Mao lebih ideologis dibandingkan dengan Deng dalam melihat sosialisme sebagai hari depan Cina. Dari perbedaan ini, penulis akan mencoba untuk menganalisis
perbedaan sistem politik Cina dari kepemimpinan dua kepala pemerintah ini. Sehingga dalam pemaparan penulis dapat menyajikan faktor yang
melararbelakangi peralihan sistem ekonomi politik di Cina.
3.3.1. Pembangunan Politik Negara Cina
Di era Mao Zedong, pembangunan politik Cina begitu di prioritaskan. Hal ini didasari oleh pembangunan ideologi sosialisme bagi masyarakat Cina. Jauh
sebelum Cina menjalankan revolusi sosialnya, Mao Zedong bersama Partai Komunis Cina menjalankan program-program partai yang tujuannya
memperbesar front persatuan nasional. Front persatuan inilah yang berisikan barisan persatuan antara klas buruh, kaum tani, tentara rakyat, dan partai. Dalam
program-program partai komunis cina, seluruhnya berorientasi kepada meningkatkan pemahaman kader partai tentang tujuan dari menjalankan revolusi.
Selain itu propaganda juga dijalankan untuk tujuan memperbesar pengaruh partai. Pekerjaan politik di era Mao ini berbilang cukup berhasil dengan cepat.
Kondisi ini dipengaruhi oleh masyarakat Cina yang ketika itu dimiskinkan oleh perang melawan Jepang dan sistem feodal dinasti yang dianggap mulai usang
ketika itu. Inilah yang membangun watak nasionalis dan revolusioner bagi masyarakat Cina untuk keluar dari kemiskinan. Sebab, keadaan perang akan
mempercepat penyebaran gerakan pembebasan nasional.
Universitas Sumatera Utara
Pasca sudah besarnya front persatuan nasional. PKC bersama masyarakat Cina yang sudah sepakat dengan sistem sosialis menjalankanLong March pada
tahun 1934 dari Cina bagian tenggara sampai ke Cina Barat laut. Hal ini mendapatkan simpati yang besar dari masyarakat petani di pedesaan. Padahal saat
itu Cina masih dikuasai oleh kekuatanx Nasionalis Kuomintang pimpinan Chiang Kai Sek. Tetapi ketika terjadi perang Cina–Jepang pada tahun 1937,
kekuatan komunis dan nasionalis menjadi bersatu melawan Jepang. Pasca perang Cina-Jepang ini terjadi perebutan kekuasan antara kaum
komunis dan kaum nasionalis yang berakibat kaum Nasionalis nenyingkir ke kepulauan Taiwan. Partai Komunis Cina sebagai partai yang berkuasa pada tahun
1949 mendirikan Republik Rakyat Cina dan menjadikan Mao Zedong sebagai presidennya. Mao berhasil membangun kekuatan politik sosialis. Sebuah hasil
yang gilang gemilang bagi partai komunis Cina. Setelah berdirnya negara Republik Rakyat Cina dibawah kepemimipinan
PKC, segala aspek yang berhaluan individualis, liberalisasi dan kapitalitalisasi dihilangkan dari Cina. Pembangunan politik Mao tidaklah berhenti sampai disitu,
pasca revolusi Mao tetap menjalankan pembangungan politik sosialis dengan menjalankan kediktatoran proletariat. Esensi dari program ini adalah untuk
menghapuskan ide-ide kapitalis yang selama ini ditanamkan dalam sistem pemerintahan melalui program edukasi, propaganda, agitasi, dan program
ideologi.
