Tahun dan Kecendrungan Agama

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Tahun dan Kecendrungan

Distribusi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 berdasarkan tahun dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada tahun 2011 yaitu 61 orang dan terendah pada tahun 2008 yaitu 47 orang. Trend penderita infark miokard akut di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan data tahun 2007-2011 menunjukkan kenaikan dengan persamaan garis Y= 2,5 x + 44,9 Frekuensi kasus dari tahun 2007-2011 mengalami kenaikan sebanyak 10 kasus dengan simple ratio kenaikan 1,19 kali dan persentase kenaikan sebesar 19,6. 51 47 54 49 61 y = 2,5x + 44,9 10 20 30 40 50 60 70 80 2007 2008 2009 2010 2011 F rek u en si Tahun Universitas Sumatera utara 6.2. Analisa Deskriptif 6.2.1. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Sosiodemografi Umur dan Jenis Kelamin Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita infark miokard akut pada laki-laki kelompok umur 35-39 tahun 3,6, kemudian meningkat pada kelompok umur 40-44 tahun 5,5, meningkat kembali pada kelompok umur 45-49 tahun 10,9, menurun pada kelompok umur 50-54 tahun 7,3 dan proporsi pada laki-laki tertinggi pada kelompok umur 55-59 tahun 13,6, turun menjadi 8,2 pada kelompok umur 60-64, kemudian turun lagi menjadi 6,4 pada kelompok 65-69 tahun dan menurun lagi pada kelompok umur 70-74 tahun 3,6 kemudian ada 3,6 5,5 10,9 7,3 13,6 8,2 6,4 3,6 4,5 1,8 1,8 3,6 5,5 6,4 8,2 6,4 1,8 0,9 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 Proporsi K e lom p ok U m u r T a hun Laki-laki Perempuan 15 10 5 0 5 10 Universitas Sumatera utara peningkatan pada kelompok umur 75-79 tahun 4,5 dan pada laki-laki kelompok umur 80-84 tahun tidak terdapat penderita infark miokard akut. Berdasarkan proporsi penderita infark miokard akut pada perempuan kelompok umur 35-39 tahun dan 40-44 tahun 1,8, kemudian pada kelompok umur 45-49 tahun tidak terdapat penderita infark miokard akut, ada peningkatan pada kelompok umur 50-54 tahun 3,6, terjadi peningkatan lagi pada pada kelompok umur 55-59 tahun 5,5, meningkat terus pada kelompok umur 60-64 tahun 6,4, dan puncak peningkatan pada kelompok 65-69 tahun 8,2, ada penurunan pada kelompok umur 70-74 tahun 6,4 dan kemudian sangat menurun pada kelompok umur 75-79 tahun menjadi 1,8 dan pada kelompok umur 80-84 tahun 0,9. Proporsi penderita infark miokard akut tertinggi pada laki-laki 63,6 dan terendah pada perempuan 36,4. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko terkena infark miokard akut dibandingkan perempuan. Laki-laki memiliki risiko lebih besar terkena Infark Miokard Akut dan kejadiannya lebih awal daripada wanita. Morbilitas penyakit PJK pada pria dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita dan kondisi ini hampir 10 tahun lebih dini pada pria daripada pada wanita. Hormon estrogen bersifat protektif pada wanita, namun setelah menopause insiden PJK meningkat dengan pesat, tetapi tidak sebesar insiden PJK pada pria. 16,26 Berdasarkan gambar dapat dilihat juga bahwa kelompok umur 35-39 tahun juga sudah ada yang menderita infark miokard akut baik laki-laki maupun pada perempuan. Hal ini disebabkan karena penderita memiliki riwayat hipertensi dan kebiasaan merokok pada laki-laki. Persentase penderita dengan usia di bawah 40 Universitas Sumatera utara tahun ada sekitar 2-8 dari seluruh penderita Infark Miokard Akut dan sekitar 10 pada penderita dengan usia dibawah 45 tahun. 17

6.2.2. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Sosiodemografi a. Suku

Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 6.3. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Suku di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.3. diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada penderita bersuku Batak 53,6 dan terendah suku Aceh 0,9. Hal ini bukan berarti suku Batak merupakan faktor risiko terhadap terjadinya infark miokard akut, tetapi kemungkinan karena lebih banyak penderita yang datang berobat ke rumah sakit tersebut adalah masyarakat suku Batak, serta dapat juga dikaitkan dengan proporsi penduduk 53,6 30,9 6,4 5,5 2,7 0,9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Batak Jawa Minang Melayu Lainnya Aceh P ro p o rs i Suku Universitas Sumatera utara Sumatera Utara yang mayoritas bersuku Batak. Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2007 diketahui proporsi penduduk suku Batak di Sumatera Utara sebesar 51,11. Sehingga kemungkinan penderita infark miokard akut yang datang berobat ke rumah sakit tersebut lebih banyak yang bersuku Batak. 43 Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Purnama Sari 2011 pada penyakit lain yaitu penyakit kanker colorectal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 yang sebagian besar diderita oleh masyarakat suku Batak 56,4. 44

b. Agama

Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Agama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 69,1 20,0 10,0 0,9 Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Universitas Sumatera utara Berdasarkan gambar 6.4. diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada penderita yang beragama Islam yaitu sebesar 69,1 dan terendah Hindu sebesar 0,9. Hal ini bukan berarti agama Islam merupakan faktor risiko terhadap terjadinya infark miokard akut, tetapi kemungkinan karena lebih banyak penderita yang datang berobat ke rumah sakit tersebut adalah masyarakat beragama Islam. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Purnama Sari 2011 pada penyakit lain yaitu penyakit kanker colorectal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 yang sebagian besar adalah masyarakat yang beragama Islam 53,6. 44 Universitas Sumatera utara

c. Tingkat Pendidikan