan organisasi atau lembaga nirlaba Yasmin secara efektif.
c. Evaluasi
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.15 Sedangkan secara etimologi, menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
14
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisii ke-3 h.270
15 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai
(29)
keterlaksanaan program tersebut.16 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evalute-value=evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
1. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu
2. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
3. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.17
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Devinisi tersebut menerangkan langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan
16
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-1, h.8
17
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Bebasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1, h.3
(30)
proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.18
Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.19
Sementara itu Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis dalam bukunya Evaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.20
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah dapat tercapai apa belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses
18
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 h.1
19
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 281
20
(31)
pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation).21 Monitoring atau usaha pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat diketahui proses perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan evaluasi yang berupa penilaian program kegiatan baik dari awal hingga akhir.
Dalam bidang manajemen, mengevaluasi tidak dapat dilepaskan dari rangkaian kegiatan yang bermula dari perencanaan dan pelaksanaan suatu program. Oleh karena itu, dalam manajemen sebuah organisasi selalu ada sebuah unit yang dikenal dengan ME (monitoring dan evaluasi). Unit tersebut bertugas memonitor dan mengevaluasi tingkat kesesuaian antara proses kegiatan dengan rencana yang dibuat dan seberapa tinggi pencapaian dari proses tersebut. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi tersebut petugas selalu menerapkan standar, kriteria, atau tolok ukur.22
Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan yang saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang wajib dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dipastikan bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari pelaksanaan monitoring atau
21
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press), Cet.Ke-3, Edisi Revisi, h. 187
22
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-4, Edisi Kedua, h. 8
(32)
pemantauan bisa dilakukan pada proses pelaksanaan program maka evaluasi adalah penilaian akhir pelaksanaan program.
Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian rupa. Melakukan evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu tahap akhir program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan apabila ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dan kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu melalui evaluasi terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung jawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program, penilaian hasil memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.23
23
Elly Irawan. DKK, Pengembangan Masyarakat, (Jakata: Universitas Terbuka, 1995), h. 43
(33)
B. UNIT USAHA BARBEKU YASMIN
1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin
Barbeku adalah murni unit usaha bisnis milik Yasmin yang dikelola secara profesiona dan handal untuk membiayai pekerja dan membiayai program sosial yang berada pada Yasmin. Pada dasarnya Yasmin merupakan lembaga nirlaba yang menerima hibah barang bekas, yang dijual di toko Barbeku milik Yasmin, kemudian setelah barang hibah tersebut terjual maka seluruh hasilnya disalurkan kepada program sosial yang dimiliki oleh Yasmin. Toko Barbeku selain jual barang hibah, unit usaha ini juga melayani jual beli barang bekas dan, titip barang, yang keuntungannya disisihkan untuk program sosial setelah dipotong operasional.
C. PROGRAM
1. Pengertian Program
Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketata negaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan.24 Secara bahasa program dikatakan merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh organisasi yang tidak digunakan dalam sebuah teori pemikiran yang dipakai oleh pemikir siapapun, hanya sebagai kata
24
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 414
(34)
ungkapan. Kata program digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain, program adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara memiliki suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program adalah
“sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu”.
Dari paparan di atas, yang dimaksud program adalah sederetan rancangan program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah lembaga untuk mencapai tujuan kegiatan tertentu.
2. Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalamm proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, sebagai berikut:
“Tujuan Program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”
(35)
Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Tujuan umum dan tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output
dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus output-nya jangka pendek.
3. Sistem dan Penerapan Program
Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan secara maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun berbicara sistem, banyak digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu. Adapun dalam sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem yang bediri sendiri serta saling berkaitan.
Dalam pengertiannya, sistem merupakan suatu kesatuan dari beberapa subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling berinteraksi, di mana masing-masing bagian tesebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (_system_dent) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tesebut dapat tecapai secara keseluruhan.
Keterkaitannya dalam pelaksanaan program, sangat berpengaruh pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun
(36)
berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi tesebut.
Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program, diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai berikut: Pertama, struktur, termasuk di dalamnya struktur fisik, metode spesialisasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegasi wewenang dan organisasi informal. Kedua, Proses, meliputi sistem alokasi sumber daya, sistem informasi, sisitem evaluasi dan pengukuran, sistem imbalan, prosedur pelaksanaan dan sistem promosi. Ketiga, berkenaan perilaku antara pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan kekuasaan. Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan di antaranya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:
a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksananakan sesuai dengan perencanaannya.
(37)
d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu, mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.
(38)
28
BAB III PROFIL YASMIN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Yasmin
Yasmin (Yayasan Imdad Mustadh’afin) berdiri sejak 1998, diarahkan menjadi lembaga nirlaba yang identik dengan ‘Social Entrprise’. Berbagai unit usaha dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk membiayai program-program sosial. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian lembaga dalam menyediakan dana dapat dipenuhi.
Menurut haidar Bagir, salah seorang pendiri, Barbeku didirikan karena Yasmin memiliki mimpi, jika suatu saat program-program yang dilakukan bisa dibiayai sendiri. Salah satunya program untuk memberikan bantuan pada kaum tak mampu.27
Dalam hal ini unit usaha Barbeku sangat berperan penting dalam memberikan dana untuk membiayai dan berjalannya program-program sosial. Salah satu program-program sosial yang membantu para kaum yang tidak mampu adalah program di bidang pendidiakn sekolah gratis yaitu SMK Informatika Utama. Pada program pendidiakn sekolah gratis SMK Informatika ini dikhususkan untuk siswa dhuafa (tidak mampu) Persyaratan untuk menjadi siswa/siswi Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah anak-anak dhuafa yang pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup
27
(39)
untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian syarat mutlak bagi siswa yang ingin bersekolah di SMK Informatika Utama adalah orang miskin atau kaum marginal.
