8
BAB II LANDASAN TEORETIK DAN KERENGAKA BERPIKIR
A. Landasan Teoretik
1. Hakikat Prosa Fiksi
a. Pengertian Prosa Fiksi
Sebagai salah satu karya sastra, genre prosa merupakan yang sering dikaji di lingkungan akademik. Istilah prosa sebenarnya memiliki cakupan yang luas
tidak hanya tulisan yang bersifat seni yang digolongkan dalam karya sastra tapi juga mencakup berbagai bentuk karya tulis yang berbentuk kajian. Maka harus
diperjelas dengan menambahinya dengan istilah karya prosa fiksi. Dengan kata lain hal ini mengkhususkan pada bentuk karya yang imajiner dan estetis.
Kata “fiksi” atau fiction diturunkan dari bahasa Latin fictio, fictum yang berarti “ membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan”. Dengan demikian
dapatlah dianalogikan bahwa kata benda fiksi dalam bahasa Indonesia secara singkat “sesuatu yang dibentuk, sesuatu yang diciptakan, sesuatu yang dibuat,
sesuatu yang diimajinasikan” Henry Guntur Taringan, 1993: 120. Berdasarkan pengertian di atas simpulkan bahwa sesuatu yang ditulis berdasarkan imajinasi
penulis atau rekaan penulis sebagai ungkapan yang ada di dalam pikiran. Meskipun diciptakan atau direka oleh penulis bukan berarti karya fiksi
tidak mengandung kenyataan. Teeuw 1984: 258-249 menyatakan bahwa rekaan bukan lawan kenyataan, tapi membeberkan suatu kenyataan. Hubungan antara
kenyataan dan rekaan adalah hubungan dialetik atau bertetangga, mimies tidak mungkin tanpa kreasi, tetapi kreasi tidak mungkin tanpa mimieis.
Perbedaan utama antara fiksi dan nonfiksi terletak dalam tujuan dalam penulisanya. Maksud dan tujuan fiksi dan non fiksi adalah seperti sejarah,
biografi, cerita-berita dan cerita perjalanan, adalah menciptakan kembali segala sesuatu yang terjadi secara aktual dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa:
1. Narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka beginilah harus terjadi.
7
9
2. Narasi fiksi mulai dengan mengatakan: Seandainya semua ini fakta, maka beginilah yang akan terjadi
Dapat juga dikatakan bahwa fiksi bersifat relitas, sedangkan nonfiksi bersifat aktualitas Henry Guntur Taringan, 1993: 121-122
Karya prosa fiksi menurut Herman J. Waluyo 2006: 1 dibagi menjadi tiga, yakni roman, novel dan cerita pendek cerpen. Ketiga genre sastra tersebut
sebenarnya tidak jauh berbeda ketiganya hanya terpaut pada perbedaan panjang pendeknya cerita dan kedalam cerita. Namun ketiganya memiliki persamaan
tentang unsur pembangunnya. Novel dan cerita pendek juga dengan roman sering dicoba bedakan orang, walaupun tentu saja hal itu bersifat teoritis Burhan
Nurgiyantoro, 2005: 9.
b. Pengertian Novel