53
BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG KEHADIRAN MINUS
ONE ATAU KETIDAKADAAN PEMUSIK PADA IBADAH MINGGU
Pada Bab IV ini, Penulis akan menguraikan tanggapan jemaat terhadap hadirnya Minus One sebagai musik pengiring ibadah minggu di Gereja Kristen
Indonesia Berastagi. Selain dari tanggapan jemaat, penulis juga menyertakan tanggapan dari pemusik gereja, Pemain keyboard dan Panatua digereja tersebut.
Penulis menganggap pembahasan ini penting dikarenakan Musik Minus one merupakan bukti kemajuan jaman yang menggambarkan mudahnya manusia kini
membuat sesuatu yang baru dalam sebuah ibadah yang juga bersifat sacral karna terdapat upacara keagamaan didalamnya. Dengan adanya tanggapan tersebut,
akan diketahui tanggapan apa saja yang diberikan oleh responden terkait fenomena tersebut baik bersifat positif maupun negatif.
4.1 Musik Minus one GKI Berastagi
Penggunaan musik minus one yang digunakan pada ibadah minggu GKI berastagi memunculkan pertanyaan bagi orang yang belum pernah merasakan
ibadah demikian. Pada bab sebelumnya informan yang sudah beberapa kali beribadah di GKI berastagi menuliskan tentang bagaimana minus one diterima
dengan baik oleh jemaat gereja tersebut. Hal ini dapat dilihat dari cara bernyanyi jemaat pada aktivitas ibadah minggu yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
54
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan, musik- musik yang berbentuk Midi Musical Instrumental Digital Interface yang diputar sebagai
pengiring ibadah minggu didapat dari adik dari ketua majelis bapak A Sihotang. Beliau menambahkan bahwa adiknya yang bernama Tiroy Sihotang tersebut
sudah sering dipercayakan membuat musik gereja, bukan hanya GKI melainkan gereja- gereja lain. Tiroy sihotang memang bukan pemusik baru di kota berastagi,
namanyapun sudah mulai dikenal di Indonesia. Kini pria lulusan seni musik Universitas Negeri Medan tersebut sudah menjadi pianis penyanyi Judika
sihotang yang merupakan saudara laki- lakinya. Tiroy juga terlibat langsung dalam pembuatan album judika. Hal ini menunjukkan bahwa pembuat minus one
di GKI berastagi adalah sumberdaya yang sudah diakui dalam membuat musik.
Universitas Sumatera Utara
55
Universitas Sumatera Utara
56
Universitas Sumatera Utara
57
Universitas Sumatera Utara
58
Universitas Sumatera Utara
59
Keterangan : Lagu ini
4.2 Berbagai tanggapan terhadap penggunaan minus one sebagai
pengiring ibadah.
Penggunaan minus one sebagai musik pengiring pada aktivitas ibadah minggu mendapat tanggapan- tanggapan dari berbagai kalangan. Tanggapan-
tanggapan yang diberikan ada yang bersifat negatif dan ada juga yang bersifat positif. Tanggapan yang bersifat positif bersifat mendukung atas solusi bernama
minus one tersebut. Tanggapan positif tersebut juga memberikan pengertian
bahwa majunya teknologi mengakibatkan mudahnya membuat kebiasaan yang bersifat baru. Namun demikian ada pula yang memberikan tanggapan negative
terhadap permasala han tersebut. Hal tersebut dapat menyalahi tradisi “pemusik”
dalam sebuah ibadah. Ini dapat dilihat dari beberapa kasus bahwa tanpa musik
Universitas Sumatera Utara
60
sebuah gereja seperti tidak sah. Bahkan gereja sampai membuka kursus musik agar regenerasi pemusik gereja tetap berjalan. Tanggapan negatif tersebut
memberikan pengertian bahwa penggunaan minus one dapat membuat pengertian yang salah terhadap masa mendatang.
Berikut adalah tanggapan- tanggapan dari berbagai sumber mengenai munculnya penggunaan minus one dalam ibadah minggu GKI berastagi.