Barbeku telah berperan membiayai program pendidikan gratis SMK Informatika ini yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Kemudian Sekolah Gratis ini dirancang untuk disesuaikan dengan sekolah unggulan yang didukung dengan fasilitas dan tenaga pengajar profesional,
Toko Barbeku Yasmin (Toko Barang Bekas Berkualitas) merupakan unit usaha andalan. Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan pilihan pada usaha barang bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah :
1) Potensi barang bekas cukup besar,
2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, serta 3) Dukungan SDM yang kompeten.
Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang memiliki prospek menjanjikan dan menguntungkan.
Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan paradigma baru bahwa ‘menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang’, ada potensi yang dapat didayagunakan misalnya barang bekas. Maka Yasmin
(40)
pun mengusung program ‘Hibah Barang Bekas untuk Pendidikan Gratis’ melalui program ini Yasmin menerima sumbangan barang bekas yang memiliki nilai jual, misalnya alat rumah tangga, alat kantor, furnitur, elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko BarbeKu yang hasil penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.
B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin
1. Visi yasmin
“Social Enterprise” terkemuka di Indonesia untuk pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.
2. Misi Yasmin
a) Membangun kemandirian organisasi dalam bentuk “Sosial Enterprise”
yang unik yaitu Toko BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) dan unit usaha lain sesuai core competence.
b) Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternatif unggulan bebas biaya, baik formal maupun non formal yang berpihak pada keluarga tidak mampu.
c) Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan kualitas madrasah dan sekolah- sekolah di lingkungan marjinal.
(41)
d) Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan dengan biaya terjangkau dan materi yang relevan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
e) Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya bagi keluarga tidak mampu.
f) Membangun komunitas donatur sebagai salah satu penopang jalannya organisasi melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
3. Legalitas
Perubahan akte pendirian oleh notaris Ny. Thilma Djohan, SH. No. 6 tanggal 26 Juni 2002 dan Edy Priyono, SH. No. 17, 10 Oktober 2006.
C. Struktur Organisasi Dan Pengurus Yasmin
Ketua Badan Pendiri : Haidar Bagir
Ketua Yayasan : Rahmad Riyadi
General Manger : Setiyo Iswoyo
Manajer Unit Usaha Barbeku : Bambang Irianto
Manajer Program Pendidikan dan program sosial : Sulistiyo
Manajer Promosi dan Fundraising : M. Badruzzaman
(42)
STRUKTUR ORGANISASI YASMIN
(SUMBER PENGURUS YASMIN PADA SAAT WAWANCARA)
Ksekertariatan
Manager Program
Koordinator Afiat Manager Tour &
Haji
Koordinator PTA Manager Barbeku
Koordinator SRC
Koor TK Ceria Koor SMP Cendikia
Koor SMK Cendikia
Maneg Fund & Promosi Mannager Barbeku Barbeku Cinere Barbeku Pamulang IT Administrasi Koordinator ZIS Koordinator Hibah Tim Zis Tim Hibah Messenger Koordinator Alhikmah
Koor SMK Utama Koordinator SMP Utama Kabag SDM Manager Keuangan Kabag Umum Kabag Keuangan General Manager
(43)
D. Program Sosial Yasmin
Berbagai program pemberdayaan dikelola dengan dukungan sinergi dari berbagai pihak dan diarahkan menjadi ‘pilot projet’, sehingga mudah repiklasi di tempat lain. Program tersebut antara lain28:
1. Sekolah Gratis: 1 SMK informatika dan 2 SMP
Merupakan sekolah gratis yang dikhususkan bagi para siswa dari kluarga tidak mampu. Selama masa pendidiakan, para siswa dibebaskan dari seluruh biaya yang meliputi uang pangkal, uang SPP, praktikum, ujian, studi tour. Bahkan seragam, buku pelajaran dan layanan kesehatan pun disediakan dengan cuma-cuma. Fasilitas, kurikulum dan model pembelajaran didisain sedemikian rupa sehingga mendekati indikator sekolah berkualitas. Didukung oleh para guru yang kompeten dan memiliki dedikasi yang tinggi, sekolah ini menjadi harapan baru bagi keluarga tidak mampu. Sekolah gratis ini terselenggara atas kerja sama Yasmin, Yayasan Lazuardi Hayati, PT. PLN (Persero) P3B jawa Bali dan LAZ PT. PLN (Persero) Jawa Bali.
2. SMK Alternatif Cendikia
Sebuah sekolah alternative gratis yang berfokus pada pengembangan kearifan lokal. Kurikulum didesain berbasis life skill, mengedepankan
28
(44)
keasilan pertanian dan perikanan, yang didukung oleh penguasaan teknologi informasi dan penguatan bahasa inggris.
3. Taman Kanak-kanak
Usia belia adalah usia emas yang sangat menentukan perkembangan seorang anak di masa mendatang. Dengan demikian, pola pengasuhan dan pendidikan pada usia dini memiliki nilai yang strategis. Bagaimana dengan anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di beberapa wilayah yang dibina, masih belum ada taman kanak-kanak (TK). Atas pertimbangan itulah program TK gratis ini diselenggarakan.
