Kebijakan Ekonomi Politik Deng Xiaoping

Mao beranggapan butuh menggaet kekuatan modal namun sifatnya tunduk pada kekuasaan Partai Komunis Cina. Bagi Mao, pekerjaan politik haruslah bertalian erat dengan pekerjaan pekerjaan ekonomi, demikian halnya saat sistem sosial ekonomi mengalami perubahan yang fundamental, maka seluruh aspek pekerjaan politik harus bersinergis dengan sistem sosialis Cina. 74 Selain itu kekuataan militer juga harus terlibat dalam pekerjaan politik partai yang diperlukan saat melaksanakan perang rakyat. Yang tujuannya untuk menggalang kekuatan tentara merah, menggalang kekuatan tentara sahabat, menggalang persatuan rakyat, mencerai-beraikan tentara musuh dan menjamin kemenangan dalam pertempuran. 75 Salah satu pandangan Deng Xiaoping dalam menjalankan roda pemerintahan adalah melalui reformasi dan keterbukaan. Deng memimpin mulai Bagi Mao Zedong dan Partai Komunis Cina, revolusi sosialis adalah revolusi agraria dan pembangunan industri nasional yang sejatinya adalah pembebasan Cina dari sistem kapitalisme. Perjuangan Mao dan seluruh rakyat Cina pada masa revolusi telah membawa Cina kepada sistem ekonomi politik sosialis. Menegasikan sistem feodal pasca kepemimpinan Dinasti Qing dan menghancurkan sistem kapitalisme di era Chiang Kai Shek.