4.2.1 Tanggapan Operator GKI berastagi
Penulis melakukan wawancara terhadap john sinaga yang merupakan operator orang yang memutar lagu dilaptop yang dilakukan pada 27 maret 2016.
Wawancara dilakukan pada saat beliau telah selesai ibadah paskah di GKI berastagi. Wawancara dilakukan di dalam gereja GKI berastagi, yang bertempat di
Gg, Berdikari, Jl kabanjahe, kota berastagi. Wawancara tersebut berisi tentang tanggapan beliau terhadap penggunaan minus one di gereja tersebut. Penulis juga
menanyakan apakah beliau setuju tentang penggunaan minus one tersebut. Selain sebagai orang yang ahli mengelola laptop untuk memainkan musik minus one,
beliau merupakan Pemain keyboard di GKI berastagi. Pake minus one ini memang enak,
lagu sama nada dasarnya sama dengan apa yang dibuku lagu. menunjuk buku kidung jemaat
Musiknyapun banyak genrenya. Jadi gak monoton kayak make organ atau piano.
Universitas Sumatera Utara
61
[Menggunakan minus one bagus, Lagu dan nada dasarnya sesuai dengan aslinya.
Musik di dalamnya juga terdiri dari beberapa genre. Jadi tidak monoton seperti organ]
Menurut bapak john sinaga, penggunaan minus one awalnya mengalami kesusahan, mulai dari operator yang harus teliti dan tepat waktu dalam memilih
serta memutar lagu. Diawal penggunaannya sering terjadi kesalahan, hal ini disebakan oleh pemilihan berapa ayat lagu itu dimainkan. Pada saat persembahan
misalnya, jemaat yang mengumpulkan persembahan kedepan membuat musik pengantar persembahan menjadi lebih lama. Sementara lagu yang tawarkan di
laptop hanya sampai 5 ayat atau 5 kali pengulangan. Namun menurut beliau yang juga merupakan seorang pemusik gereja sejak tahun 2006 di GKPI berastagi, iya
mendukung minus one digunakan dalam sebuah ibadah.
4.2.2 Tanggapan dari Pemusik Gereja Lain
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan singkat pada 24 maret 2016 terhadap seorang pemusik bernama St J Hutabalian. Beliau merupakan seorang
pemain musik gereja yang ada di HKBP di kota Berastagi sejak 2000 silam. Sebagai seorang pemain musik gereja yang telah lama di daerah berastagi, beliau
mengaku setuju sekaligus mendukung penggunaa minus one untuk gereja- gereja
yang tidak memiliki sumberdaya yang mumpuni.
Universitas Sumatera Utara
62
Gak masalah pake minus one Jaman udah berkembang, diberastagi ini juga
Apalagi sekarangkan udah maju
gereja itukan orang musik semua kenalnya kami semua
jadi ngapai protes
terjemahan :
”Tidak ada masalah menggunakan minus one sebagai pengiring
Hal ini karena jaman udah berkembang, termasuk di kota Berastagi
”.
Dari ringkasan tanggapan yang diutarakan, beliau mengatakan mengetahui bahwa gereja yakni GKI berastagi didukung oleh para seniman berbakat yang
mendukung dari jauh. Hal ini mengacu pada kenyataan bahwa bapak A sihotang sangat dikenal di kota berastagi sebagai penyanyi group batak yang
mempopulerkan lagu “O duma”. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa beliau mendukung realita tersebut.
4.2.3 Tanggapan Natanael Situmorang S.Mg
Universitas Sumatera Utara
63
Beliau merupakan seorang pemusik sekaligus orang yang ahli sejarah musik gereja. Wawancara dilakukan pada 12 juni di jl singamangaraja di kota medan.
Secara singkat beliau menjelaskan kurang setuju dengan keberadaan musik minus one
sebagai pengiring sebuah ibadah. Hal yang dapat ditempuh sebuah gereja adalah melahirkan generasi penerus dalam bidang musik yang dibangun atas
kesadaran sendiri. Dalam hal ini beliau menjelaskan bahwa setiap gereja juga perlu melakukan menejemen yang baik dalam setiap programnya. Namun beliau
menegaskan minus one dapat digunakan untuk waktu yang sementara, karena peran pemusik gereja sama vitalnya dengan peran lainnya.