4. Program Beasiswa
Program Beasiswa diarahkan untuk membantu para siswa agar dapat menuntaskan program wajib belajar 12 tahun. Dana beasiswa didukung oleh para donator melalui program orang tua asuh. Sementara penyaluran beasiswa, dikerjasamakan dengan sekolah anak asuh.
5. Lembaga Pendidiakan Alhikmah
Akhlak mulia, life skill, penguasaan komputer dan bahasa asing merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan oleh para siswa untuk meraih masa depan yang lebih baik. Bagi siswa yang tidak mampu, penguasaan kompetensi ini kurang mendapat perhatian karena keterbatasan biaya. Lembaga pendidikan Alhikmah memberikan solusi atas kondisi ini. Para siswa diberikan materi akhlak mulia, life skil, motifasi komputer,
(45)
keterampilan, Bahasa Inggris dan perpustakaan. Lembaga Pendidikan Alhikmah merupakan kerjasama Yasmin dan Yayasan Tunas Bangsa Cinere Depok.
6. Training Guru Gratis
Training ini diberikan secara gratis kepada guru-guru dari sekolah yang memiliki keinginan untuk maju, namun terkendala dana. Telah menjangkau lebih dari 15.000 guru di wilayah Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, NTB, Makasar, Kalimantan, dan Aceh. Merupakan program yang akan terus dikembangkan di berbagai wilayah lain di Indonesia karena memiliki dampak yang sangat positif.
7. Program Sekolah/Madrasah Mitra
Merupakan program pendampingan sekolah/madrasah yang tidak mampu untuk meningkatkan kualitas manajarial dan pembelajaran. Salah satu model yang dilakuakan adalah mensinergikan madrasah/sekolah yang tidak mampu dengan sekolah unggulan dalam bentuk ‘Sister School’.
8. Pusat Terapi Autis Gratis
Para siswa yang memiliki kebutuhan khusus (autis) memerlukan penanganan yang intensif, berkesinambungan dan jangka panjang. Biasanya memerlukan biaya yang mahal, rata-rata Rp 1,5 s/d 2 juta per bulan atau bahkan lebih. Biasanya anak autis dari kalangan yang tidak mampu mereka pasrah dengan keadaan. Atas kondisi ini, Pusat Terapi Autis Yasmin didirikan dan dikhususkan bagi para siswa dari keluarga tidak mampu. Secara teknis,
(46)
pusat terapi ini didukung oleh para sukarelawan yang kompeten serta disupervisi oleh Pusat Terapi Pelangi Lazuardi Cinere Depok.
9. Klinik Kesehatan Gratis
Terdorong oleh kenyataan bahwa masih banyak masyarakat miskin yang tidak bisa berobat karena kendala biaya, klinik kesehatan gratis menjadi salah satu program Yasmin. Klinik ini melayani keluarga miskin dengan sistem member. Saat ini mengelola 2 klinik yang representatif. Klinik ini juga menangani advokasi kesehatan dan health on sport (layanan kesehatan keliling dikantong-kantong kemiskinan). Klinik ini mendapat dukungan penuh dari Yayasan Khadim Mustadh’afin Cinere Depok.
(47)
37
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
A.Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program
Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap unit usaha bisnis Barbeku Yasmin, penulis akan mecoba mengemukakan bagian-bagian terpenting yang menyangkut peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam program sekolah gratis SMK Informatika Utama. Unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan penting dalam menghimpun dan memberikan dana untuk membiayai agar berjalannya program-program sosial yang ada pada Yasmin.
1. Menghimpunan Dana (Fundraising)
Menghimpun dana atau fundraising digunakan untuk membiayai program dan kegiatan oprasional dalam lembaga nirlaba yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.26 Pada penghimpunan dana, unit usaha bisnis Barbeku Yasmin melakukan pembelian dan penjualan kembali yang keuntungannya disalurkan pada program-program sosial, setelah disisihkan untuk biaya oprasional. Penghimpunan dana dilakukan sebagai berikut:
26
(48)
a. Perorangan
Dengan menelpon Barbeku kemudian, tim survei datang kepada penelpon untuk memeriksa barang bekas tersebut, jika layak dijual kembali maka akan dibeli sesuai harga. Cara ini ada karena Barbeku melakukan pemasaran lewat media, seperti brosur dan lain-lain.
b. Lelang
Pada lelang terdapat 2 (dua) macam lelang. 1. Lelang terbuka
Lelang terbuka, tim Barbeku melakukan pembelian di balailelang dengan melakukan pertarungan harga dengan mempunyai jaminan, barang yang akan dibeli dapat dijual kembali dengan mendapatkan hasil atau keuntungan.
2. Lelang tertutup
Lelang tertutup pihak Barbeku memasukan surat kepada pihak-pihak seperti hotel, kantor, dan kedutaan untuk membeli barang yang sudah mengalami penyusutan. Ini adalah salah satu cara untuk mengmbangkan bisnis Barbeku yaitu mengikuti lelang yang biasanya digelar oleh Hotel, perkantoran ataupun apartemen yang biasanya meregenerasikan barang-barangnya yang rata-rata memiliki kualitas yang tinggi.27
(49)
c. Porix
Barang Impor yang cacat atau barang yang tidak sesuai dengan pesanan pembeli, atau pengrajin yang tidak dibayar oleh pembeli yang membuthkan uang, itupun termasuk dalam pembelian yang dilakukan oleh Barbeku barang-barang tersebut biasa dibeli oleh Barbeku di daerah Jepara, Jogja dan Solo. Pengiriman yang dilakukan pun mencapai 4 (empat) kontener perbulan.
Barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah barang yang berkaitan dengan isi sebuah ruangan, baik itu rumah, kantor, dan hotel. Contoh barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah furniture, lukisan, TV dan lain sebagainya. Barang bekas yang dibeli dan dijual kembali hampir 80% adalah furniture dan sisanya elektronik dan alat perkantoran.28
d. Penjualan Barang Bekas Berkualitas
Barang bekas berkualitas adalah barang yang tidak rusak dan masih layak pakai akan tetapi harga dari barang tersebut murah, Low Buy dan High Sell. Diprioritaskan dalam pembelian barang bekas tidak rusak. Jika ada pembelian yang dilakukan terdapat beberapa barang rusak maka akan ditimbang kepda pengusaha barang rongsok. Barang
(50)
bekas yang terlihat dengan mata kepala tidak rusak dan tidak perlu perbaikan kembali itu adalah barang bekas yang berkualitas.29
Omset Barbeku saat ini telah mencapai Rp 200 juta per bulan.30 Penjualan yang dilakukan dengan mensuplay barang bekas yang sudah dibeli kepada tiga toko Barbeku yang masing-masing berda pada tempat strategis yaitu Cirendeu, Cinere dan Pamulang untuk dijual kembal.
2. Pendistribusian (Distribute)
Kata distribusi berasal dari bahasa inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran. Unit usaha bisnis Barbeku turut mendistribusika dana lebih dari 50% pada program sekolah gratis SMK Informatika Utama, sesuai dengan anggaran setiap bulan yang telah dibuat oleh Koordinator program SMK Informatika Utama.31 Kemudian pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulan pada periode 2009 s/d 2010 rata-rata mencapai: Rp. 15.000.000 s/d 21.000.000.32
30 Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Barbeku Yasmin, Selasa 10 Mei 2011, Jam
15.00
31
Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Program Sosial Yasmin, Rabu 11 Mei 2011, Jam 10.00
(51)
(Pendistribusian Dana Yasmin Pada untuk SMK Informatika Utama 2010)
0 20 40 60 80 100
Agustus 20.462.730
September 16.243.500
Oktober 18.035.580
November 20.462.730
Desember 15.126.580
2010
Bantuan lain untuk program ini berasal dari BOS yang pada tahun 2010 mendapat Rp. 8.712.000.’ Barbeku mengeluarkan dana pada setiap bulan untuk membiayai program pendidikan sekolah gratis SMK Informatika Utama menggunakan persentase lebih dari 50% dari dana yang telah dianggarkan oleh koordinator program tersebut, dan sisa anggaran tersebut mendapatkan bantuan dari BOS, PT PLN P3B, LAZ PT PLN P3B, ZAKAT, INFAQ & SODAQOH, PENDAPATAN TRAINING dan PENDAPATAN HIBAH.33
33 Program ini pun terselenggara atas kerjasama : YASMIN-PT PLN P3B : Kerjasama
Lahan Bangunan & Oprsional YASMIN-LAZ PT PLN P3B : Oprasional SMKI Utama- LAZ PT PLN Pusat : Kerjasama Sarana Lab Komputer
(52)
Barbeku telah berperan mendistribusikan dana agar berjalannya program sekolah gratis SMK Informatika ini yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Dana yang terhimpun dari unit usaha bisnis Barbeku akan dipotong untuk oprasional kemudian seluruhnya akan dialokasikan kepada program sosial yang ada. Setiap bulan seluruh koordinator program sosial mengajukan anggaran kepada manager program sosial Yasmin. Dalam berjalannya sebuah program yang dijalankan akan berdampak kepada sasaran yang dituju, dari sebuah pengamatan penulis dalam hal ini Barbeku dijadikan sebagai salah satu penghimpun dana agar berjalnnya sebuah program sosial yang ada pada Yasmin untuk memberdayakan dhuafa dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat umumnya.
3. Evaluasi Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.34 Sedangkan secara etimologi, menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
34 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai Pustaka,
(53)
keterlaksanaan program tersebut.35 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.
Program sekolah gratis SMK Informatika utama adalah sekolah unggulan yang dikhususkan bagi para siswa dari keluarga tidak mampu. Sekolah ini didesain sedemikian rupa sehingga mendekati indikator sekolah berkualitas dengan memberi keterampilan para siswanya di bidang teknik informasi. Para siswa SMK Informatika Utama Yasmin 100% lulus Ujian Nasional (UN) 2010 dan sebagian besar telah diterima kerja di berbagai perusahaan. Dari 27 siswa yang lulus, 23 anak di antaranya telah memasuki dunia kerja.36 Mayoritas lulusan SMK Informatika Utama sejak lulusan pertama (tahun 2009) dan lulusan kedua (2010) langsung diserap oleh dunia kerja yang berarti kualitas mereka sudah memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan. Di sisi lain, dengan terserapnya lulusan SMK Informatika Utama bekerja, berarti program ini telah mengantarkan mereka untuk membantu ekonomi keluarga. Lebih dari itu, mereka setidaknya telah menyempurnakan visi bersama untuk menjadikan siswa-siswi SMK Informatika Utama dari seorang mustahik menjadi muzakki.