Universitas Sumatera Utara
Seluruh program ini merupakan bagian dari skema mengikis sisa-sisa pikiran borjuasi masyarakat Cina. Suatu yang tidak terpisahkan untuk sistem
masyarakat tanpa klas yang dicita-citakan oleh Karl Marx. Perjuangan Mao dan PKC dalam melancarkan revolusi telah menarik simpatik masyarakat luas,
pekerjaan politik dan ideologi yang berkelanjutan telah bertalian erat dengan pembangunan kekuatan militer untuk bisa mengimbangi kekuatan tentara negara
musuh. Mao memandang doktrin militer yang integral dan secara eksplisit menghubungkan ideologi politiknya dengan strategi militer adalah sebuah hal
yang ikhwal. Dalam pemikiran Maois, kekuasaan politik berasal dari moncong
senapan, dan kaum buruh tani dapat dimobilisasi untuk melakukan perang rakyat dalam perjuangan bersenjata yang melibatkan perang gerilya. Tahap pertama
melibatkan mobilisasi dan pengorganisasian kaum buruh dan tani. Tahap kedua melibatkan pembangunan wilayah basis di pedesaan dan peningkatan koordinasi
di antara organisasi-organisasi gerilya. Tahap ketiga melibatkan transisi ke perang rakyat.
Berbeda halnya dengan pembangunan politik di eranya Deng Xiaoping, secara khusus program Deng Xiaoping tidak terlalu menekankan pada program
pembangunan politik. Bagi Deng pekerjaan politik tidaklah harus lebih diutamakan dari pada pekerjaan ekonomi. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub
bab diatas bahwa kedudukan Deng sebenarnya bersifat paradoks. Deng lebih dikenal dengan gerakan reformasinya. Deng memang tidak secara terang-terangan
Universitas Sumatera Utara
mengubah sistem politik Cina dari sosialis menjadi kapitalisme. Tetapi Deng mengubah sistem basisnya yaitu ekonomi.
Alasannya, perkembangan masyarakat akan ditentukan oleh bidang-bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis, sedangkan dua dimensi yaitu institusi
sosial dan bentuk-bentuk kesadaran sosial adalah bangunan atau suprastuktur. Ciri-ciri yang menentukan bentuk ekonomi adalah klas-klas sosial dalam
masyarakat. Artinya jika Deng menjalankan sistem ekonomi dan politik yang berbeda, sebenarnya Deng sedang menjalankan sistem kapitalisme. Cina boleh
saja mengatakan diri sebagai negara penganut paham sosialis di masa Deng secara politik. Tetapi bagi kaum Marxis Cina dimasa Deng hanyalah negara kapitalis.
Sikap dan pandangan Deng tentang penyatuan ideologi kapitalis dan sosialis tidaklah terlepas dari kedudukan Deng sebagai klas borjuasi. Menurut
teori Marx klas borjuasi akan lebih bimbang dalam menentukan sikap politiknya. Sebab klas ini memiliki modalkapital untuk mengubah taraf hidupnya. Begitu
halnya dengan Deng, Pasca kematian Mao dan runtuhnya Uni Soviet kedudukan ideologi sosialis mengalami gejolak penurunan drastis yang begitu besar dari
kalangan borjuasi ketika itu. Sebab ketika itu klas borjuasi adalah klas yang berkuasa dinegara dunia.
Alhasil, segala gerakan yang berhaluan sosialis dibeberapa negara dianggap sebagai gerakan yang haram dan terlarang. Dokrtrin negatif tentang
pembantaian masyarakat dan anti agama menjadikan gerakan sosialis dikerdilkan.
Universitas Sumatera Utara
Maka beberapa kalangan borjuasi mulai merevisi ajaran sosialis dengan menghilangkan esensi awalnya untuk menghapuskan sistem klas dalam
masyarakat. Deng ketika itu juga melakukan revisi pada ajaran Mao. Sistem yang selama 30 tahun dibangun oleh Mao digantikan dengan sistem sosialis ciri khusus
Cina oleh Deng. Deng adalah bentuk pemerintahan revisionis modern yang memoderatkan ajaran Marx. Tidak akan dapat terwujud sistem sosialis tanpa
sistem ekonomi yang sosialisme juga.
3.3.2. Kebijakan Ekonomi Politik Cina