4.2.4 Tanggapan Jemaat
Tanggapan jemaat dilakukan dengan cara menyanyakan tentang kepuasan beribadah setiap jemaat Gereja Kristen Indonesia di berastagi, dimana gereja
tersebut menggunakan musik iringan berupa Minus one. Berdasarkan hasil laboratorium, yang menyimpulkan setiap data- data dari jemaat. Penulis
menyimpulkan bahwa jemaat kurang mendapatkan ibadah yang nyaman. Hal ini dikarenakan pada musik iringan tersebut, dalam beberapa lagu, jemaat yang
bernyanyi sering terlambat tempo. Ini disebabkan karena mereka berusaha untuk mengejar musik minus one yang tetap berjalan sesuai dengan tempo lagu. Oleh
karena itu jemaat berharap agar musik iringan gereja dapat diubah menjadi musik yang dimainkan oleh pemusik secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada bab- bab sebelumnya maka kesimpulan yang diambil penulis adalah sebagai berikut.
Beribadah pada hari minggu, bagi seorang kristiani merupakan sebuah kewajiban. Sebab pada ajarannya hari minggu merupakan hari peristirahatan umat
Kristen untuk bekerja dan pergi bersekutu serta berkumpul bersama saudara seiman ke Gereja. Bernyayi, bersuka, berdoa, serta mendengarkan firman Allah
dilakukan tak lebih dari tiga jam. Masuknya penemuan baru telah membuat setiap gereja untuk mengambil
setiap hal yang bersifat positif agar dikembangkan dan digunakan sebagai pendukung ibadah. Hal tersebut tak lain digunakan untuk menutupi kekurangan
yang ada. GKI berastagi merupakan gereja yang menggunakan musik minus one
sebagai musik pengiring ibadah minggu. Meskipun memiliki pemusik saat ini, namun nampaknya gereja sudah cukup nyaman dengan iringan tersebut. Minus
one adalah musik yang lebih dulu direkam menggunakan proses rekaman. Yang
mana seorang yang ahli memainkan musik, merekam musik iringan sesuai dengan musik atau nyanyian pada partitur kidung jemaat, pelengkap kidung jemaat, serta
Universitas Sumatera Utara
65
nanyikanlah kidung baru. Dalam hal ini jemaat bernyanyi layaknya sedang karaoke.
Musik yang disediakan di GKI berastagi merupakan musik yang dibuat oleh imam musik yang sudah sering membuat musik gereja di Indonesia. Berdasarkan
pengamatan musik yang penulis lakukan bahwa pembuat musik tersebut menggunakan MIDI Musical Instrumental Digital Interface, yaitu perangkat
pendukung yang dapat memaksimalkan suara alat musik karena MIDI memberikan proses penyaringan suara. Hal ini memang membantu, agar musik
yang nantinya di pasang atau diputar tidak terlalu berisik. Menyangkut fungsi musik minus one dalam mengiringi Ibadah minggu GKI
Berastagi, sesuai dengan teori yang ditawarkan oleh Merriam 1964:219-223 bahwa ke 10 sepuluh fungsi tersebut sangat relevan dengan Ibadah Pemuda
Pemudi GKI Berastagi yaitu pengungkapan emosional, penghayatan estetika, hiburan, komunikasi, reaksi jasmani, fungsi yang berkaitan dengan norma-norma
social, pengesahan lembaga sosial, kelestarian dan kesinambungan system religi dan budaya, pengintegrasian masyarakat, pendidikan.
Dalam penggunaannya, dibuthkan operator yang juga mengerti setiap lagu yang ada di kidung jemaat, pelengkap kidung jemaat, maupun nyanyikanlah
kidung baru. Hal ini dikarenakan dalam ibadah yang bersifat formal, sebuah kesalahan dalam iringan musik dapat merusak ibadah. Jadi setiap operator yang
bertugas harus juga latihan layaknya pemusik.
Universitas Sumatera Utara
66
5.2 Saran