35 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet.
Ke-1, h.8.
(54)
Para siswa yang telah lulus dari program sekolah gratis SMK Informatika Utama ini berhasil memasuki dunia kerja, seperti yang terlampir.
Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah penyakit yang turun menurun. Jika anak-anak dhuafa mempunyai keterampilan maka merekapun mempunyai modal untuk bersaiang ditengah masyarakat yang sangat sulit akan pekerjaan.
B. Faktor Penghambat dan Pendukung Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin
dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
1. Strengths (kekuatan) Yayasan Imdad Mustad’afin
Salah satu kelebihan dari sekolah SMK Informatiak ini adalah: 1. Tanaga guru yang handal dan professional
Tenaga guru yang handal dan professional, pengajar atau guru merupakan hal penting dalam mendidik para siswa/siswinya, Guru profesional mengajar sesuai bidang yang dikuasainya untuk memberikan hasil maksimal kepada murid-muridnya.
2. Mendekati indikator sekolah berkualitas sekalipun bebas biaya
Secara kurikulum sekolah SMK Infromatika mendekati indicator sekolah berkulitas.
(55)
Terserapnya para alumni pada dunia kerja, memberikan sedikit gambaran tentang kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja.
4. Pendidikan yang diimbangi dengan pengetahuan agama
Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata mengejar dunia saja akan tetapi diberikan pengarahan dan pengetahuan akan agama yang memang mengandung nilai-nilai moraal seperti akhlak, kejujuran dan lain sebagainya sehingga dapat mencapai kebahagian yang sejati yaitu bahagia dunia dan akhirat.
2. Opportunities (peluang) Yayasan Imdad Mustadh’afin
1) Potensi barang bekas cukup besar
Potensi barang bekas sangat besar khusunya bagi kalangan ibu-ibu menengah ke atas yang terbiasa bergonta-ganti furniture dikarnakan bosan.
2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya
Pada awal didirikannya unit usaha Barbeku belum ada lembaga yang memanfaatkan bisnis barang bekas yang dapat dijual kembali dengan kualitas tinggi.
3) Dukungan SDM yang kompeten
SDM yang berada pada Yasmin berkompeten dalam menilai dan membeli barang bekas untuk dijula kembali, dalam hal ini Barbeku mempunyai tim-tim khusus yang sesuai dengan kompetensi
(56)
masing-masing dalam penjual dan pembelian barang bekas. Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang memiliki prospek menjanjikan.
3. Weaknesses (kelemahan) Yayasan Imdad Mustadh’afin
Pada unit usaha Barbeku ini tidak pernah memiliki kesulitan untuk menjual barang-barang, maksimal dua minggu barang-barang yang ada sudah terjual. Namun yang menjadi kendala adalah pengadaan barang bekas yang tidak memadai dan sangat sulit.37
Yasmin pernah mengalami kendala ketika seorang anak menjual barang bekas kepemilikan ayahnya kepada Yasmin, ternyata barang tersebut di jual tanpa sepengtahuan ayahnya. Masalah seperti ini telah teratasi dengan telpon yasmin, dengan menelpon yasmin kemudian barang yang akan dijual disurvei dan dicari kebenaran ats kepemilikannya agara tidak terjadi kendala di atas.
37 http://www.yasmin-barbeku.org
(57)
4. Threats (ancaman) Yaysan Imdad Mustadh’afin
1. Pendanaan
Pendanaan sekolah ini membutuhkan dana ratusan juta, kesulitan pada dana sehingga sekolah ini menganggarkan dana yang penting terlebih dahulu dan dana yang dapat ditunda, maka akan ditunda terlebih dahulu tidak dapat sekaligus menganggarkan dana yang memang dibutuhkan.
2. Mengikuti perkembangan pendidikan
Mengikuti perkembangan pendidikan menjadikan sekolah ini harus memperhatikan dan memperbaiki pengajar-pengajar yang terbaik. Dunia pendidikan berkembang begitu pesat dan terus mengalami peningkatan, para siswa harus menerima pengajar yang baik yang disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dari sinilah pengajar akan digantikan.
3. Kerjasama antara guru dan murid
Kerjasama yang tidak baik menjadi penghambat dikarnakan siswa yang malas akan belajar. Siswa-siswa yang malas merupakan penghambat, dikarnakan para siswa yang malas ini mengulang atau menetap pada kelas yang sama, hal ini menjadi penghambat belajar mengajar dikarnakan siswa yang sulit berkembang.
(58)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang berhubungan dengan Pera Unit usaha bisnis
Barbeku Yasmin dalam Program pendidiakn gratis SMK Informatika
Utama ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dalam hal ini unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan penting dalam
menghimpun dan menyalurkan/mendistribusikan dana untuk membiayai
program-program sosial dibidang pendidikan. Salah satu program-program
sosial yang membantu para kaum yang tidak mampu adalah program di
bidang pendidikan sekolah gratis yaitu SMK Informatika Utama. Pada
program pendidikan sekolah gratis SMK Informatika ini dikhusukan untuk
siswa dhuafa (tidak mampu). Persyaratan untuk menjadi siswa/siswi
Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah anak-anak dhuafa yang
pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang pendidikan.
Dari beberapa daftar mahasiswa yang tidak mampu, setelah lulus dari
program pendidikan gratis SMK Informatika utama berhasil terserap
sebagai tenaga kerja. Sesuai dengan data di atas.
Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam
mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah
(59)
keterampilan maka merekapun mempunyai modal untuk bersaiang
ditengah masyarakat yang sangat sulit akan pekerjaan
B. Saran
Saran-saran saya untuk Lembaga
1. Hendaknya Yasmin lebih berkembang lagi dengan membuat
cabang-cabang unit usaha Barbeku di tempat-tempat strategis lainnya agar dapat
meyerap tenaga kerja dan menjalankan program-program sosila lainnya.
2. Kembangkan program-program sosial Yasmin agar menjadi lebih baik
lagi dan mampu memperluas jaringan.
3. Perbanyak program untuk seluruh masyarakat yang tidak
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Safruddin Cepi Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010)
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988)
Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, (Jakarta : Logos, 1997)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998)
Hadi, Sutrisno, Metode Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1997)
Irawan, Elly. DKK, Pengembangan Masyarakat, (Jakata: Universitas Terbuka, 1995)
Machandrawaty, Nanih dan Ahmad Syafe’i Agus, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideology, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Pt Remaja Resdakarya, 2001)
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadja Mada University Press, 1998)
Ramaymis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : kalam mulia, 2003)
Rukminto, Adi Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press)
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syaraiah “Deskripsi dan Ilustrasi”, (Yogyakarta: EKONISIA, 2003)
Soleh, Hasanusi, Metodologi Research, (Jakarta : Widya Swara, 1993)
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002)
Sutisna, Hendra, Fundraising DataBase, (Depok: 2006)
Sofyan, Ahmad, Dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Bebasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
(61)
Sukardi, M, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009)
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000)
W. S. N. Grass. Masson and A. W. Mc eachen, Eksploration Role Analisi, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1995)
Wirawan, Sarwono Sarlito, Teori-teori Psikologi sosial, (Jakarta : Rajawali, 1984)
(62)
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menyalurkan dana?
Jawab:
Dana Barbeku ini adalah hasil dari unti usaha bisnis milik Yasmin yang akan disalurkan
kepada program sosial setelah dipotong oprasional, penyaluran yang dilakukan yaaah..oleh
Yasmin langsung. Yasmin memberikan kepada program-program untuk oprasional, misalnya
terapi Autis, SMK dan SMP Utama dan program lainnya. Setiap bulannya ketua-ketua
program sosial mengajukan anggaran kepada Yasmin bukan hanya dana Barbeku akan tetapi
dana ZIS dan sterusnya termasuk dana yang dimasukkan kedalam anggaran program-program
sosial.
Kenapa SMK Informatika Utama paling besar anggarannya?
Jawab:
Memang tuntutannya seperti itu, setiap program sosial yang kita buat itu berdasarkan
kebutuhan masyarakat, SMK ini adalah program yang didisain sekolah unggulan bahkan
guru-gurunya juga digajih secara professional. Kurikulmpun mengikuti sekolah unggulan ,
guru-guru bagus, kurikulum bagus maka anggaran yang dikeluarkan lebih tinggi dari
(63)
Karena dana-dana yang diamanatkan kepada kita dan dikampanyekan untuk orang-orang
miskin yang diutamakan untuk masuk sekolah tersebut adalah miskin, sekalipun dia kaya
pintar kita dahulukan miskin.
Apa faktor penghambat dan pendukung dari sekolah SMK Informatiak Utama?
Jawab:
Penghambat yang pertama adalah keuangan dan selanjutanya adalah mengikuti
perkembangan pendidikan serta kapasitas guru harus diperhatikan betul untuk memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kurang mampu, kerjasama guru dan murid pun
menjadi faktor penghambat dalam sekolah tersebut. Sekoah ini hanya menrima siswa lokal,
atau hanya sekitar sekolah tidak mencakup seluruh provinsi disini juga sebagai kelemah dan
kelebihan kita, kelemahnnya kita tidak bias mencari dana secara nasional jika tidak
mengambil 1 anak 1 dari 30 provinsi. Akan tetapi dapat juga menjadi sebagai kelebihan kita
adalah kita memrioritaskan perubahan lokal terlebih dahulu.
Kelebihan dari sekolah ini, sekolah ini adalah sekolah yang menjadi agen perubahan karena
pendidikan dapat meraih dunia akhirat. Sebagai agen perubahan Akhalak di Masyarakat
(64)
1. Bagaimana Pembelian Barang bekas?
Jawab:
Cara pembelian barang bekas itu…
Yang pertama Perorangan, orang menelpon ke Barbeku kemudian tim kami
mensurvei, dan menawar jika cocok kemudian 1 atau 2 hari atau langsung kita ambil
sekaligus pembayaran.
Yang berikutnya adalah lelang, lelang ada 2 (dua) lelang terbuka dan lelang tertutup
kita melakukan pertarungan harga dengan mempunyai jaminan barag yang dibeli
sekian akan dijual sekian. Lelang tertutup, kita memasukkan surat kepada hotel atau
kedutaan-kedutaan apartemen dan lain-lain, yang kita beli adalah isi yang kita ambil,
yang pokoknya berkaitan dengan isi sebuah ruangan, baik itu TV, kulkas, Furniture,
dan lain sebagainya.
