9
2. Narasi fiksi mulai dengan mengatakan: Seandainya semua ini fakta, maka beginilah yang akan terjadi
Dapat juga dikatakan bahwa fiksi bersifat relitas, sedangkan nonfiksi bersifat aktualitas Henry Guntur Taringan, 1993: 121-122
Karya prosa fiksi menurut Herman J. Waluyo 2006: 1 dibagi menjadi tiga, yakni roman, novel dan cerita pendek cerpen. Ketiga genre sastra tersebut
sebenarnya tidak jauh berbeda ketiganya hanya terpaut pada perbedaan panjang pendeknya cerita dan kedalam cerita. Namun ketiganya memiliki persamaan
tentang unsur pembangunnya. Novel dan cerita pendek juga dengan roman sering dicoba bedakan orang, walaupun tentu saja hal itu bersifat teoritis Burhan
Nurgiyantoro, 2005: 9.
b. Pengertian Novel
Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 9 menyatakan bahwa kata “novel” berasal dari bahasa Itali novella yang dalam bahasa Jerman: novelle.
Secara harafiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil. Hal ini juga senada dengan pernyataan Herman J. Waluyo 2006: 3 secara etimologis kata “novel”
berasal dari kata “novelus” yang berarti baru. Hal ini didasari karena novel merupakan genre sastra prosa fiksi yang muncul setelah roman dan cerpen.
Goldman mendefinisikan novel sebagai cerita tentang yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh hero yang problematik dalam
sebuah dunia yang juga terdegradasi dalam Faruk , 1994: 29. Hal senada juga dijelaskan Attar Semi 1993: 2 yang menyatakan bahwa novel mengungkapkan
suatu konsentrasi pada suatu saat tegangan dan pemusatan kehidupan yang tegas. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek kehidupan manusia
yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Selanjutnya, Henry Guntur Taringan 1984:164 juga mengatakan bahwa novel adalah suatu cerita dengan
alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif.
Simpulan yang dapat diambil dari beberapa teori di atas bahwa novel merupakan karya prosa fiksi yang mengisahkan sebagian kehidupan manusia yang
10
dianggap penting dalam beberapa episode kehidupan manusia dan di dalamnya terjadi perubahan kehidupan pelaku.
b.Ciri-ciri novel
Seperti yang disimpulkan di atas bahwa novel merupakan karya sastra yang kompleks. Kekompleksan novel dapat dilihat dari ciri-ciri novel. Menurut
Burhan Nurgiyanto 2005: 12-13 novel dapat dilihat ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Plot
Sehubungan adanya ketidakterikatan pada panjang cerita yang memberi kebebasan kepada pengarangnya, umumnya memimilki lebih dari satu plot:
terdiri satu plot utama dan sub-sub plot. Plot utama berisi inti persoalan yang diceritakan sepanjang karya itu, sedangkan sub-subplot adalah berupa
munculnya konflik-konflik
tambahan yang
bersifat menopang,
mempertegas, dan mengidentensifkan konflik utama untuk sampai ke klimaks.
2. Tema Novel juga menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu tema tambahan dan
satu tema tambahan. Hal ini sejalan dengan adanya plot utama dan sub-subplot diatas yang menampilkan satu konflik utama dan konflik-konflik pendukung
tambahan. 3. Penokohan
Penggambaran dan jumlah tokoh novel memiliki kedetailan dan lebih banyak tokoh.
4. Latar Novel dapat melukiskan keadaan latar secara rinci sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas, konret dan pasti
c.Fungsi Novel