3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Deng Xiaoping

74 Anonim. Situasi Dewasa Ini dan Tugas Kita 25 Desember 1947 , Pilihan Karya Mao Zedong, Jilid IV Hal 194 75 Anonim. Kutipan Kata-Kata Mao Tjetung. Pusaka Bahasa Asing. Peking. 1972 Universitas Sumatera Utara akhir tahun 70-an dan mendatangkan perubahan dari seluruh aspek. Oleh karena itu ia disebut sebagai arsitek kepala reformasi dan keterbukaan Cina. Reformasi terhadap kebijakan dalam negeri Deng terutama termanifestasi dalam 2 aspek. Pertama, Ia menganggap harus mengakhiri keadaan Cina selama puluhan tahun lalu yang terus menerus mengadakan gerakan politik, sehingga pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan dengan normal. Harus berupaya memelihara stabilitas negara, untuk menciptakan iklim sosial yang diperlukan demi pembangunan ekonomi. Deng menekankan keharusan untuk dengan teguh tak tergoyahkan menjadikan pembangunan ekonomi sebagai inti pekerjaan partai berkuasa dan seluruh negara. Kedua, dengan setapak demi setapak mengubah cara pengelolaan negara terhadap pekerjaan ekonomi, yaitu dari semula yang sama sekali bersandar pada perencanaan dan pengontrolan pemerintah berubah menjadi mengakui peranan pengaturan penting pasar dalam operasi ekonomi. Sementara itu, Deng menekankan pula keharusan mendorong secara menyeluruh reformasi negara atas sistem-sistem iptek, pendidikan, kebudayaan dan kesehatan di atas dasar perkembangan ekonomi kapitalisme. Keadaan kapitalisasi ini kembali terjadi setelah sidang pleno III dari kongres Partai Komunis Cina yang diselenggarakan pada bulan Desember 1978, hasilnya menunjukan masuknya era reformasi Deng Xiaoping. Era ini lebih dikenal dengan era restorasi kapitalisme. Sejak tahun 1978 reformasi politik dan Universitas Sumatera Utara ekonomi ditandai dengan dikeluarkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk membongkar sistem ekonomi politik sosialis yang dibangun selama 30 tahun oleh pemerintahan Mao Zedong. Sejak saat itu juga segala proyek khusus yang dimulai oleh Deng bersifat kapitalis dan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar. Proyek dari para investor yang menjadi cara untuk mengembalikan Cina transisi dari sistem sosialis ke kapitalisme.Tentu saja seluruh program ini telah membangkitkan perlawanan dari klas buruh dan kaum tani yang selama 60 tahun hidup dalam sistem sosialisme. Salah satu kebijakan yang paling ditentang ketika itu adalah kebijakan reformasi perburuhan dan sistem sewa tanah dipedesaan. Dalam kebijakannya Deng mengembalikan sistem pengupahan bagi tenaga kerja yang bekerja. Di masa Mao, sistem upah dihapuskan, seluruh hasil kerja dari tenaga kerja dibagikan secara merata sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Bagi Deng, sistem pembagian hasil kerja adalah hak dari para kaum pemodal. Sebab jika menjalankan sistem Mao maka ini akan merugikan para investor. Artinya ini bertetangan dengan kebijakan Mao yang menghapuskan sistem upah bagi kaum buruh. Bagi kaum tani sistem kerja kolektifitas pertanian dihapuskan dan digantikan dengan sistem sewa tanah bagi satu keluarga. alhasil mengakibatkan sejumlah kaum tani meninggalkan pedesaan dan menjual tenaga mereka untuk bekerja di kota. Selain mereformasi perburuhan dan agraria, Deng juga melakukan reformasi ditatanan birokrasi dan membubarkan komune rakyat dipedesaan. Universitas Sumatera Utara Alhasil sistem ini telah menghapuskan tenaga kerja tetap bagi pegawai negeri. Langkah ekonomi reformasi Cina diikuti oleh pengembangan industri manufaktur untuk memperluas dan meningkatkan investasi yang berasal dari luar negeri. Dalam pandangan Deng, politik tidak harus menjadi panglima dan ekonomi bisa tidak mengikuti pandangan politik. Deng menyebutkan Cina di eranya masih menganut paham sosialisme secara politik, akan tetapi sosialisme dengan ciri khusus. Seperti diungkapkan Chen Yun seorang petinggi PKC pada tahun 1924 keterbukaan terhadap dunia luar dan dijalankannya politik yang lebih luwes yang berarti masuknya modal asing dan politik revisionis. Sehingga tidak heran jika secara ekonomi cina tidak lagi sosialis. Cina tidak memprioritaskan kepada sektor ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa intervensi pemerintahan. Cina membuka peluang penanaman modal asing untuk membawa Cina kepada perekonomian global. Kebijakan yang diambil adalah kebijakan pintu terbuka Kaifang Zhenzheb. Tujuanya untuk membuka, memperlancar dan memodrenisasi melalui pengembangan tehnologi dengan mengutamakan modal dari investor. Alhasil dalam waktu satu tahun Cina mampu meraup miliaran uang dalam bentuk investasi maupun pinjaman. Penekanan dalam program ini menerapkan tiga cara 76 76 Nanda Akbar. Transformasi Besar Cina , Dinamika Negara Dalam Kebangkitan Ekonomi. Jogja Media Utama. Yogya. 2011. Hal 32 : Universitas Sumatera Utara 1. Joint Venture: Ini merupakan sebuah ide bisnis untuk menjalin patungan antara negara kapitalisme dan negara sosialis. Sejak tahun 1979 telah terjadi dua ribu kesepakatan, sebagai contoh hubungan kerja sama antara perusahaan American Motor Coorporation dan Cina dalam memproduksi mobil jenis jeep dan mesinnya di Bejing. 2. Counter Trade: Cara lain untuk meningkatkan investasi asing dan alih tehnologi. Tehniknya adalah penundaan pembayaran peralatan sampai hasil pengolahan barang terjual. Dilakukan untuk menjaga devisi Cina. 3. Zona Ekonomi Khusus ZEK: adalah zona yang bebas dari pajak. Pada masa Deng, Cina menempatkan 4 pelabuhan sebagai ZEK. Tujuan dari dibuatnya zona ini adalah untuk mempermudah bagi investor untuk terhindar dari pajak. Selain itu dalam pengembangan aspek perdagangan Cina bergabung dengan organisasi perdagangan dunia atau biasa disebut World Trade Organization WTO pada tahun 1986, alhasil Cina menjalankan kebijakan ekonomi yang bersifat terbuka seperti menurunkan tarif import untuk berbagai produk baik industri maupun pertanian, memperbolehkan perusahaan luar negeri untuk memasarkan barang-barang secara langsung di Cina, membuka lebih luas bidang telekomunikasi dan keuangan bagi kompetitor luar. Pada tahun 1976, Deng memperkuat posisinya dengan menjalin hubungan kerja sama dengan negara barat. Pada tahun 1979 Amerika Serikat memberikan pengenalan diplomatik penuh kepada Cina dan menjalin kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara Amerika Serikat sebagai negara kiblat ekonomi kapitalis. 77 Jika kita melihat dari seluruh aspek kebijakan ekonomi politik Mao dan Deng, maka akan banyak perbedaan yang mendasar dalam menjalankan pemerintahan di Cina. Walaupun dalam satu aspek keduanya mengadopsi paham sosialis dalam sistem politik negara Cina. Akan tetapi dalam pelaksanaan sistem ekonominya Deng lebih kompromis jika dibandingkan dengan Mao. Dilain sisi Mulai sejak saat itu terjadi privatisasi pada perusahaan milik negara, perusahaan swasta diberi ruang untuk berkembang, investor asing diberi intensif tinggi, pasar saham diizinkan. Variabel umum yang menjadi pertimbangan adalah deng menafsirkan ajaran komunis adalah kepentingan ekonomi. Secara singkat kebijakan ini terlihat sebagai keberhasilan Deng dalam membangun ekonomi Cina. Deng membiarkan investasi masuk dengan lancar, perusahan swasta dibiarkan tumbuh pesat, alhasil Cina menjadi ekonomi pasar sosialis yang membangun sebuah sistem ekonomi dimana kepemilikan pribadi adalah arus utama. Akan tetapi jika kita telusuri secara politik kebijakan Deng ini sangatlah tidak sesuai dengan ajaran Marx yang memang anti terhadap investasi. Sehingga menjadi sebuah kondisi yang paradoks jika Deng menyebut Cina secara politik berpaham sosialis dan sistem ekonomi kapitalis.

3.3. Perbedaan Sistem Ekonomi Politik Mao Zedong Dengan Sistem Ekonomi Politik Deng Xiaoping