Lelang terbuka, kita mengambil beberapa lot dari dari balai lelang dengan jaminan
sesuai dengan kemampuan kita,
Porix, adalah barang impro yang cacat atau pesanan tidak sesuai dengan buyer, cetnya
berbeda itu kita beli atau mungkin pengrajian tidak dibayar oleh buyer itu termasuk
yang kita beli, barang-barang ini kita dabeli dari beberapa daerah yaitu, Jepara, jogja,
Solo, bahkan kita sudah mempunyai gudang tersendiri di sana, lebih dominan
(65)
Barang bekas yang dibeli hamper 80% adalah furniture dan sisanya adalah elektronik
serta peralatan kantor.
3. Standar seperti apa yang dilakukan untuk pembelian Barang bekas?
Jawab:
Jadi barang bekas itu disesuaikan oleh surveyor. Surveyor yang menentukan barang
tersebut layak dijual atau tidak. Standar pembelian adalah layak dijual kembali dan
bias dipakai tetapi bukan barang rongsok, rongsok itu kita kilokan kepada tukang
rongsok.
4. Seperti apa barang bekas berkualitas itu?
Jawab:
Barang bekas berkualitas itu adalah barang yang masih layak pakai tetapi harga
murah, misal jika di toko harga barang tersebut 5jt, maka kita dapat menjualnya di
toko barbeku 2,5 jt atau 1 jt. Low sell yang diutamakan dari barang-barang tersebut
adalah tidak rusak, jika ada yang rusak maka kita masukkan dalam pembelian
borongan, pembelian 10 barang ada 2 barang yang rusak maka kita masukkan saja
dalam pembelian itu borongan nanti seperti yang saya bilang tadi kita akan
menjualnya kepada yang tukang rongsok tadi.
Jadi barang bekas yang berkualitas itu adalah pembelian barang bekas yang terlihat
dengan mata kepala, barang tersebut tidak perlu menerima perbaikan kembal, paling
barter hanya ditambahin atau dipoles kembali, Karena sifat kayu jika sudah dipoles
(66)
PENERIMAAN DANA
ZAKAT , INFAQ & SODAQOH Rp 11.303.692
PENDAPATAN TRAINING Rp 15.500.000
PENDAPATAN HIBAH Rp 27.677.000
Operasional hibah Rp 315.000
TOTAL PENERIMAAN Rp 54.165.692
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA Rp 19.576.800
SMK UTAMA Rp 15.126.580
BEASISWA Rp 1.000.000
SANGGAR BELAJAR Rp 10.053.000
SANGGAR TERAPI AUTIS Rp 1.530.000
SMP & SMK BALEBAT Rp 12.720.000
PROGRAM KESEHATAN Rp 353.500
OPERASIONAL TRAINING & WORKSHOP Rp 7.942.500
COLLECTING (PROMOSI DLL.) Rp 1.211.200
PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM Rp 1.294.500
PROGRAM SOSIAL Rp 1.800.000
TOTAL PENGUNAAN DANA Rp 72.608.080
SELISIH LEBIH (KURANG) Rp(18.442.388)
(67)
PENERIMAAN DANA
ZAKAT , INFAQ & SODAQOH RP263.242.600
PENDAPATAN TRAINING RP 4.700.000
PENDAPATAN HIBAH RP37.027.000
OPERASIONAL HIBAH (RP 81.000)
TOTAL PENERIMAAN RP304.888.600 PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA RP48.155.927
SMK UTAMA RP20.462.730
BEASISWA RP 1.560.000
SANGGAR BELAJAR RP13.318.500
SANGGAR TERAPI AUTIS RP 2.829.000
SMP & SMK CENDIKIA BALEBAK RP25.065.000
PROGRAM KESEHATAN RP 125.000
OPERASIONAL TRAINING &
WORKSHOP RP 3.520.000
COLLECTING RP16.401.950
PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM RP10.698.000
PROGRAM SOSIAL RP22.495.000
TOTAL PENGUNAAN DANA RP164.631.107 SELISIH LEBIH (KURANG) RP140.257.493
(1)
Jawab:
Barang bekas yang dibeli hamper 80% adalah furniture dan sisanya adalah elektronik serta peralatan kantor.
3. Standar seperti apa yang dilakukan untuk pembelian Barang bekas? Jawab:
Jadi barang bekas itu disesuaikan oleh surveyor. Surveyor yang menentukan barang tersebut layak dijual atau tidak. Standar pembelian adalah layak dijual kembali dan bias dipakai tetapi bukan barang rongsok, rongsok itu kita kilokan kepada tukang rongsok.
4. Seperti apa barang bekas berkualitas itu? Jawab:
Barang bekas berkualitas itu adalah barang yang masih layak pakai tetapi harga murah, misal jika di toko harga barang tersebut 5jt, maka kita dapat menjualnya di toko barbeku 2,5 jt atau 1 jt. Low sell yang diutamakan dari barang-barang tersebut adalah tidak rusak, jika ada yang rusak maka kita masukkan dalam pembelian borongan, pembelian 10 barang ada 2 barang yang rusak maka kita masukkan saja dalam pembelian itu borongan nanti seperti yang saya bilang tadi kita akan menjualnya kepada yang tukang rongsok tadi.
Jadi barang bekas yang berkualitas itu adalah pembelian barang bekas yang terlihat dengan mata kepala, barang tersebut tidak perlu menerima perbaikan kembal, paling barter hanya ditambahin atau dipoles kembali, Karena sifat kayu jika sudah dipoles terlihat bagus kembali.
