46
melodi dan ritme dalam menyanyika menyenandungkannya dan yang kedua musik Gereja dilihat dari aspek liriknya. Dari segi melodi terjadinya hubungan
yang simbiotik mutualistis antara musik dan kondisi jiwa meskipun kondisi pendengar tetap lebih dominan dalam memberikan pengaruh. Yang kedua apabila
ditinjau dari aspek lirik atau syairnya, syair musik di GKI ini efektif untuk membangkitkan kesadaran akan kebesaran dan campur tangan Tuhan di dalam
kehidupan manusia. Di dalam syair ini emosi akan kehadiran Tuhan dalam hidup amatlah berkesan. Emosi kesedihan dapat terungkap ketika mengenangkan
penyaliban Yesus Kristus. Begitu juga kesedihan akan manusia yang selalu menjauhkan diri dari jalan Tuhan. Manusia selalu cenderung mengikuti bisikan
Setan Lucifer di dalam mengisi kehidupannya. Begitu juga dengan berbagai ekspresi emosi lainnya seperti bergembira ketika menyambut kebenaran ajaran
Kristen, bergembira ketika datangnya hari natal dan tahun baru Masehi, gembira ketika dianugerahi keturunan, dan lain-lain. Pengungkapan ekspresi emosi ini
terkandung baik di dalam melodi mapun syair musik-musik Gereja di GKI Berastagi.
3.4.2 Fungsi Penghayatan Estetika
Menurut Merriam, ada empat buah asumsi dalam mendefinisikan kata estetika. Keempat asumsi tersebut adalah:
a Estetika adalah suatu konsep yang digunakan dalam kebudayaan Barat
dan Timur untuk menyatakan sesuatu mengenai kesenian.
Universitas Sumatera Utara
47
b Konsep estetika dengn berbagai macam konsep pemikiran cenderung
lebih bersifat mengaburkan dan bukan memperjelas konsep-konsep pemikiran pokok yang dikandung oleh filsafat estetika.
c Dalam membahas estetika, biasanya hanya terpaku hanya pada satu
macam seni saja. Dengan demikian para pakar telah menegaskan perbedaan antara kesenian murni dan kesenian terapan, maupun antara
artis dan pengrajin. d
Tidak ada sesuatu benda atau kegiatan yang memiliki nilai estetika secara langsung. Maksudnya nilai estetika itu berasal dari si pencipta
atau si pengamat itu sendiri yang memberikan nilai estetika kepada benda atau kegiatan tersebut.
Setiap musik yang dimiliki masyarakat memiliki nilai-nilai estetis dan penilaian terhadap musik tersebut tergantung kepada anggota masyarakat itu
sendiri maupun masyarakat luar Merriam, 1964:223. Musik gereja tidak hanya sekedar diorganisasi hanya dalam hal
penampilan agar musik gereja yang dihasilkan dapat dikatakan bagus, indah, dan menarik. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengekspresikannya
dalam cerminan pada sikap iman kepada Kristus. Membantu memberi kesempurnaan penghayatan dalam ibadah melalui keutuhan, kekhidmatan dan
kesucian ibadah sehingga musik gereja bisa menyentuh batin tiap jemaat Kata estetika sendiri diturunkan dari akar kata Yunani aisthetikos, yang
berarti “mengamati dengan indra.” Kata estetika juga terkait dengan kata
Universitas Sumatera Utara
48
aesthesis , yang berarti “pengamatan”. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, estetika
adalah salah satu cabang sains yang mengkaji kesenian. Ilmu pengetahuan ini telah lama digeluti oleh para ilmuwan di dunia Barat dan dunia lainnya.Walaupun
dalam kajiannya estetika ingin mencapai tahapan generalisasi, dan akhirnya adalah mengkaji manusia pendukungnya, namun ada juga nilai-nilai parsial yang
terbatas oleh lingkup etnik, ras, atau bangsa.Keanekaragaman konsep estetika ini perlu dilihat dan diperhatikan untuk mengkaji bahwa manusia itu beragam namun
ada nilai-nilai universal dalam satu ragam.. Musik di dalam GKI Berastagi juga dapat dipandang sebagai ekspresi
estetika keindahan umat Kristen dalam mewujudkan Ibadahnya. Keindahan ini adalah sebagai sdalah satu faktor penting dalam Ibadah. Dengan menggunakan
keindahan, maka ajaran-ajaran Kristen terhayati dengan sekasama oleh setiap Jemaatnya.
3.4.3 Fungsi Hiburan