(2)
Desember 2010
Thursday, 20 January 2011 10:48 Administrator Yasmin
PENERIMAAN DANA
ZAKAT , INFAQ & SODAQOH Rp 11.303.692
PENDAPATAN TRAINING Rp 15.500.000
PENDAPATAN HIBAH Rp 27.677.000
Operasional hibah Rp 315.000
TOTAL PENERIMAAN Rp 54.165.692
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA Rp 19.576.800
SMK UTAMA Rp 15.126.580
BEASISWA Rp 1.000.000
SANGGAR BELAJAR Rp 10.053.000
SANGGAR TERAPI AUTIS Rp 1.530.000
SMP & SMK BALEBAT Rp 12.720.000
PROGRAM KESEHATAN Rp 353.500
OPERASIONAL TRAINING & WORKSHOP Rp 7.942.500 COLLECTING (PROMOSI DLL.) Rp 1.211.200 PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM Rp 1.294.500
PROGRAM SOSIAL Rp 1.800.000
TOTAL PENGUNAAN DANA Rp 72.608.080
SELISIH LEBIH (KURANG) Rp(18.442.388)
(3)
November 2010
Friday, 24 December 2010 15:20 Administrator Yasmin
PENERIMAAN DANA
ZAKAT , INFAQ & SODAQOH RP263.242.600 PENDAPATAN TRAINING RP 4.700.000 PENDAPATAN HIBAH RP37.027.000 OPERASIONAL HIBAH (RP 81.000)
TOTAL PENERIMAAN RP304.888.600
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA RP48.155.927
SMK UTAMA RP20.462.730
BEASISWA RP 1.560.000
SANGGAR BELAJAR RP13.318.500 SANGGAR TERAPI AUTIS RP 2.829.000 SMP & SMK CENDIKIA BALEBAK RP25.065.000 PROGRAM KESEHATAN RP 125.000 OPERASIONAL TRAINING &
WORKSHOP RP 3.520.000
COLLECTING RP16.401.950
PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM RP10.698.000
PROGRAM SOSIAL RP22.495.000
TOTAL PENGUNAAN DANA RP164.631.107
(4)
Oktober 2010
Friday, 17 December 2010 11:30 Administrator Yasmin
PENERIMAAN DANA
ZAKAT, INFAQ & SHADAQOH RP 29.067.692
PENDAPATAN TRAINING RP 1.960.000
PENDAPATAN HIBAH RP 32.104.000
OPERASIONAL HIBAH RP 717.500
TOTAL PENERIMAAN RP 62.414.192
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA RP 21.742.100
SMK UTAMA RP 18.035.580
BEASISWA RP 4.420.000
SANGGAR BELAJAR RP 9.133.000
SANGGAR TERAPI AUTIS RP 1.760.000
SMP & SMK CENDIKIA BALEBAK RP 12.600.000
PROGRAM KESEHATAN RP 13.485.000
OPERASIONAL TRAINING & WORKSHOP RP 1.686.500
COLLECTING RP 2.689.500
PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM RP 2.700.000
PROGRAM SOSIAL RP 3.480.000
TOTAL PENGUNAAN DANA RP 91.731.680
(5)
September 2010
Friday, 12 November 2010 13:38 Administrator Yasmin
PENERIMAAN DANA
ZAKAT, INFAQ & SHODAQAH Rp 85.074.000
PENDAPATAN TRAINING Rp 4.750.000
PENDAPATAN HIBAH Rp 29.922.500
OPERASIONAL HIBAH Rp -1.793.775
TOTAL PENERIMAAN Rp117.952.725
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA Rp 18.046.600
SMK UTAMA Rp 16.243.500
BEASISWA Rp 200.000
SANGGAR BELAJAR Rp 22.473.000
SANGGAR TERAPI AUTIS Rp 4.100.000
SMP & SMK CENDIKIA BALEBAK Rp 20.700.000
PROGRAM KESEHATAN Rp 32.783.600
OPERASIONAL TRAINING & WORKSHOP Rp 9.016.900
COLLECTING Rp 2.394.500
PENGEMBANGAN MADRASAH & OPERASIONAL
PROGRAM Rp 3.000.000
PROGRAM SOSIAL Rp 2.775.300
TOTAL PENGUNAAN DANA Rp131.733.400
SELISIH LEBIH (KURANG) Rp
-13.780.675
(6)
Agustus 2010
Friday, 12 November 2010 09:22 Administrator Yasmin
PENERIMAAN DANA
ZAKAT , INFAQ & SHADAQOH 263.242.600
PENDAPATAN TRAINING 4.700.000
PENDAPATAN HIBAH 37.027.000
OPERASIONAL HIBAH (81.000)
TOTAL PENERIMAAN 304.888.600
PENGGUNAAN DANA PROGRAM
SMP UTAMA 48.155.927
SMK UTAMA 20.462.730
BEASISWA 1.560.000
SANGGAR BELAJAR 13.318.500
SANGGAR TERAPI AUTIS 2.829.000
SMP & SMK CENDIKIA BALEBAK 25.065.000
PROGRAM KESEHATAN 125.000
OPERASIONAL TRAINING & WORKSHOP 3.520.000
COLLETING 16.401.950
PENGEMBANGAN MADRASAH &
OPERASIONAL PROGRAM 10.698.000
PROGRAM SOSIAL 22.495.000
TOTAL PENGUNAAN DANA 164.631.107
SELISIH LEBIH (KURANG) 140.257.493